Kamis, 29 Maret 2018

[FF] MARRY AN IDOL (8)



Delapan
Hyuna menelungkupkan kepalanya diatas kemudi mobil pribadi miliknya, masih terbayang jelas raut wajah JunHyung yang menatapnya lekat penuh amarah. Masih terlukis jelas punggung JunHyung yang pergi meninggalkannya. Ia bahkan tak sempat menjelaskan kenapa ia melakukan semua hal tersebut, seberapa besar kepeduliannya pada JunHyung, dan demi siapa ia melakukan ini semua. Ia begitu kecewa pada JunHyung, bukankah sebelum kemunculan Jo selama ini hanya dirinya yang ada di samping JunHyung dan hanya dirinyalah yang setia menunggu dan menemani JunHyung. Tak bisakah JunHyung melihat bagaimana usaha Hyuna dalam mendapatkannya. Sorot mata Hyuna menampakkan kekecewaan akan sosok JunHyung serta kebencian terhadap sosok Jo yang dianggap telah mengambil JunHyung dari dirinya. Bagi Hyuna, jika Hyuna tak bisa memiliki JunHyung maka tak ada wanita manapun yang dapat memilikinya pula.
###
Setelah meninggalkan Hyuna sendirian, JunHyung berlari perlahan menyusuri jalanan sekitar apartemennya. JunHyung sedang mencari sosok Jo yang pergi meninggalkannya. “eoddiya...” gumam JunHyung seraya mencoba untuk menghubungi Jo beruang kali, namun sayang telfon genggam Jo dalam keadaan off. Ia terlihat begitu khawatir menyusuri lorong-lorong jalanan tersebut. Bagaimana ia bisa tenang ketika ia melihat Jo berjalan sendirian meninggalkannya dengan mata berkaca-kaca dalam keadaan yang telah larut malam ini. JunHyung memegang kedua kepalanya, ia berpikir kemana Jo pergi ?, apakah Jo pergi ke rumah temannya ?, ataukah ia pulang ke tempat ayahnya?.
JunHyung mendesah berat, langkahnya panik menyusuri jalan setapak. Ia melewati taman kompleks itu, namun tak juga dijumpainya sosok Jo. Ia melewati beberapa cafe di kompleks itu, namun tak juga ditemuinya sosok Jo. Langkahnya terhenti di salah satu mini market di kompleks apartemennya. Matanya menangkap sosok gadis yang sedang dicarinya tersebut, dilihatnya Jo sedang menyedu mie instan seraya duduk di balik kaca mini merket tersebut. JunHyungpun segera mempercepat langkahnya menuju tempat Jo.
Jo tak menyadari kehadiran JunHyung yang mendekat ke arahnya. Ia hanya fokus pada mie cup instan yang sedang disedunya. Kekecewaanya pada JunHyung membuatnya sangat lapar dan berakhir terdampar di tempat ini bersama dengan se-cup mie instan dan sekaleng minuman soda. Ia menyedu mie nya lahap ditengah isak tangisnya. JunHyung tersenyum melihat ke arah Jo. Ia tak lantas menghampiri ke samping Jo, ia terlebih dulu berjalan ke arah mesin pendingin dan mengambil satu kaleng minuman bersoda untuk dirinya sendiri. Samar-samar ia dapat mendengar isak tangis Jo disela-sela bunyi seduhan mie instannya. Ia bahkan tak dapat menahan senyumnya, bukan karena ia senang melihat Jo sedang terluka, tapi hanya saja saat ini Jo terlihat sangat menggemaskan di mata JunHyung. Ia seperti sedang melihat gadis kecil berusia 5 tahun yang sedang menangis sambil memakan makanannya. JunHyungpun mendekati Jo perlahan.
“kuah mie instanmu akan penuh kalau kau terus menangis..” ujar JunHyung tiba-tiba seraya duduk disebelah Jo.
Sontak Jo terkejut dengan kehadiran JunHyung yang tiba-tiba sudah duduk didekatnya sambil membuka minuman kalengnya dan meminumnya perlahan. Jo berhenti memakan mie-nya dan menatap JunHyung tajam seraya membersihkan air matanya yang masih mengalir di kedua sisi pipinya, tanpa memberikan respon pada sapaan JunHyung, ia kembali melahap mie instannya.
“Mianhe..” ujar JunHyung kemudian.
“mwoga..?” tanya Jo pelan.
“Hyuna.. , kau pasti kecewa dengan ucapannya. Bagaimanapun ini kesalahanku karena membiarkan semuanya terjadi“ jawab JunHyung, “dan juga.. maaf sudah membentakmu tadi.. mianhee..” lanjut JunHyung seraya tersenyum ke arah Jo.
Jo hanya terdiam dan JunHyung pun terdiam. Beberapa saat keheningan menyelimuti keduanya.
“kau sudah selesei makan kan..? jib-e kajja..” ajak JunHyung kemudian.
JunHyung dan Jo berjalan beriringan menyusuri jalanan setapak sekitar apartemennya. JunHyung menatap Jo ragu-ragu. “No jeongmal gwenchana ?” tanya nya kemudian.
Jo hanya mengangguk pelan menjawab pertanyaan JunHyung. JunHyung kembali diam. Jo pun masih terdiam. Kecanggungan terasa mengikat antara keduanya. “chogi.. “ Jo mencoba untuk memecah suasana,
“oh..” JunHyung tersentak mendengar suara Jo. Ia tersenyum menanggapi suara Jo yang terdengar pelan, “waeyo..?” tanyanya kemudian pada Jo.
“Mianhee Oppa..” ujar Jo pelan, “aku tahu tak seharusnya aku marah padamu tadi.. skandalmu dengan Hyuna pasti sudah membuatmu kerepotan.. harusnya aku bisa mengerti kondisimu.. mianhee..” jelas Jo panjang lebar setelah perasaannya membaik, “aku juga tahu.. bahwa niat Hyuna eonni baik, ia hanya ingin karirmu baik-baik saja, ia ingin album kalian berdua sukses .. aku sedikit dapat memahaminya.. hanya saja...” Jo menghentikan ucapannya, ia juga menghentikan langkahnya, kemudian menatap JunHyung yang juga turut menghentikan langkahnya. JunHyung menunggu Jo untuk melanjutkan apa yang ingin ia sampaikan. Namun kemudian Jo hanya tersenyum dan kembali melangkah.
“hanya saja apa..?” tanya JunHyung penasaran
“anniya.. lupakan.. pokoknya aku minta maaf .. aku terlalu kekanak-kanakan” jawab Jo sambil tersenyum.
JunHyung menyadari bahwa Jo belum dapat menyampaikan semua keluh kesah yang dirasanya, Jo masih membangun sekat antara dirinya dan JunHyung. Namun JunHyung tak ingin memaksa Jo untuk mengatakannya sekarang. Yang terpenting sekarang adalah membiarkan Jo untuk mendinginkan pikirannya. “Anniya.. aku terbawa emosi tadi.. maaf sudah membentakmu, dan maaf juga tentang Hyuna..” jawab JunHyung pada Jo, kali ini JunHyung terdengar ringan dalam menyampaikan isi hatinya.
“kau tidak perlu meminta maaf untuk Hyuna, oppa... aku akan memastikan bahwa ia meminta maaf sendiri padaku” jawab Jo yang juga semakin ringan terdengar.
“tapi.. kenapa kau membawa payung itu..?” tanya JunHyung kemudian sambil menunjuk payung yang ada digenggaman Jo. Ia menyadari bahwa Jo membawa payung di genggamannya dari tadi. Sebenarnya JunHyung melihat bahwa payung itu diberikan oleh sosok pemuda yang mengantar Jo tadi. Namun JunHyung tak ingin menanyakan tentang sosok pemuda itu, karenanya ia hanya menanyakan tentang payung yang di bawa Jo.
“ah.. ini.. dari profesorku” jawab Jo singkat.
“ah.. tadi profesormu..?” tanya JunHyung, “tapi dia terlihat masih sangat muda..” gumam JunHyung pelan.
“iyah.. dia profesor yang memperkerjakanku..” jawab Jo lagi yang kemudian mulai menceritakan tentang dirinya dan profesor KyuHyun, “dia meemang masih sangat muda, apa kau tidak tahu oppa..?? dia sangat terkenal dalam bidang Hukum, dia bisa mencapai gelar profesornya diusianya yang sangat muda. Aku sangat menghormatinya, dan dia menjadikanku asistennya” tutur Jo panjang lebar.
JunHyung hanya mengangguk-angguk mendengar penuturan Jo. Ia tak tahu bahwa Jo dapat seterbuka ini terhadap dirinya. JunHyung baru menyadari bahwa bersama Jo ia hanya cukup bertanya dan menjawab secara jujur, maka Jo pun akan menjawab dan bertanya secara jujur. “tapi, kenapa ia memberimu payung ..?” tanya JunHyung tak dapat menahan rasa penasarannya.
“ah.. sebenarnya ini payungku.. “ Jo tersenyum kecil dan mengingat pertemuannya dengan Prof.KyuHyun, “sebelum dia menjadi profesor di kampusku, dia adalah orang yang sanagt terkenal di London, kau tahu oppa ?, dia hanya datang ke Korea untuk beberapa acara seminar, aku pernah bertemu dengannya di acara seminar kampus, karena waktu itu hujan aku memberikan payungku. Aku tidak tahu kalau ia akan kembali Korea dan menjadi profesorku, ia bahkan mengingatku dan mengembalikan payung ini..daebaknida .. nhe oppa..?” Jo mengakhiri ceritanya dengan meminta persetujuan dari JunHyung.
“ah.. yhe..” JunHyung mencoba mengiyakan pendapat Jo dengan senyum paksaanya. Mungkin Jo tidak menyadarinya namun mendengar cerita Jo, JunHyung langsung menyadari bahwa profesor tersebut menyukai Jo, JunHyung menyadari bahwa tujuan Profesor tersebut kembali ke Korea adalah untuk Jo. Walaupun Jo sudah menjadi miliknya, namun JunHyung tak dapat menjamin milik siapa hati Jo. 
###
Seperti skandal yang sudah-sudah, JunHyung hanya bungkam saat melewati kerumunan reporter yang sudah menunggu kedatanganya di halaman gedung agensi Highlight. Setelah berhasil sampai di ruang produksi, JunHyung melempar blazzernya ke sofa seraya menghela nafas berat.
“apa Jo baik-baik saja..?” tanya Dojoon yang sudah terlebih dulu sampai di ruang produksi.
“untuk sekarang baik-baik saja..” jawab JunHyung pelan, ia kembali duduk di kursi produksi dan mulai mengerjakan projek untuk album selanjutnya.
“tenang saja.. sebentar lagi suasana akan membaik kembali..” ujar Doojon mencoba untuk menenangkan JunHyung. Ia menepuk pundak JunHyung pelan seraya meninggalkan JunHyung untuk melanjutkan projectnya.
“Dojoon-a..” JunHyung memanggil DoJoon pelan menghentikan langkah Dojoon yang sudah berada di ambang pintu keluar
“ho..” Dojoon menjawab panggilan JunHyung
“Hyuna menemui Jo..” ucap JunHyung.
DoJoon terdiam sejenak, ia langsung memahami keadaan yang sedang dihadapi oleh JunHyung. Bukan hanya media yang menjadi persoalan sekarang, tapi juga Hyuna. Dojoon merupakan anggota ex-Beast yang paling mengerti sifat keras kepala Hyuna. Ia tahu betul bagaimana Hyuna ketika menyelesaikan sebuah masalah. Hyuna adalah orang yang tidak akan membiarkan sesuatu yang diinginkannya dimiliki oleh orang lain. Ia akan melakukan segala macam cara untuk mendapatkan keinginannya, ketika ia tak mendapatkan apa yang diinginkannya ia akan mencoba untuk menyingkirkannya. Kali ini bukan JunHyung yang ingin disakitinya, Hyuna ingin menyakiti Jo.
“Arasso.. aku akan menanganinya..” Dojoon merespon JunHyung pelan. JunHyung tahu bahwa hanya DoJoon yang bisa membuat Hyuna berhenti. Walaupun begitu, kali ini suara Dojoon terlihat sedikit ragu. DoJoon sendiri tak yakin kali ini apakah ia dapat menghentikan Hyuna. Namun ia akan tetap mencoba untuk membantu JunHyung.
“Gomawoo..” ujar JunHyung sedikit tenang.
###
Hyuna duduk sendiri di salah satu cafe yang ada di Gangnam. Ia mengenakan kacamata hitam besar dengan syal tebal membungkus lehernya, ia sengaja menaikkan syalnya agar menutupi sebagian wajahnya. Tentu saja idol seperti dia akan membuat keributan saat identitasnya dikenali. Ia melambaikan tangannya pada sosok pemuda yang kemudian mendekat ke arahnya. Pemuda itu duduk tepat di hadapan Hyuna.
“waeyoo..? tidak seperti biasanya kau mengajakku bertemu..” tanya pemuda itu yang tak lain adalah Kyung Hoo, salah satu wartawan terkenal di dunia entertain Korea. dia bekerja di salah satu media massa cetak dan online yang ada di Korea Selatan. Tulisannya seringkali menjadi trending topic karena mampu mengungkap skandal yang terjadi dikalangan selebrita Korea.
KyungHoo pernah memenangkan penghargaan sebagai Best Reporter di salah satu ajang Jurnalis bergengsi di Korea. Ia juga merupakan teman dekat dari Hyuna dan Dojoon yang sebelumnya berada di satu agensi yang sama. Walaupun sekarang Dojoon telah berpindah agensi, namun ketiganya masih sering bertemu untuk sekedar menghabiskan waktu dengan makan bersama atau hanya minum bersama. Kali ini hanya Hyuna yang memanggilnya untuk bertemu, disiang hari, dan ditempat umum. Ini artinya ada sesuatu besar yang akan ia dapatkan informasinya dari Hyuna. Insting jurnalisnya mengatakan bahwa sesuatu ini ada hubungannya dengan DoJoon, karenanya Hyuna ingin menemuinya tanpa adanya DoJoon.
 “yogi...” jawab Hyuna singkat seraya menyerahkan sebuah amplop coklat pada KyungHo.
“apa ini..?” tanya Kyung Ho kemudian
“Oppa.. pastikan kau menulis berita yang menarik..” ujar Hyuna, “aku langsung pergi oppa..” lanjut Hyuna seraya beranjak pergi.
“yaaaaa.. kau mau pergi begitu saja...?” tanya KyunHo protes
“tentu saja, aku masih ada jadwal pemotretan..” jawab Hyuna dan kemudian melangkah pergi meninggalkan KyungHo yang masih menatap tajam ke arah amplop yang diberikan Hyuna padanya.
Ia membuka perlahan amplop itu serambi menunggu minuman yang ia pesan tiba. Ia terbelalak melihat foto salah satu member Highlight dengan seorang gadis asing yang bukan dari kalangan selebrita. Ia membalik-balik beberapa dokumen yang disertakan dalam amplop tersebut. Terdapat biodata sang gadis dan beberapa keterangan lainnya. “daebak..” gumamnya seraya mengembalikan dokumen-dokumen yang dibukanya kedalam amplop.
###
Malam itu semua member Highlight sedang berlatih koreo yang mereka gunakan pada album Calling You. Setelah MV mereka rilis hari ini, tentu saja mereka harus bersiap untuk live lagu baru mereka di beberapa acara musik. Koreo yang digunakan dalam Movie Video tentu sedikit berbeda dengan korea yang digunakan saat live nantinya. Karenanya malam ini mereka berlima berlatih dengan serius agar tak terjadi kesalahan saat di panggung. Beberapa back dancer juga turut menemani proses latihan mereka. Memang dalam beberapa lagu belakangan, Highlight selalu menggunakan back dancer untuk mempertajam gerakan mereka di panggung. Setelah 4 kali mereka mengulang koreo untuk ‘calling you’ akhirnya mereka memutuskan untuk break sejenak. Dojoon mengeluarkan ponselnya dari dalam tas. Matanya terbelalak melihat pesan masuk yang ada di ponselnya.
“JunHyung-a..” panggil DoJoon panik
“waeyo...?” tanya Kikwang yang menyadari kepanikan diwajah DoJoon.
JunHyung mendekat ke arah DoJoon. Ia mengambil ponsel DoJoon dan membaca pesan masuk di ponsel DoJoon yang rupanya dari KyungHo.
“DoJoon-a, aku bertemu Hyuna siang tadi, dia memberiku satu berita yang sangat menarik. Aku hanya memberitahumu karena kita teman baik.” – sender KyungHo
“sial..” ujar JunHyung membaca pesan KyungHo. Tentu saja JunHyung mengenal KyungHo. Walaupun dirinya tidak begitu dekat dengan KyungHo, namun ia mengerti apa yang dimaksud oleh KyungHo. JunHyung segera mengambil tasnya dan bergegas pergi meninggalkan agensinya menuju apartemen untuk menemui Jo.
Seperginya JunHyung, DoJoon mencoba untuk menghubungi KyungHo namun tak ada jawaban. DoJoon tahu betul bahwa KyungHo adalah seorang wartawan yang profesional, ia sangat membedakan urusan persahabatan dengan pekerjaan. Ia tidak memandang siapa objek dari beritanya, jika berita itu menjual ia pasti akan merilis artikelnya. Itulah KyungHo, bagaimanapun DoJoon mencegahnya, KyungHo pasti akan menerbitkan artikel antara JunHyung dengan Jo. KyungHo juga pasti akan mencari tahu semua tentang Jo. Sekali ia mendapat umpan tentang berita besar, ia akan menggalinya hingga keujung paling dasar. Tak jarang ia menyakiti pihak-pihak yang tak bersalah karena beritanya. Sudah sering DoJoon mencoba untuk memberitahunya, namun itulah KyungHo yang DoJoon kenal. Ia adalah maniak reputasi. DoJoon geram dengan sikap Hyuna yang langsung menemui KyungHo dan tentunya memberitahu KyungHo tentang JunHyung dan Jo.
“kalian lanjutkan saja latihan tanpa aku dan JunHyung,” ujar DoJoon seraya mengepaki barangnya
“kau mau kemana Hyung..?” tanya Dongwoon
Yoseob menepuk pundak Dongwoon pelan. “kau hati-hatilah..” ujar Yoseob pada DoJoon yang dibalas dengan anggukan dari DoJoon. Yoseob mengerti situasi yang sedang terjadi saat itu. Ia memilih untuk diam dan membiarkan DoJoon dan JunHyung menyelesaikan masalah yang terjadi.
###
DoJoon berlari di koridor Cube Entertaiment agensi dari Hyuna. Ia mencari Hyuna di setiap ruang latihan dan akhirnya menemukan sosok Hyuna sedang berlatih koreo di salah satu ruang dance practice. DoJoon membuka pintu ruang latihan tersebut secara kasar.
“apa yang kau lakukan..?” teriak DoJoon pada Hyuna yang langsung menghentikan latihannya. Ia melihat ke arah DoJoon. Ia seolah tak kaget dengan kedatangan DoJoon. Ia sudah bisa memperkirakan datangnya DoJoon atau JunHyung padanya. Sebenarnya ia mengaharapkan kedatangan JunHyung agar ia dapat menumpahkan kemarahannya di depan JunHyung secara langsung. Agar ia dapat menunjukkan pada JunHyung apa yang bisa ia lakukan ketika ada orang yang menghalangi jalannya. Namun DoJoon datang mewakili amarah JunHyung.
“cepat.. cepat hubungi KyungHo.. suruh dia berhenti..” ujar DoJoon seraya mencengkram kedua pundak Hyuna.
Hyuna menatap DoJoon tajam dan melepaskan cengkraman DoJoon, “kau tahu bagaimana KyungHo Oppa.. ia tidak akan berhenti” jawab Hyuna seraya mengambil botol mineral di pinggir ruangan. Ia duduk pelan serambi meminum minumannya.
“kenapa kau melakukannya.., kau tahu JunHyung tak pernah melakukan hal rendah seperti ini padamu.. “ DoJoon mengrenyitkan dahinya pada Hyuna
“dia menyakiti harga diriku oppa..” jawab Hyuna pelan.
“Hyuna-ya.. belum terlambat. KyungHo... KyungHo sangat menyukaimu.. jika kau meminta baik-baik ia akan mengabulkan permohonanmu..” DoJoon mulai memelankan suaranya. Ia tak dapat menghadapi kerasnya Hyuna dengan kekerasan juga. DoJoon mengenal Hyuna, pada dasarnya ia adalah gadis yang baik. Ia hanya butuh seseorang untuk  memahaminya. “aku mengerti kau terluka karena JunHyung, tapi kau akan semakin terluka nantinya..” lanjut DoJoon meyakinkan Hyuna
Hyuna hanya terdiam, ia menunduk dan mulai meneteskan air matanya. “tapi aku akan tetap terluka oppa.. aku akan tetap terluka tanpa JunHyung oppa terluka sekalipun..” desis Hyuna disela isak tangisnya.
DoJoon mendekat kearah Hyuna dan mendekapnya pelan. “Hyuna ya.. ada aku.. kau tidak sendiri.. berhentilah jebal.... “ mohon DoJoon sekali lagi.
Hyuna mendorong DoJoon kasar, ia mengelap air matanya, menajamkan pendangannya, ia bangkit dari duduknya dan membawa barang-barangnya. “anniya oppa.. jika aku tak dapat memilikinya maka tak ada seorangpun yang dapat memilikinya..” Hyuna meninggalkan DoJoon seorang diri di ruang latihan tersebut. Tatapan Hyuna pada DoJoon membuatnya takut, ini kedua kalinya Hyuna memperlihatkan tatapan itu setelah kepergian ayahnya yang meninggalkan ibunya dulu. DoJoon menyadari bahwa untuk sekarang, Hyuna tak dapat dihentikan. Dan KyungHo juga... “aaahhh..” DoJoon mengacak rambutnya geram.
###
“Jo ya....~” JunHyung memanggil Jo yang sedang mengerjakan tugasnya di ruang tengah rumah.
“ah kau sudah pulang oppa.. kau bilang akan pulang pagi.??” Tanya Jo menyambut kedatangan JunHyung.
“kajja...” ajak JunHyung kemudian.
“eoddi ?” tanya Jo yang kebingungan melihat tingkah JunHyung.
“ayo kita ke rumah nenek..”
“jigeum..?”
“Ho..” jawab JunHyung singkat seraya menuju ruang ganti untuk mengemasi beberapa barangnya, Jo mengikuti langkah cepat JunHyung. Ia masih tidak mengerti dengan tingkah JunHyung namun ia memutuskan untuk diam dan mengikuti perintah JunHyung. Ia mengemasi beberapa barangnya dan mengikuti JunHyung menuju mobilnya untuk berangkat ke rumah neneknya.
JunHyung mempercepat kecepatan laju mobilnya. Pandangannya menatap tajam ke arah jalanan yang mulai sepi menginjak pukul tengah malam. Jo masih memutuskan untuk  tetap diam dan tidak menanyakan apa yang sedang terjadi pada JunHyung. 2 jam perjalanan akhirnya mobil JunHyung memasuki area Daegu. Sebentar lagi mereka sampai di tempat tujuan.
“oppa waeyo..?” tanya Jo pelan saat mobil JunHyung telah memasuki area rumah nenek
“aku akan menjelaskannya besok..” jawab JunHyung diikuti senyuman kecilnya. Meskipun ia tidak mengatakan pada Jo, namun Jo paham betul bahwa sesuatu yang besar sedang terjadi. Ia belum pernah melihat JunHyung sepanik dan secemas ini. Bahkan saat JunHyung disuruh untuk menikah dengan Jo dengan resiko karirnya terancam, ia tak terlihat segelisah dan sepanik ini.
Jo dan JunHyung kini telah sampai di halaman rumah nenek. Rumah sudah terlihat sepi, tentu nenek sudah tertidur pulas. Jo dan JunHyung memutuskan untuk tidak membangunkan nenek. Jo menuju ke kamar yang biasa ia gunakan untuk tidur saat berada di rumah nenek JunHyung. Sedangkan JunHyung memilih untuk menghabiskan malamnya di dalam mobilnya. Jo mencoba meyakinkan JunHyung untuk ikut masuk, ia bisa menggunakan kamar kedua orang tuanya yang tengah kosong. Namun JunHyung bersikeras untuk menghabiskan malamnya didalam mobil. Jo tak dapat berkata apa-apa selain menuruti keinginan JunHyung.
###
Pagi itu, Jo terbangun dari tidurnya saat nenek sudah terbangun dan berjalan meregangkan ototnya di depan rumah. Ia bahkan tak menyadari kehadiran Jo. Betapa terkejutnya nenek saat dilihatnya Jo keluar dari dalam rumahnya.
“kau disini..?” tanya nenek terkejut
“ah.. mianheyoo halmeoni.. aku sampai disini tengah malam.. aku tak enak membangunkanmu.. “ jawab Jo sopan
“JunHyung ..?” tanya nenek menanyakan keberadaan JunHyung
“yogi..” ucapan Jo terhenti saat tidak didapatinya mobil JunHyung terparkir di halaman rumah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar