Dua
“Halmeoniii..
nae gandaa...” Jo sampai didepan pintu kamar nenek dan memanggil nenek
JunHyung. Jo membuka pintu kamar nenek pelan... “Ah Eommmaaaa...” Jo berteriak
kaget melihat pemandangan didepannya. Jarum jam berputar nyaring ditelinga Jo,
ia melihat sekelilingnya tak percaya.
“Jo
yaa... kau sudah disini rupanya.. masuk sinii....” ujar nenek JunHyung sambil
tersenyum. Jo masih membeku di tempatnya berdiri. Ia tak percaya melihat sosok
JunHyung duduk didepannya bersama kedua orang tuanya. Bahkan Jo tak dapat
menutup mulutnya karena terkejut.
“sini
Jo.. duduk sini...” Ujar Ibu JunHyung sambil mengajak Jo duduk didekatnya.
“Aaaahh..
nheee..” Jo tersadar dari kebekuannya dan dengan terbata-bata menjawab ajakan
Ibu JunHyung. Ia berjalan ragu dan perlahan mendekat kearah ibu JunHyung.
“Sini...”
Ibu JunHyung menarik tangan Jo dan menyuruhnya duduk disebelahnya. “Sudah lama
sekali ya.. bagaimana kabarmu..?” tanya Ibu JunHyung pada Jo
“Aaah,,
nhee,, aahh,, yheee,,, naneunn.. aah.. aku baik-baik saja.. Bibi dan paman
bagaimana kabarnya ?” masih sedikit shock Jo menjawab pertanyaan Ibu JunHyung.
“kami
baik-baik saja.. kau sudah besar ya. tambah cantiikk.. kau terlihat mirip
dengan ibumu” jawab Ayah JunHyung sambil tersenyum.
“aahh..
yhee.. kamsa hamnida..” jawab Jo sambil membungkukkan kepalanya pada paman dan
bibinya. “ah.. halmeoniii... jaljjinasseo ? nenek membuatku sangat khawatir”
Lanjut Jo bertanya pada nenek JunHyung yang hanya tersenyum melihat Jo
“kalau
aku tidak menyuruh ayahmu untuk menghubungimu.. kau tak akan menengokku..” Ujar
nenek JunHyung sambil tertawa ringan. “uhuuk uhuuk uhuuk” tawa nenek JunHyun
diakhiri dengan suara batuknya yang semakin parah..
“ya...
halmeonii jangan tertawa dulu.. istirahatlah.. jeballl joomm..” ujar Jo
khawatir mendengar suara batuk sang nenek. Jo permisi kepada ibu JunHyung untuk
bergeser tempat duduk disebelah tempat tidur nenek JunHyung. Ibu JunHyung
mengiyahkan permintaan Jo.
Jo
memegang erat tangan nenek. Sesekali ia mengalihkan pandangannya pada sosok
JunHyung yang hanya duduk mematung melihat dan mendengar obrolan Neneknya
bersama Jo dan kedua orangtuanya. Jo merasa ada yang berbeda dengan JunHyun
yang dikenalnya 16 tahun lalu. Jo tahu bahwa JunHyung merupakan tipe yang
pemalu. Namun tak hanya pemalu kali ini Jo merasakan aura dingin JunHyung.
“mungkin karena dia telah menjadi idol” batin Jo. JunHyung merasa ada yang
memperhatikannya, ia mengalihkan pandangannya ke arah Jo. Menyadari hal
tersebut Jo segera mengalihkan pandangannya dari JunHyung. JunHyung merasa
pernah bertemu dengan Jo sebelumnya tapi ia tidak ingat dimana, “mungkin karena
aku terlalu sering bertemu fans..” batin JunHyung yang mencoba mengingat sosok
Jo didepannya.
Pintu
kamar nenek tergeser perlahan. Ayah Jo melangkah masuk.
“Appa...”
Jo kaget dengan kehadiran ayahnya di kamar nenek.
“ya..
~ kau duduklah sini...” ujar ayah JunHyung pada ayah Jo. Ayah Jo tersenyum dan
duduk tepat disebelah sahabatnya tersebut.
JunHyung
terperangah mendengar Jo memanggil ahjussi tersebut dengan sebutan “ayah”.
“Appa.......Ahjussi
ga neyeoja appa?” tanya JunHyung sontak. Jo sedikit terkejut dengan pertanyaan
JunHyung. Bagaimana bisa JunHyung bahkan
melupakan bahwa Jo adalah anak ayahnya yakni sahabat dari ayah JunHyung.
“Waaahhhhh”
desah Jo pelan diikuti gaya khasnya meniup poni tipisnya.
“kalau
begitu.. kau Hee Joo.. Park Hee Joo ??.. gadis kecil itu...” ujar JunHyung
masih tak percaya..
“benar..
dia Park Hee Joo .. tapi kami lebih sering memanggilnya Jo.. kau dulu juga
memanggilnya Jo.. kau lupa..??” sahut Ibu JunHyung sambil tertawa ringan
diikuti tawa para tetua lainnya.
“tentu
saja dia lupa.. itu sudah lama sekali.. sudah 16 tahun yang lalu..” sahut ayah
Jo.
“Waaahh...
kau sudah tumbuh besar rupanya.. aigooo...” Ujar JunHyung diikuti senyum
khasnya ketika sudah benar-benar dapat mengingat sosok Jo.
Jo
terkejut melihat senyum JunHyung untuknya. Jo kira JunHyung akan benar-benar
berubah menjadi sosok yang dingin padanya. Namun nyatanya setelah JunHyung
berhasil mengingat Jo teman masa kecilnya ia kembali menjadi JunHyung yang
ramah, “waaahhh.. kau sudah melupakanku sejak menjadi idol oppa.. “ jawab Jo
diikuti dengan tawa ringan seisi kamar nenek.
“kalian
sudah tumbuh dewasa.. cucu cucu nenek.. “ ujar nenek kemudia setelah tawa kami
sudah cukup reda.. “nenek ingin kalian meluangkan waktu untuk nenek satu minggu
ini.. nenek ingin menghabiskan waktu bersama kalian.. “ nenek akhirnya
mengucapkan permohonannya.
“arasso..
aku bisa mengosongkan schedule selama satu minggu kedepan” jawab JunHyung
diikuti dengn anggukan dari kedua orang tuanya.. “apa yang tidak bisa aku
lakukan untuk nenek.., lagi pula aku juga ingin berlibur walau Cuma seminggu..”
lanjut JunHyung seraya mendekat ke tempat tidur nenek dan menggenggam tangan
kiri nenek. Jo yang dari tadi menggenggam tangan kanan nenek memandang lekat
JunHyung yang ada didepannya. Nenek tersenyum mendengar jawaban cepat dari
JunHyung. Nenek kemudian memandang kearah Jo yang belum menjawab.
“Arasso
Halmeoni.. aku juga akan disini menemanimu.. tapi besok pagi aku harus ke
seoul. Aku ada ujian hari terakhir.. setelah itu aku akan langsung kembali
kesini..” jawab Jo lembut diikuti senyum manisnya.
“Ujian..?”
tanya JunHyung bingung
“dia
sedang menempuh kuliahnya di Seoul National University JunHyung-a... fakultas
hukum..” jawab Ibu JunHyung
“bagaimana
bibi bisa tahu ?” tanya Jo penasaran
“aku
dan ayah junhyung sering kesini mengunjungi nenek JunHyung dan juga mengunjungi
ayahmu.. ayahmu sering bercerita tentang kamuuu...ia sangat bangga kepadamu”
jawab Bibi Jo diikuti senyum lembutnya. Sontak Jo melihat kearah ayahnya yang
hanya tertunduk malu. Jo tersenyum kecil pada ayahnya, melihat senyum Jo, sang
ayah juga membalas senyum tersebut dengan penuh kasih sayang. Tak disangka Jo
bahwa jarak pembatas antara ia dan ayahnya hari ini terasa hangat.
“wwaahhhhh
daebaakkkkk... aigoooo.. kau sudah tumbuh dewasa” Canda JungHyung seraya
mengoyak rambut Jo pelan. Jo terperangah dengan tingkah JunHyung. Ia seperti
melihat sosok JunHyung 16 tahun yang lalu, yang hangat dan penuh kasih sayang.
Namun Jo cepat-cepat menyadarkan pikirannya. Bagi Jo, JunHyung yang sekarang
adalah seorang Idol, Jo tidak boleh menganggapnya sebagai sosok oppa 16 tahu
lalu.
Seisi
kamar nenek JunHyung masih tertawa dan bercanda membahas banyak hal tentang
nenek, tentang orang tua JungHyung, ayah Jo, Jo, dan JunHyung. Obrolan ringan
yang hangat itu berlanjut hingga malam tiba.
###
Malam
terasa begitu dingin di rumah nenek, hawa pegunungan sangat berbeda dengan
Seoul kota. Langit malam juga nampak lebih luas, bahkan bintang pun terlihat
lebih terang. Terdengar suara jejak kaki hewan-hewan persawahan yang sedang
kelur sarang mencari makan di ladang para petani desa. Suara serangga malam
pedesaan juga menjadi latar syahdu yang mengiringi malam Jo. Karena tak sempat
membawa baju ganti akhirnya malam itu Jo menggunakan baju mendiang Ibunya yang
sudah terlihat tua. Jam malam menunjukkan pukul 12:30, namun Jo belum bisa
terlelap. Ia masih memikirkan tentang bahan ujiannya besok yang tertinggal di
kamar kosnya. Signal internet juga tak terlalu berjalan lancar di area
pedesaan. Dan akhirnya Jo pun pasrah dengan ujiannya besok. Ia berniat untuk
kembali ke Seoul lebih awal agar dapat terlebih dulu singgah di kosnya dan
mengambil keperluan untuk menginap seminggu kedepan di rumah nenek JunHyung,
serta yang terpenting ia dapat membuka singkat bahan ajar untuk ujiannya.
Karena
tak dapat juga terlelap akhirnya Jo memutuskan untuk keluar mencari udara
segar. Jo duduk di teras rumah nenek JunHyung, memandang hamparan di depannya,
memandang langit malam, dan mendengarkan kolaborasi alunan suara alam. Udara
malam itu bagi Jo terasa cukup segar. Sudah lama Jo tak menghirup udara sesegar
malam ini.
“Kau
belum tidur ..?” Suara JunHyung dari belakang mengagetkan lamunan Jo.
“aaaah....
aku tidak bisa tidur.. kau ??” Jo balik bertanya pada JunHyung.
“aku
tidak mudah tidur di tempat baru” jawab JunHyung seraya duduk di sebelah Jo.
“ini
kan bukan temoat baru untukmu, kau besar disini.. “ Jawab Jo mencibir JunHyung.
“itu
sudah lama sekali..” sahut JunHyung seraya tersenyum kecil.
Jo
hanya tersenyum mendengar jawaban JunHyung. Untuk beberapa saat keduanya
terdiam, hanya ada suara hembusan angin dan suara hewan malam. Keduanya terbuai
dalam lamunan masing-masing.
“waaahhh..
sudah 16 tahun yang lalu.. sudah lama sekalii.. aku belum menyapamu secara
benar tadi... “ JunHyung memulai pembicaraan, JunHyung menoleh ke arah Jo,
menyodorkan tangan kananya seraya berkata, “Annyeong Hee Joo”.. sambil
tersenyum manis ke arah Jo.
Jo
terdiam melihat lekat ke arah JunHyung, kemudian melihat ke arah tangan
JunHyung, Jo tersenyum kecil menyambut uluran tangan JunHyung, Jo pun menangkap
tangan kanan JunHyung dengan tangan kanannya seraya menjawab, “Annyeong..
Oppa..” .
Keduanya
saling tersenyum, kemudian melepakan jabatan tangan mereka.
“kau
sudah tumbuh besar HeeJoo.. waaah.. fakultas hukum ??? kau luar biasa..” ujar
JunHyung kembali memulai pembicaraan.
“panggil
saja aku Jo. Semua orang memanggilku Jo. “ jawab Jo seraya tersenyum, “kau juga
sudah menjadi orang hebat oppa.. kau seorang idol, tidak ada yang tidak
mengenalmu.. JunHyung dari Highlight.. Chukkae.. mimpimu menjadi penyanyi waktu
kecil terwujud.” Lanjut Jo seraya tersenyum memandang langit.
JunHyung
memandang lekat kearah Jo, “kenapa kau tak menemuiku ..?” tanya JunHyung datar
“aku
menemuimu.. tahun 2011 waktu fansight Beautiful Night bersama Beast. Aku
menemuimu sebagai fans tapi kau tak mengingatku.. “ jawab Jo, kemudian
mengalihkan pandangannya ke JunHyung yang juga sedang memndanginya, dan
melanjutkan kata-katanya, “aku adalah Beauty oppa.. “ lanjutnya seraya
tersenyum lebar ke arah JunHyung. (ps:
Beauty adalah sebutan fandom dari Beast).
Tak
hanya angin malam yang menyibak hati JunHyung, tawa yang terlukis di wajah Jo
juga mengalir pelan memasuki sela-sela hati dan pikirannya.
“sudah
malam oppa.. aku mau tidur dulu.. aku harus berangkat dini hari besok” pamit Jo
pada JunHyung, Jo pun bangkit dari duduknya dan kemudian melangkah kembali ke
rumah.
Setelah
kepergian Jo, JunHyung memegang dada sebelah kirinya seraya bertanya pelan pada
dirinya sendiri “ada apa dengan aku ?? kenapa ini berdetak sangat cepat...??”
###
Ayam
berkokok bahkan sebelum matahari menampakkan sinarnya. Pukul 04:30 Jo sudah
terbangun dari tidur singkatnya dan bergegas menyiapkan dirinya. 45 menit
dihabiskannya untuk bersiap diri. Setelah semua persiapannya selesai, Jo pun
mengambil ranselnya dan berjalan ke kamar nenek. Suara batuk nenek sudah
terdengar dari luar pintu kamar menandakan bahwa nenek juga sudah terbangun. Jo
tak lantas masuk ke dalam kamar nenek.
“Halmeoni..
aku berangkat dulu.. nanti sore aku akan kembali kesini..” pamit Jo dari luar
pintu kamar nenek.
“ya
berhati-hatilah.. setelah selesai cepat kembali kesini..” sahut nenek dari
dalam kamarnya.
“Nhe..
Aku pergi dulu...” jawab Jo diikuti langkahnya menuju luar rumah. Dihirupnya
udara pagi yang sangat segar dari rumah nenek. Para petani sudah berada di ladang
untuk memulai pekerjaanya. Jo bahkan melihat ayahnya telah berada di ruang
penyimpanan alat bercocok tanam dengan sepatu boot besarnya menandakan bahwa
ayah Jo telah siap untuk memulai pekerjaanya hari ini. Jo mendekati ayahnya
pelan
“Appa...
aku pergi dulu..” pamit Jo pelan
Ayahnya
hanya mengangguk pelan seraya berata lirih, “ Hati-hati..”
Jo
tersenyum mendengarnya. Jo berbalik untuk menuju ke halte terdekat, langkahnya
kembali terhenti di halaman rumah nenek JunHyung ketika melihat sosok JunHyung
yang sudah berpakaian rapi dengan kacamata hitanya berdiri melipat kedua
tangannya dengan bersandar di pintu mobilnya. JunHyung melihat sosok Jo yang
terhenti melihatnya aneh. JunHyung melepas kecamatnya dan berjalan pelan ke
arah Jo. JunHyung berlagak sedikit
keren, ia berdehem sejenak mengatur suaranya.
“ayo
aku antar..” ucap JunHyung pelan diikuti senyum kecil yang samar-samar
terlihat.
Jo
masih menatap JunHyung penuh tanda tanya. JunHyung mengerti bhasa wajah Jo yang
terheran-heran serta bertanya-tanya apa yang sedang dilakukan JunHyung.
JunHyung menarik nafas pelan dan kembali menjadi dirinya semula, lagak sok
kerennya tiba-tiba menghilang.
“aku
ada urusan di Seoul, kau mau ke SNU kan...?? letak manajement ku melewati
kampus itu.. kajja..” ajak JunHyung seraya menarik tangan Jo dan menariknya
mengikuti langkahnya menuju mobil. Jo tersentak dengan gerakan JunHyung namun
mengikuti langkah JunHyung.
Suasana
hening berlalu dalam mobil yang ditumpangi Jo dan JunHyung. JunHyung sesekali
melirik ke arah Jo yang hanya berdiam diri melihat ke arah luar jendela.
“yaaaaa...
aigooo.. apa kau biasanya sediam ini..” ujar JunHyung tidak tahan dengan
keheningan tersebut. JunHyungpun menyalakan musik dalm mobilnya.
Jo
melihat ke arah JunHyung, “Oppa.. dengarkan aku.. kau jangan turun dari
mobilmu, cukup turunkan aku di depan gerbang kampus.. “ Ujar Jo tiba-tiba ,
“anni.. anni.. turunkan aku sebelum gerbang kampus” lanjut Jo menjelaskan
dengan muka cemasnya.
“mwo
..?” JunHyung terheran-heran mendengar permintaan Jo, melihat awajah cemas Jo
membuat JunHyung tertawa kecil, “jadi itu yang kau pikirkan dari tadi.. aigooo”
JunHyung melanjutkan tertawanya.
“kau
masih bisa tertawa ?” tanya Jo dengan muka kesal.
“bukan
begitu, aku pikir kau memikirkan sesuatu yang sangat penting.. “ jawab JunHyung
disela tawanya.
“iisshh...”
Jo menggerutu
“kenapa
? kau takut aku akan diserbu fansku di kampusmu ? kau takut aku akan
terluka..?” tanya JunHyung menggoda Jo.
“anniya..
“ jawab Jo pendek, “aku benci keributan, kalau semua orang tahu kau
mengantarku, hidupku pasti tidak akan tenang lagi, akan ada banyak orang yang
menterorku, bertanya-tanya padaku, bahkan mungkin menggangguku, aahhh
membayangkannya saja membuatku tidak nyaman... aku hanya ini fokus belajar di
kampus dan lulus dengan tenang tanpa ada skandal.. “ lanjut Jo dengan nada
tegas di akhir kalimatnya. Jo melihat ke arah JunHyung tajam.
JunHyung
melihat tatapan mata Jo yang tajam “arasso..” jawabnya pendek.
Mobil
JunHyung memasuki area Seoul. Jo meminta JunHyung untuk berhenti terlebih dulu
di kosnya untuk mengambil beberapa barang serta materi untuk bahan belajarnya
di kampus. JunHyung menuruti permintaan Jo. Jo membawa satu koper kecil untuk
persiapan seminggu kedepannya di rumah nenek JunHyung, serta satu ransel yang
berisi beberapa buku kuliahnya. Jo memasukkan kopernya di bagasi belakang mobil
JunHyung. JunHyung membawa mobilnya ke arah kampus Jo.
“stop...”
ujar Jo pada JunHyung yang kemudian
segera mengerem mobilnya
“Yaaaaa...
~” JunHyung menorehkan wajah kesal karena Jo mendadak menyuruhnya untuk stop
Jo
menggabungkan kedua telapaknya seraya menggosok-gosokkan keduanya serta
tersenyum tipis pada JunHyung, “maaf opaa...” permintaan maaf Jo lirih.
“kau
mau turun disini saja ?” tanya JunHyung seraya melepas sabuk pengamannya.
“nhe..
“ jawab Jo singkat, “kau tidak perlu ikut turun oppa..” cegah Jo singkat saat
melihat JunHyung melepaskan sabuk pengamannya.
JunHyung
melihat ke arah Jo yang cemas, “ara..ara...” jawab JunHyung seraya kembali
memakai sabuk pengamannya.
“aku
akan mengambil koperku sendiri dan membawanya masuk. Kau bisa langsung pergi..
“ jelas Jo singkat seraya membuka pintu mobil JunHyung
JunHyung
menghentikan Jo, “kenapa kau mau membawa kopermu.. ?”
“iyah
tentu saja, tenang saja aku akan menitipkannya di pos lobi bawah .. akan ada
yang menjaga disana..”
“tak
usah taruh saja dimobilku..” ujar Junhyung singkat
Jo
menatap JunHyung dengan tatapan bertanya
“aku
hanya menyelesaikn beberapa urusan, dan lagipula aku juga akan kembali ke rumah
nenek.” JunHyung berhenti sejenak. Jo masih menatapnya penuh tanda tanya,
JunHyung mengerti maksud Jo, lalu menjelaskan lagi “jadi, kau nanti kembali ke rumah
nenek bersamaku saja.. aku akan menjemputmu saat kau sudah selesai. Nenek juga
pasti akan tenang kalau kau naik mobilmu.. kau tahu kan nenek sangat
mengkhawatirkamu.. “ JunHyung menjadikan neneknya sebagai alasannya. JunHyung
meraih ponsel yang digenggam Jo, mengetikkan nomernya di layar ponsel Jo dan
membuat panggilan pada ponselnya sendiri. Jo kebingungan melihat tingkah
JunHyung.
“ini
nomerku..” ujar JunHyung seraya mengembalikan ponsel Jo. “aku sudah mendapat
nomermu. Hubungi aku kalau aku kalau kau sudah selesai” ujar JunHyung. Jo masih
tak percaya dengan tingkah JunHyung, “palli ga..” ujar JunHyung menyuruh Jo
cepat pergi.
Jo
tersadar dari kebingungannya, “arasso..” jawab Jo cepat seraya turun dari mobil
JunHyung dan menutup kembali pintu mobil JunHyung. JunHyung segera melajukan
mobilnya setelah Jo menutup pintu mobilnya. Jo masih terlihat kebingungan namun
kemudian mengacuhkannya, ia tak ingin terlalu memikirnya. Jo pun melangkah ke
arah gerbang kampusnya.
Di
mobil, JunHyung tak henti-hentinya tersenyum sendiri. ia bersiul seraya
mengeraskan volume musik di mobilnya. Ia melaju lebih kencang menuju agensinya
untuk mengurus liburanya selama seminggu kedepan.
###
JunHyung
merangkai nada untuk menyelesaikan lagu dalam project duonya bersam Hyuna, penyanyi
yang dulunya satu agensi bersama JunHyung dan Highlight. Para member Highlight
memasuki ruangan JunHyung. Dongwoon member termuda masuk ruangannya dengan
wajah kagetnya,
“Hyung,
kau benar mau mengambil cuti selama seminggu.. ?” tanya Dongwoon begitu
memasuki ruangan JunHyung.
“Ya..”
jawab JunHyung singkat masih fokus terhadap peralatan didepannya.
“wae..
?” tanya Dongwoon seraya duduk di sofa yang ada di ruang musik JunHyung.
“katanya
nenekmu sakit ?” tanya Dojoon kemudian, Dojoon mengikuti langkah Dongwoon duduk
di sofa besar tersebut. ada Kikwang dan Yoseob yang menyusul di belakang
Dojoon.
“ya..
aku hanya ingin istirahat seminggu.. menemani nenekku” jawab JunHyung masih
dengan gerak cepat tangannya dalam menyusun nada-nada luar biasanya.
“Hyung
apa nanti kita perlu ikut denganmu ?” tanya Kikwang kemudian
“ya..
kita bisa ikut mejenguk nenekmu” sahut Yoseob membenarkan Kikwang. Dongwoon
terlihat bersemangat menyetujui ide member yang lainnya. Dojoon hanya
mengangguk-anggukan kepalanya seraya tersenyum
“boleh..”
sahut Dojoon
JunHyung
menghentikan pekerjaanya dan menoleh ke arah 4 anggota highlight lainnya.
“anniya..”
ujarnya singkat
“ah
wae.. ?” tanya Kikwang kecewa
“kalian
tidak usah ikut.. “ ujar JunHyung dengan tegas
“aaaaiii
kau mencurigakan sekali hyung..” ucap Dongwoon dengan nada curiga
JunHyung
mengalihkan pandangannya dari ke-4 member, “kalian .. fokuslah berlatih dengan
lagu baru.. aku akan tetap membuat beberapa musik disana” jelas JunHyung.
“waaahh..
pasti sangat seru membuat musik dengan suasana pedesaan, aku jadi semakin ingin
ikut “ ucap Yoseob seraya mengreyitkan dahinya merasa ada yang beda dengan
JunHyung.
“kalian
tetaplah disini..” ucap JunHyung serasa mengklick tombol save di layar komputer
didepannya. Lalu mengambil jaketnya yang ia gantungkan di kursi didekatnya,
JunHyung pun berdiri dan berjalan keluar.
“Dojoona
~, bilang pada Taegun kalo aku sudah menyimpan musik hyuna di sini. “ pesan
JunHyung pada Dojoon
“arasso...
tapi kau mau kemana...?” tanya Dojoon
“aku
mau pergi sekarang.. sampai ketemu satu minggu lagi..” jawab JunHyung seraya
melangkah pergi.
“Ya
HYUUNGG..” Kikwang berteriak pada JunHyung, namun JunHyung tak meresponnya.
Sebelum
keluar dari gedung agensinya, JunHyung bertemu dengan Hyuna di lobi bawah
gedungnya. Sebenarnya JunHyung sangat malas bertemu dengan Hyuna, alasannya
cuma satu karena hyuna tak pernah berhenti mengejar JunHyung. JunHyung sudah
bilang bahwa ia tak memiliki perasaan apapun pada hyuna selain rasa hormat
sebagai sesama penyanyi. Namun Hyuna tetap mengejarnya, bahkan secara pribadi
meminta CEOnya untuk membuat project duonya bersama JunHyung. Bagi Junhyung
sendiri, Hyuna merupakan penyanyi yang cantik dan bertalenta karenanya,
JunHyung sangat mengagumi dan menghormatinya sebagai rekan kerja, namun hanya sebatas
itulah perasaan JunHyung pada Hyuna. JunHyung mencoba bersikap profesional saat
kerja, ia senang bahwa lagunya bisa dinyanyikan oleh penyanyi hebat seperti
Hyuna, namun sifat Hyuna yang selalu memaksakan perasaanya pada JunHyung
membuat JunHyung merasa tidak nyaman.
JunHyung
melangkah melihat Hyuna, ia hanya menundukkan kepalanya sebentar sebagai salam
hormat dan melangkah pergi, namun ucapan Hyuna membuatnya berhenti.
“kudengar
kau mau ambil cuti seminggu, apa kau menghindariku..?”
Junhyung
mengambil nafas pelan, menoleh kebelakang, melihat Hyuna berdiri melihatnya
dengan melipatkan kedua tangannya di dadanya. Hyuna berjalan pelan menghampiri
JunHyung
“apa
kau begitu ingin menghindariku ?” tanya Hyuna pelan di dekat JunHyung. Hal ini
membuat JunHyung semakin tidak nyaman.
“aku
sudah selesai membuat lagu barumu, coba dengarkanlah dan berlatilah selama aku
pergi, bersikaplah profesional” ujar JunHyung seraya meninggalkan Hyuna yang
masih berdiri kesal melihat respon JunHyug yang acuh padanya.
Hyuna
melangkah menuju ruang musik JunHyung, dijumpainya 4 anggota Highlight yang
masih bercanda didalam sana, serentak ke-4 anggota yang lain terdiam melihat
Hyuna yang masuk keruangan tersebut. pasalnya ke-4 anggota yang lain juga
kurang nyaman dengan kehadiran Hyuna, selain karena Hyuna tak henti-hentinya
mengganggu JunHyung juga karena Hyuna dianggap kurang dapat menghargai orang
lain dan terlalu meremehkan orang lain.
“JunHyung
Hyung tidak ada disini..” ucap Dongwoon datar pada Hyuna.
“ara..”
jawab Hyuna angkuh “kemana dia akan pergi ?” tanya Hyuna seraya melipat kedua
tangannya dan bertanya pada member Highlight yang lain.
Dongwoon
hanya mengangkat kedua bahunya lalu pergi meninggalkan ruangan diikuti oleh
Kikwang dan Yoseob, Dojoon pun beranjak dari duduknya menghampiri Hyuna,
“biarkan
JunHyung istirahat sebentar..” ujar Dojoon tajam disamping Hyuna, “lagumu sudah
selesei, kalau mau mendengarkan tunggu Taegun, ia sebentar lagi akan sampai”
lanjut Dojoon kemudian melangkah pergi meninggalkan Hyuna seorang diri
mengikuti langkah 4 member yang lain.
Hyuna
terdiam, ia mengerti maksud Dojoon memperingatinya, Hyuna terlihat cukup kesal.
###
JunHyung
membawa mobilnya melaju menuju kampus Jo, ia tersenyum dibalik kemudinya.
Sesekali JunHyung melirik ke arah ponselnya menunggu pesan dari Jo. Namun tak
juga ada pesan masuk. Sampai di depan gerbang kampus Jo, JunHyung menghentikan
mobilnya. JunHyung mengirim satu pesan kepada Jo,
“kau
dimana ? masih lama ?” – sender: JunHyung.
JunHyung
yang sedari tadi mencoba menghubungi Jo akhirnya menterah pada panggilan ke
79-nya. “mungkin dia masih dikelas..” batin JunHyung, “tapi paling tidak dia
menjawab pesanku..” batin JunHyung lagi, “ aaahhh.. mungkin karena dia bilang
ada ujian,, ya.. dia pasti masih mengerjakan soal ujiannya” JunHyung mencoba
menenangkan dirinya sendiri. JunHyungpun memutuskan untuk menunggu Jo seraya
mendengarkan musik dan beristirahat dalam mobilnya.
Disisi
lain, Jo yang baru saja selesai mengerjakan ulangan terakhirnya, membuka HP
pesan masuknya, terlihat satu pesan masuk, dan.. WHAT... ada 79 panggilan tak
terjawab dn semuanya dari JunHyung. Jo menghela nafas, “benar-benar merepotkan..”
batin Jo. Jo segera merapikan
barang-barangnya..
“kau
mau langsung pergi ?” tanya Soohee pada Jo.
“iyah..
aku harus segera kembali ke rumah ayahku.. nanti aku ceritakan kalau keadaanya
sudah membaik. Aku pergi dulu..” pamit Jo pada Soohee, MinHee, dan Soojung.
“arasso..
hati-hati .. kalau sudah sampai kabari kami..” jawab Soohee dengan nada
berteriak mengikuti langkah tergesa Jo keluar Jo.
Jo
melambaikan tangannya tanda mengerti. Jo bergegas menuju gerbang kampusnya.
Matanya mencari-cari letak mobil JunHyung berada. Pandangannya terhenti pada
satu mobil berwarna putih yang terparkir tak jauh dari gerbang sekolahnya.
Jopun menghampiri mobil putih tersebut. ia menempelkan mukanya pada kaca mobil
yang terlihat gelap dari luar, sama-samar dapat dilihatnya sosok JunHyung yang
tertidur dalam mobil. Jo mengetuk kaca mobilnya pelan. JunHyung adalah sosok
yang paling sensitif dengan sumber suara, ia dapat terbangun dengan suara-suara
kecil disekitarnya, sangat berbeda dengan Jo. JunHyung terbangun karena ketukan
Jo, JunHyung menoleh ke arah sumber suara. Dilihatnya Jo sedang berdiri diluar
pintu mobilnya, JunHyung segera membuka pintu mobilnya dan menyuruh Jo untuk
masuk.
“Mian...aku
baru selesai dengn ujianku..” Ujar Jo setelah duduk didalam mobilnya, kemudian
Jo memasang sabuk pengamannya.
“seperti
dugaanku..” Batin JunHyung sambil tersenyum sangat kecil.
“Gwechana..”
jawab JunHyung dengan nada sok cuek,
“kita langsung ke rumah nenek?” tanya JunHyung memastikan.
“ya...
nanti kalau ada penjual persik dipinggir jalan kau bisa berhenti, aku ingin
membelikan beberpa untuk nenekmu..” jawab Jo diikuti senyum khasnya.
JunHyung
hanya menganggukkan kepalanya tanda mengerti.
###
Malam
itu tak seperti biasanya ketika Jo dan JunHyung sampai di rumah nenek JunHyung,
orang tua JunHyung dan ayah Jo telah berkumpul di kamar nenek. Jo datang dengan
segenggam plastik berisikan buah persik kesukaan nenek. Jo dan JunHyung
memasuki kamar nenek dan agak terkejut melihat wajah para tetua yang terlihat
cukup serius.
“ada
apa ini..?” tanya JunHyung sambil duduk di sebelah ibunya.
Jo
duduk di sebelah nenek JunHyung, “ini aku bawakan buah persik kesukaan nenek”
ucap Jo pada nenek. Nenek JunHyung membalas Jo dengan tersenyum. Nenek yang
terduduk di atas tempat tidurnya menggenggam erat tangan Jo.
“bagaimana
ujianmu ?” tanya nenek pada Jo.
“berjalan
lancar, nenek tidak perlu khawatir” jawab Jo seraya mengelus punggung tangan
nenek yang semakin keriput.
“nenek
sudah membicarakan ini dengan orang tua JunHyung dan ayah Jo, kalian sudah
mengenal satu sama lain dari kecil, kami ingin kalian segera menikah... nenek
ingin melihatmu tumbuh mendampingi JunHyung sampai tua Jo...” Ujar nenek.
Jo
melepaskan tangan nenek, JunHyung berdiri dari tempat duduknya kaget. Wajah Jo
dan JunHyung sama-sama menunjukkan ekspresi kaget ..
“WHAT
!!!!!!!... MENIKAH DENGAN JUNHYUNG...” Batin Jo tak percaya...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar