Senin, 26 Maret 2018

Korean Popular Culture di Indonesia




Siapa yang belum pernah mendengar tentang K-POP (Korean Pop) ?? tentu saja semua orang pasti sudah pernah mendengar dan bahkan mengenal K-POP. Dewasa ini K-POP sedang menjadi sorotan dan pembicaraan hangat di rana masyarakat. Trend K-POP marak khusunya di kalangan remaja. Dapat kita lihat betapa banyak remaja yang menggandrungi K-POP tersebut.
Lagu-lagu Korea sudah terasa lumrah dimulut para penggemar K-POP atau biasa disebut dengan K-POPers. Bukan hanya lagu-lagunya yang mereka sukai dari K-POP, tapi juga wajah-wajah sang penyanyipun menjadi hal yang menarik perhatian bagi para K-POPers. Sebagian besar para penggemar menyatakan bahwa hal pertama yang membuat mereka menyukai K-POP adalah dari visual para penyanyi maupun para aktor Korea yang bisa dibilang berwajah “flower boy” atau lelaki cantik. Kini, wajah-wajah seperti itulah yang menjadi ukuran wajah yang sempurna. Bagi para K-POPers wanita, mereka akan cenderung beralih tipe pria idaman menjadi seperti para aktor atau penyanyi korea. Sedangkan bagi para K-POPers pria, mereka akan merubah pandangan tipe ideal mereka menjadi seperti para aktris ataupun penyanyi wanita Korea.
Bukan hanya itu, gaya berpakaian hingga model rambut para aktor maupun penyanyi korea menjadi trend masa kini dikalangan remaja Indonesia yang menyebut diri mereka sebagai K-POPers. Dapat dijumpai banyak remaja Indonesia yang meniru gaya para penyanyi korea tersebut mulai dari rambut, gaya pakaian, cara berjalan, hingga dance yang dibawakan oleh para boyband atau girlband Korea-pun lancar mereka tirukan.
Melalui dunia entertain tersebut, secara tidak langsung Korea Selatan mampu membawa budaya populer Korea masuk dalam kehidupan masyarakat Indonesia masa kini. Tayangan-tayangan asal Korea Selatan di beberapa stasiun televisi menjadi program unggulan yang dinantikan tak hanya bagi para reaja namun juga dikalangan dewasa. Semua usia secara addict menikmati tayangan Korea seperti serial/drama Korea yang ditayangkan hampir setiap hari. Bukan hanya itu, jika menilik pada perangkat pribadi seperti laptop yang dimiliki oleh para remaja masa kini, bisa dipastikan bahwa didalamnya dipenuhi dengan file-file yang berbau Korea, baik drama, music video, maupun reality /variety show Korea. Dampaknya terlihat jelas dengan bermunculan banyaknya Korean street food atau rumah makan berbau ala-ala Korea yang marak dicari oleh masyarakat umum. Hal-hal yang bersifat khas Korea ditampilkan secara apik melalui tayangan drama maupun tayangan musik Korea sehingga membuat para penonton terbawa dalam kehidupan sehari-hari. Tak jarang kita menjumpai beberapa remaja maupun dewasa yang bahkan menirukan bahsa dan cara berbicara orang Korea yang mereka dapatkan melalui tayangan drama ataupun tayangan musik.
Budaya Korea dengan mudahnya membuat sebagian besar masyarakat indonesia menjadi pecandu berat dari K-POP. Saya sempat melakukan beberapa wawancara dengan remaja yang gandrung akan musik K-POP ?, Mereka menjawab bahwa para penyanyi Korea  memiliki kualitas baik dari segi suara maupun tarian, hal ini menurut mereka disebabkan oleh sistem debut yang ada di Korea Selatan, para penyanyi maupun aktor korea sebelum dapt debut, mereka mendapatkan training atau pelatihan yang biasanya memakan waktu tahunan. Pelatihan itu benar-benar membutuhkan tenaga keras karena para calon atkor maupun penyanyi dituntut untuk terus berlatih dari hari ke hari. Dan itulah yang membuat mereka benar-benar siap berdiri di depan layar kaca dan memberikan yang terbaik untuk para penonton dan penggemar mereka.
Bagi para K-POPers sendiri mendengarkan dan melihat video korea merupakan obat ampuh untuk menghilangkan rasa lelah dan pikiran yang kacau. Berawal dari budaya Korea tersebutlah para K-POPers juga mendapatkan ilmu baru, mereka mengaku mulai mempelajari bahasa korea dan tulisan korea (hangeul) dengan cepat. Mereka juga mengaku mendapatkan kemudahan saat mempelajarinya karena rasa suka dan rasa tertarik yang muncul dalam diri mereka terhadap Korea itu sendiri. Ya, dalam hal memperluas pengetahuan memang merupakan efek positif dari K-POP. Namun, rasa fanatik yang berlebihan itulah yang terkadang membawa perselesihan antara para penggemar Korea dengan para Anti-Korea, karena tentunya tak semua lapisan masyarakat menerima datangnya pengaruh Korea di Indonesia, terdapat pula yang menolak atau bahkan mengaku anti dengan Korea. Namun kembali lagi, ini adalah persoalan pilihan masing-masing, sebagai makhluk sosial tentunya kita harus saling menghargai pilihan tiap masing-masing individu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar