Empat
Pagi
itu JunHyung dan Jo mengucapkan salam perpisahan pada nenek dan juga ayah Jo.
Sudah waktunya JunHyung dan Jo kembali ke Seoul untuk melanjutkan aktivitasnya.
Orang tua JunHyung juga harus kembali kerumah mereka di Seoul. Untuk pertama
kalinya Jo memeluk erat ayahnya dan mengucapkan ucapan perpisahan yang manis.
Nenek berpesan pada mereka agar mereka sering mengunjungi desa bahkan setelah
sampai di Seoul. Jo merasakan kehangatan keluarga bersama dengan keluarga
JunHyung. Ayahnya yang dingin kini mulai menghangat dari waktu ke waktu. Jo
berharap akan kebahagiaan ayahnya. Ia tak ingin ayahnya berlarut-larut dalam
kesedihan karena kepergian ibunya yang sudah memakan banyak tahun.
Jo
menaiki mobil JunHyung, sedangkan kedua orang tua JunHyung membawa mobil mereka sendiri.
sudah sejak debut JunHyung memutuskan untuk tinggal di rumah yang terpisah dari
orang tuanya. Dia membeli sebuah rumah disalah satu apartemen di Seoul yang tak
jauh dari studionya bersama Highlight. Kebanyakan idol melakukan hal yang
demikian, tak hanya idol, bahkan kebanyakan remaja korea ketika sudah beranjak dewasa
cenderung memilih untuk hidup di rumah sendiri yang terpisah dari kedua orang
tua mereka. Hanya saja karena biaya kuliah ,Jo tak dapat membeli sebuah rumah sendiri di
Seoul, dia hanya dapat menyewa satu kamar kos dengan biaya yang ia dapat kerja
sampingannya sebagi asisten profesornya di kampus. Memang dengan pindah ke
rumah JunHyung ia dapat menghemat pengeluarannya. Uang hasil menjadi asisten
dapat ia simpan untuk keperluan lainnya.
Menjadi
istri JunHyung yang seorang idol tidak menjadikan Jo lupa diri. Ia menganggap
ia tak harus bergantung pada JunHyung. Karena dari awal pernikahan ini diperuntukkan
untuk memenuhi keinginan nenek JunHyung, jadi Jo tidak akan meminta atau
mengandalkan pemasukan dari JunHyung. Berbeda dengan JunHyung, berada disamping
Jo serta menjanganya bagi JunHyung adalah tanggung jawabnya sekarang. Bahkan
untuk masalah materi bagi JunHyung miliknya sekarang adalah juga untuk Jo.
Perbedaan pendapat tersebut tak serta merta diungkapkan secara terus terang
oleh keduanya. Keduanya tetap menjaga jarak layaknya pasangan yang belum
terikat yang diharuskan untuk tinggal bersama. JunHyung sendiri tidak akan
memaksa apapun dari Jo. Jo pun tidak akan memaksa apapun dari JunHyung.
Keduanya memiliki pikiran yang sama yakni untuk saling menjaga privasi satu
sama lain.
Sesampainya
di Seoul, mobil JunHyung berhenti tepat di depan rumah kos Jo.
“tunggu
disini aku akan mengemasi barang-barangku” ujar Jo seraya turun dari mobil.
JunHyung mengambil jaketnya di kursi belakang mobil, mengenakan kacamata hitam
miliknya serta topi berwarna putih. Ia menutup sebagian mukanya dengan syal yang
sengaja ia bawa dan turun dari mobil mengikuti langkah Jo.
“waeyo..?”
tanya Jo kaget saat mengetahui JunHyung ikut turun bersamanya.
“akan
lebih cepat jika dua orang yang mengemasinya..” ujar JunHyung seraya
mempersilahkan Jo kembali berjalan terlebih dulu didepannya.
Jo
mengepaki beberapa bajunya dalam koper, dan JunHyung mengepaki tumpukan bukunya
dalam 2 kardus besar.
“waaahhh..
bukumu lebih banyak dari pada baju-bajumu.. “ ujar JunHyung seraya mengepaki
buku-buku Jo.
“sangat
berbeda dengan idol sepertimu kan..” cibir Jo.
JunHyung
hanya mengangkat pojok bibir kananya merespon cibiran Jo. Tak banyak barang Jo
yang harus dikemasi, sehingga tak membutuhkan waktu lama untuk mengangkutnya
masuk ke dalam bagasi mobil JunHyung. Beberapa barang sengaja di taruh kursi
belakang mobil JunHyung karena bagasi mobilnya sudah terisi penuh.
Jo
pun berpamitan dengan Ibu kosnya sementara JunHyung menunggunya di dalam mobil.
“ya
hati-hati Jo.. kapan-kapan berkunjunglah kemari..” ujar Ibu Kos Jopada Jo.
“tapi, siapa dia ??? namjachingu ??” tanya Ibu Kos seraya menunjuk ke arah
JunHyung yang berada di dalam mobil.
“ah..
anniya....” jawab Jo seraya tersenyum dan kemudian menjabat tangan ibu Kos
sebagai tanda perpisahan mereka.
###
JunHyung
dan Jo telah sampai di apartemen JunHyung. JunHyung membuka pintu rumahnya.
JunHyung juga sengaja memberitahu kode rumahnya pada Jo. Jo hanya mengangguk
paham. Jo memasuki rumah JunHyung,
“waaahhhhhhhh...”
ucap Jo terkagum-kagum, “ ini benar-benar rumahmu oppa.. ?” tanya Jo masih tak
percaya, “ waaahhhhhh .. kau benar-benar seorang idol rupanya..” lanjut Jo
seraya melihat kesana-kemari rumah JunHyung. JunHyung hanya tersenyum kecil
melihat tingkah Jo yang menurutnya cukup menarik.
“Cuma
ada satu kamar tidur, dan satu kamar untuk pakaianmu... “ ujar Jo pelan.
“hah
..?” JunHyung tak paham maksud Jo.
Jo
mengangguk-anggukan kepalanya berpikir. Ia melihat ke arah sofa besar yang
berada di depan televisi JunHyung. “kau bisa membagi kamar gantimu denganku kan
?? aku akan menaruh pakaianku dan buku-bukuku di kamar gantimu. Dan aku bisa
tidur di sofa ini.. ini cukup besar untuk tidur.. “ ucap Jo kemudian.
JunHyung
mendengar penjelasan Jo dan mengerti maksud Jo, Jo tak ingin berbagi satu
kamarnya.
“kau
bisa pakai kamarku.. aku akan tidur di sofa ini..” ujar JunHyung kemudian.
“anniya..
ini rumahmu, lagi pula pekerjaanmu lebih berat dari aku.. dan aku rasa di sofa
ini lebih membuatku nyaman.. “ ujar Jo.
“tapi
hanya ada satu kamar mandi didalam kamarku..” balas JunHyung.
“arasso..
aku sudah melihatnya tadi,, gwenchana.. tentu saja aku akan memakai kamar mandi
di kamarmu dengan nyaman.. “ kata Jo seraya tersenyum pada JunHyung, “ jangan
khawatir.. aku akan menganggap ini sebagai rumahku sendiri, aku akan membuat
diriku nyaman disini..” lanjut Jo meyakinkan.
JunHyung
hanya menganggukan kepalanya tanda mengerti. Entah mengapa keanehan yang
ditunjukan Jo terlihat sangat lucu di matanya.
“tapi
oppa...” Jo menegaskan pada JunHyung, “ ketika aku belajar.. aku harap kau
tidak menggangguku seperti memutar musik keras-keras..” ujar Jo pada JunHyung,
nadanya sedikit memohon agar JunHyung mengabulkan permintaanya.
“arasso...”
jawab JunHyung cepat.
###
Malam
itu seperti biasa Jo berkutat dengan tugasnya di sofa ruang tengah JunHyung
yang juga sekaligus ruang tamu di rumah JunHyung. Hal seperti ini sering di
jumpai di Korea, terutama di apartemen-apartemen yang ada di Korea bahwa ruang
tengah merupakan ruang keluarga dan juga merupakan ruang tamu jika ada yang
berkunjung. Jo mematikan semua lampu apartemen JunHyung, ia hanya menggunakan
satu lampu belajar di meja depan Sofa besar di ruang tengah JunHyung. Terdapat
satu buah televisi besar yang juga berada tepat didepan sofa tersebut. jam
dinding menunjukkan pukul 12:30 tengah malam, namun Jo masih mengerjakan beberapa
tugasnya. JunHyung sudah tertidur pulas di dalam kamarnya. Suasana cukup hening
dalam apartemen JunHyung.
Malam
berlalu cukup cepat, walaupun Jo tertidur cukup malam bahkan bisa dibilang
sudah menunjukkan waktu pagi, namun Jo juga terbangun cukup cepat. Segera ia
menuju ke kamar mandi yang ada di kamar JunHyung untuk membersihkan dirinya.
“EOMMAYAAAA....”teriak
Jo kaget melihat JunHyung yang hanya mengenakan celana pendeknya, selimut yang
ia kenakan juga sudah tergeletak di lantai. JunHyung yang cukup sensitif dengan
suarapun terbangun.
“OH
OH OH YAAAAA .....” begitu ia membuka mata karena suara Jo, JunHyung juga
berteriak kaget melihat sosok Jo yang juga sedang kaget melihatnya. JunHyung
melihat dirinya dan segera menarik selimutnya yang terjatuh di lantai.
“yaaa...
oppaa.. apa kau selalu tidur seperti ini....” ujar Jor seraya menutup wajahnya
dengan kedua telapak tangannya dan berjalan pelan menuju kamar mandi yang
berada di pojok kamar JunHyung.
“yaa
yaaa yaaa.. bagaimana bisa kau masuk begitu saja...” balas JunHyung berteriak pada
Jo yang sudah masuk ke dalam kamar mandi.
JunHyung
segera bangun dan mengambil kaos dari dalam lemarinya, ia segara memakai kaos
lengan panjang berwarna putih polos bersama dengan headcraft untuk menjaga
poninya agar tak jatuh menutup dahinya. JunHyungpun segera keluar kamar dan
melihat ke arah jam dinding yang ada diruang tengah,
“aigooo..
masih pukul 6:30 pagi.. kenapa dia bersiap sepagi ini..” batin JunHyung, ia pun
berjalan kearah dapur dan mengambil 4 helai roti dan sebungkus selai coklat..
ia masukkan roti tersebut dalam pemanggang roti, sambil menunggu roti tersebut
terbakar JunHyung menuangkan susu putih ke dalam 2 gelas. “waahhh aku tidak
terbiasa menyiapkan sarapan untuk 2 orang..” batin JunHyung seraya tersenyum
kecil.
Jo
keluar dari kamar mandi dan langsung menuju ruang ganti. Hari ini seperti biasa
ia mengenakan pakaian casual yang sederhana namun manis. Jo mengenakan kemeja
lengan panjang berwarna biru langit yang dipadukan dengan celana jeans, ia
sengaja memasukkan bagian depan kemejanya kedalam celana dan membiarkan bagian
belakang kemeja. Jo menguraikan rambut pendek sebahunya dengan poni tipis
menutup dahinya. Ia buru-buru keluar dari kamar ganti dan mengepaki
buku-bukunya yang berantakan di ruang tengah sedangkan JunHyung sudah
menyiapkan sepotong roti bakar untuk Jo.
“makanlah
terlebih dulu..” ujar JunHyung melihat Jo yang terlihat terburu-buru.
“aaah..
aku tidak ada waktu.. “ balas Jo seraya merapikan tas punggungnya, Jo sekilas
melihat ke arah JunHyung yang telah menyiapkan sarapan untuknya. Bagaimana bisa
ia mengabaikan hal tersebut. Jo pun melangkah cepat ke arah JunHyung dan
menyambar sepotong roti yang sudah disiapkan JunHyung, “aku akan memakannya
dijalan.. gomawo oppa..” ujar Jo tersenyum pada JunHyung seraya melangkah
cepat, memasukkan sepotong roti tersebut kedalam mulutnya, mengenakan sneaker
putihnya dan kemudian bergegas menuju halte agar tidak ketinggalan bus pagi ke
kampusnya.
Selepas
kepergian Jo, JunHyung memegang dada kirinya dengan tangan kanannya. Melihat
senyum Jo pagi itu, ia merasakan jantungnya berdetak lebih kencang dari
biasanya. “ ada apa denganku...?” gumam JunHyung pada dirinya.
###
JunHyung
baru menginjakkan kaki di studio musik agensinya namun member yang lain yang
lain sudah berhamburan menyambutnya.
“Hyuuungggg..
“ teriak Kikwang kegirangan..
“bagaimana
liburanmu ?” tanya Yoseob kemudian. JunHyung hanya menghela nafas seraya duduk
di sofa studionya diikuti dengan member Highlight yang lainnya.
“wwaaahhh..
apa kau tahu Hyung sejak kau pergi Hyuna Noona tak pernah kesini.. ia memilih
latihan di agensinya..” ujar Dongwoon bersemangat.
“bagaimana
keadaanmu.. ? semua baik-baik saja kan..” Dojoon bertanya pada JunHyung. Diluar
dugaan para member JunHyung malah tersenyum sendiri mendengar pertanyaan
seputar liburannya..
“mwo..
gwenchana..” gumam JunHyung seraya tersenyum memainkan kedua telapak kakinya.
Semua
mata memandang JunHyung neh, tidak biasanya JunHyung seperti ini.
“Hyuung..
waeyo..?” tanya Kikwang menggoda
“pasti
ada sesuatu yang membuatmu senang kan... “ tebak Yoseob. Lagi-lagi JunHyung
hanya tertawa seorang diri.
“aaahhh
waeyoo..?” Dongwoon tidak tahan dan berteriak pada JunHyung.
“aku
sudah menikah..” jawab JunHyung singkat.
“oh..”
gumam yang lainnya, 5 detik berlalu setelah gumaman tersebut semua mata member
Highlight terbelalak melihat JunHyung “MWOOOOO..” semua member secara bersamaan
berteriak kaget kearah JunHyung..
“aigoooo..
ah waeyoo..” kata JunHyung seraya memegang dadanya karena kaget.
“aiiisshhhh..
jangan bercanda..” ujar Dojoon pada JunHyung.
“Jinjjaya..”
balas JunHyung santai sambil tersenyum-senyum.
“jinjjaroo..?”
tanya Yoseob dengan pupil membesr karena penasaran. Member yang lain juga ikut
menatap JunHyung ragu..
“aaaahhhh
Jinjjaya...” teriak JunHyung tidak tahan dengan tatapan ragu para member.
“Igo..igo..igo..igo..” lanjut JunHyung seraya mengeluarkan smartphonenya dan
menunjukkan foto pernikahannya yang dikirim oleh ayahnya atas permintaan
JunHyung.
Semua
member berkumpul melihat foto pernikahan JunHyung. JunHyung menyandarkan
punggungnya di sofa seraya bersiul dan tersenyum kecil. Sedangkan para member
masih dalam tahap mental shock
melihat foto pernikahan JunHyung. 2 menit berlalu namun member Highlight masih
memperhatikan foto JunHyung dan Jo seraya bergumam masing-masing membenarkan
ucapan JunHyung. JunHyung yang tidak tahan melihat respon member Highlight
segera mengambil smartphonenya dan menaruhnya kembali ke dalam saku celananya.
“aaiiiiisshhhh”
para member berujar kecewa.
“tapi
Hyung.. kau benar-benar sudah menikah.. jjinjja jjinjja..?” tanya Dongwoon lagi
“benar..
aku masih belum percaya.. “ tambah Kikwang
“kenapa
tidak memberitahu kami sebelumnya..” sahut Yoseob.
“yaa..
chinguya.. uri saranghanda chingu.. ada apa sebenarnya..” tanya Dojoon
menambahkan.
JunHyung
menghela nafas dan panjang, dan kemudian perlahan menceritakan yang sebenarnya
pada para member, “ aku tak bisa menyembunyikan ini dari kalian, karenanya aku
menceritakan ini pada kalian.. “ kalimat terakhir JunHyung mengakhiri cerita
panjang JunHyung. Suasana menjadi hening sejenak. Dojoon menepuk pundak
JunHyung pelan.
“Hyuunggg..”
Kikwang memeluk erat lengan JunHyung.
“aaah
waegere..??? ini bukan cerita sedih.. kenapa kalian seperti ini... hanya tetap
jaga ini sebagai rahasia.. “ ujar JunHyung merespon teman-temannya.
“arasso..”
jawab Yoseob diikuti dengan anggukan Dojoon dan yang lainnya, “tapi..
JunHyung-a.. kau bilang namanya tadi siapa..?” tanya Yoseob kemudian.
“Jo..
panggil saja Jo..” jawab JunHyung sambil tersenyum manis.
“dia
cukup manis..” balas Yoseob menggoda JunHyung.
“benar..
benar.. dia sangat manis..dan terlihat ceria..” sahut Dongwoon seraya
mengeluarkan dua jempolnya untuk JunHyung
“arasso..”
jawab JunHyung sombong
“eeiihhhh..
kau menyukai pernikahanmu kan..” goda Dojoon lagi
Jadilah
acara pertemuan pertama setelah liburan JunHyung tersebut diisi dengan godaan
dan candaan pada JunHyung.
“jadi..
apa kami boleh bertemu dengan Jo..??? ayo kita buat pesat di rumahmu..” usul
Kikwang.
“anniyaa..
dia sibuk belajar..” jawab JunHyung singkat.
“aahhhh..
benar juga,..” sahut Kikwang, “padahal kami ingin mengenalnya..” lanjut Kikwang
kecewa.
“nanti
kalau sudah saatnya pasti akan aku kenalkan pada kalian..” balas JunHyung
###
Mendekati
tengah malam JunHyung baru sampai di rumahnya. Apartemennya sudah terlihat
gelap dari balik jendela. Seperti biasa hal pertama yang dilakukan JunHyung
ketika sampai di rumahnya adalah menuju kulkas untuk meneguk sebotol air minum.
“aigooo..”
JunHyung mendesah kaget melihat sosok Jo berselimut putih tengah tertidur di
sofa besar depan televisi ruang tengah. “aahhhh...” JunHyung kembali teringat
bahwa dia tak lagi sendirian. Ia tak langsung menuju kamar tidurnya melainkan
mendekati sosok Jo yang tengah tertidur pulas. Ia duduk berjongkok dengan
tangan melipat diatas lututnya, tepat berbanding lurus didepan wajah Jo yang
tertidur. Diamatinya lekuk wajah Jo dibawah keremangan cahaya malam. Suasana
gelap tak menghalangi JunHyung dalam menghafalkan liku garis muka Jo yang tertidur.
JunHyung tersenyum kecil.
“yeppo...”
ujar JunHyung pelan. Masih diamati lekat-lekat bagaimana poni tipisnya
bergoyang ringan karena nafas ringan JunHyung, dahinya yang cukup lebar membuat
JunHyung semakin tersenyum melihatnya, kelopak mata gandanya yang terpejam,
bulu matanya yang biasa-biasa saja, hidungnya yang tak terlalu mancung,
bibirnya menebal saat tertidur dan menipis saat tersenyum, dagunya yang tak
runcing, dan kedua pipinya yang sedang-sedang saja. kesederhanaan dan
kekurangan wajah Jo terlihat indah di mata JunHyung. JunHyung kembali memegang
dada kirinya. “apa yang kau lakukan
padaku..?” gumam JunHyung pelan pada Jo.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar