Jumat, 02 Maret 2018

[FF] MARRY AN IDOL (2)



Dua
Halmeoniii.. nae gandaa...” Jo sampai didepan pintu kamar nenek dan memanggil nenek JunHyung. Jo membuka pintu kamar nenek pelan... “Ah Eommmaaaa...” Jo berteriak kaget melihat pemandangan didepannya. Jarum jam berputar nyaring ditelinga Jo, ia melihat sekelilingnya tak percaya.
“Jo yaa... kau sudah disini rupanya.. masuk sinii....” ujar nenek JunHyung sambil tersenyum. Jo masih membeku di tempatnya berdiri. Ia tak percaya melihat sosok JunHyung duduk didepannya bersama kedua orang tuanya. Bahkan Jo tak dapat menutup mulutnya karena terkejut.
“sini Jo.. duduk sini...” Ujar Ibu JunHyung sambil mengajak Jo duduk didekatnya.
“Aaaahh.. nheee..” Jo tersadar dari kebekuannya dan dengan terbata-bata menjawab ajakan Ibu JunHyung. Ia berjalan ragu dan perlahan mendekat kearah ibu JunHyung.
“Sini...” Ibu JunHyung menarik tangan Jo dan menyuruhnya duduk disebelahnya. “Sudah lama sekali ya.. bagaimana kabarmu..?” tanya Ibu JunHyung pada Jo
“Aaah,, nhee,, aahh,, yheee,,, naneunn.. aah.. aku baik-baik saja.. Bibi dan paman bagaimana kabarnya ?” masih sedikit shock Jo menjawab pertanyaan Ibu JunHyung.
“kami baik-baik saja.. kau sudah besar ya. tambah cantiikk.. kau terlihat mirip dengan ibumu” jawab Ayah JunHyung sambil tersenyum.
“aahh.. yhee.. kamsa hamnida..” jawab Jo sambil membungkukkan kepalanya pada paman dan bibinya. “ah.. halmeoniii... jaljjinasseo ? nenek membuatku sangat khawatir” Lanjut Jo bertanya pada nenek JunHyung yang hanya tersenyum melihat Jo
“kalau aku tidak menyuruh ayahmu untuk menghubungimu.. kau tak akan menengokku..” Ujar nenek JunHyung sambil tertawa ringan. “uhuuk uhuuk uhuuk” tawa nenek JunHyun diakhiri dengan suara batuknya yang semakin parah..
“ya... halmeonii jangan tertawa dulu.. istirahatlah.. jeballl joomm..” ujar Jo khawatir mendengar suara batuk sang nenek. Jo permisi kepada ibu JunHyung untuk bergeser tempat duduk disebelah tempat tidur nenek JunHyung. Ibu JunHyung mengiyahkan permintaan Jo.
Jo memegang erat tangan nenek. Sesekali ia mengalihkan pandangannya pada sosok JunHyung yang hanya duduk mematung melihat dan mendengar obrolan Neneknya bersama Jo dan kedua orangtuanya. Jo merasa ada yang berbeda dengan JunHyun yang dikenalnya 16 tahun lalu. Jo tahu bahwa JunHyung merupakan tipe yang pemalu. Namun tak hanya pemalu kali ini Jo merasakan aura dingin JunHyung. “mungkin karena dia telah menjadi idol” batin Jo. JunHyung merasa ada yang memperhatikannya, ia mengalihkan pandangannya ke arah Jo. Menyadari hal tersebut Jo segera mengalihkan pandangannya dari JunHyung. JunHyung merasa pernah bertemu dengan Jo sebelumnya tapi ia tidak ingat dimana, “mungkin karena aku terlalu sering bertemu fans..” batin JunHyung yang mencoba mengingat sosok Jo didepannya.
Pintu kamar nenek tergeser perlahan. Ayah Jo melangkah masuk.
“Appa...” Jo kaget dengan kehadiran ayahnya di kamar nenek.
“ya.. ~ kau duduklah sini...” ujar ayah JunHyung pada ayah Jo. Ayah Jo tersenyum dan duduk tepat disebelah sahabatnya tersebut.
JunHyung terperangah mendengar Jo memanggil ahjussi tersebut dengan sebutan “ayah”.
“Appa.......Ahjussi ga neyeoja appa?” tanya JunHyung sontak. Jo sedikit terkejut dengan pertanyaan JunHyung.  Bagaimana bisa JunHyung bahkan melupakan bahwa Jo adalah anak ayahnya yakni sahabat dari ayah JunHyung.
“Waaahhhhh” desah Jo pelan diikuti gaya khasnya meniup poni tipisnya.
“kalau begitu.. kau Hee Joo.. Park Hee Joo ??.. gadis kecil itu...” ujar JunHyung masih tak percaya..
“benar.. dia Park Hee Joo .. tapi kami lebih sering memanggilnya Jo.. kau dulu juga memanggilnya Jo.. kau lupa..??” sahut Ibu JunHyung sambil tertawa ringan diikuti tawa para tetua lainnya.
“tentu saja dia lupa.. itu sudah lama sekali.. sudah 16 tahun yang lalu..” sahut ayah Jo.
“Waaahh... kau sudah tumbuh besar rupanya.. aigooo...” Ujar JunHyung diikuti senyum khasnya ketika sudah benar-benar dapat mengingat sosok Jo.
Jo terkejut melihat senyum JunHyung untuknya. Jo kira JunHyung akan benar-benar berubah menjadi sosok yang dingin padanya. Namun nyatanya setelah JunHyung berhasil mengingat Jo teman masa kecilnya ia kembali menjadi JunHyung yang ramah, “waaahhh.. kau sudah melupakanku sejak menjadi idol oppa.. “ jawab Jo diikuti dengan tawa ringan seisi kamar nenek.
“kalian sudah tumbuh dewasa.. cucu cucu nenek.. “ ujar nenek kemudia setelah tawa kami sudah cukup reda.. “nenek ingin kalian meluangkan waktu untuk nenek satu minggu ini.. nenek ingin menghabiskan waktu bersama kalian.. “ nenek akhirnya mengucapkan permohonannya.
“arasso.. aku bisa mengosongkan schedule selama satu minggu kedepan” jawab JunHyung diikuti dengn anggukan dari kedua orang tuanya.. “apa yang tidak bisa aku lakukan untuk nenek.., lagi pula aku juga ingin berlibur walau Cuma seminggu..” lanjut JunHyung seraya mendekat ke tempat tidur nenek dan menggenggam tangan kiri nenek. Jo yang dari tadi menggenggam tangan kanan nenek memandang lekat JunHyung yang ada didepannya. Nenek tersenyum mendengar jawaban cepat dari JunHyung. Nenek kemudian memandang kearah Jo yang belum menjawab.
“Arasso Halmeoni.. aku juga akan disini menemanimu.. tapi besok pagi aku harus ke seoul. Aku ada ujian hari terakhir.. setelah itu aku akan langsung kembali kesini..” jawab Jo lembut diikuti senyum manisnya.
“Ujian..?” tanya JunHyung bingung
“dia sedang menempuh kuliahnya di Seoul National University JunHyung-a... fakultas hukum..” jawab Ibu JunHyung
“bagaimana bibi bisa tahu ?” tanya Jo penasaran
“aku dan ayah junhyung sering kesini mengunjungi nenek JunHyung dan juga mengunjungi ayahmu.. ayahmu sering bercerita tentang kamuuu...ia sangat bangga kepadamu” jawab Bibi Jo diikuti senyum lembutnya. Sontak Jo melihat kearah ayahnya yang hanya tertunduk malu. Jo tersenyum kecil pada ayahnya, melihat senyum Jo, sang ayah juga membalas senyum tersebut dengan penuh kasih sayang. Tak disangka Jo bahwa jarak pembatas antara ia dan ayahnya hari ini terasa hangat.
“wwaahhhhh daebaakkkkk... aigoooo.. kau sudah tumbuh dewasa” Canda JungHyung seraya mengoyak rambut Jo pelan. Jo terperangah dengan tingkah JunHyung. Ia seperti melihat sosok JunHyung 16 tahun yang lalu, yang hangat dan penuh kasih sayang. Namun Jo cepat-cepat menyadarkan pikirannya. Bagi Jo, JunHyung yang sekarang adalah seorang Idol, Jo tidak boleh menganggapnya sebagai sosok oppa 16 tahu lalu.
Seisi kamar nenek JunHyung masih tertawa dan bercanda membahas banyak hal tentang nenek, tentang orang tua JungHyung, ayah Jo, Jo, dan JunHyung. Obrolan ringan yang hangat itu berlanjut hingga malam tiba.
###
Malam terasa begitu dingin di rumah nenek, hawa pegunungan sangat berbeda dengan Seoul kota. Langit malam juga nampak lebih luas, bahkan bintang pun terlihat lebih terang. Terdengar suara jejak kaki hewan-hewan persawahan yang sedang kelur sarang mencari makan di ladang para petani desa. Suara serangga malam pedesaan juga menjadi latar syahdu yang mengiringi malam Jo. Karena tak sempat membawa baju ganti akhirnya malam itu Jo menggunakan baju mendiang Ibunya yang sudah terlihat tua. Jam malam menunjukkan pukul 12:30, namun Jo belum bisa terlelap. Ia masih memikirkan tentang bahan ujiannya besok yang tertinggal di kamar kosnya. Signal internet juga tak terlalu berjalan lancar di area pedesaan. Dan akhirnya Jo pun pasrah dengan ujiannya besok. Ia berniat untuk kembali ke Seoul lebih awal agar dapat terlebih dulu singgah di kosnya dan mengambil keperluan untuk menginap seminggu kedepan di rumah nenek JunHyung, serta yang terpenting ia dapat membuka singkat bahan ajar untuk ujiannya.
Karena tak dapat juga terlelap akhirnya Jo memutuskan untuk keluar mencari udara segar. Jo duduk di teras rumah nenek JunHyung, memandang hamparan di depannya, memandang langit malam, dan mendengarkan kolaborasi alunan suara alam. Udara malam itu bagi Jo terasa cukup segar. Sudah lama Jo tak menghirup udara sesegar malam ini.
“Kau belum tidur ..?” Suara JunHyung dari belakang mengagetkan lamunan Jo.
“aaaah.... aku tidak bisa tidur.. kau ??” Jo balik bertanya pada JunHyung.
“aku tidak mudah tidur di tempat baru” jawab JunHyung seraya duduk di sebelah Jo.
“ini kan bukan temoat baru untukmu, kau besar disini.. “ Jawab Jo mencibir JunHyung.
“itu sudah lama sekali..” sahut JunHyung seraya tersenyum kecil.
Jo hanya tersenyum mendengar jawaban JunHyung. Untuk beberapa saat keduanya terdiam, hanya ada suara hembusan angin dan suara hewan malam. Keduanya terbuai dalam lamunan masing-masing.
“waaahhh.. sudah 16 tahun yang lalu.. sudah lama sekalii.. aku belum menyapamu secara benar tadi... “ JunHyung memulai pembicaraan, JunHyung menoleh ke arah Jo, menyodorkan tangan kananya seraya berkata, “Annyeong Hee Joo”.. sambil tersenyum manis ke arah Jo.
Jo terdiam melihat lekat ke arah JunHyung, kemudian melihat ke arah tangan JunHyung, Jo tersenyum kecil menyambut uluran tangan JunHyung, Jo pun menangkap tangan kanan JunHyung dengan tangan kanannya seraya menjawab, “Annyeong.. Oppa..” .
Keduanya saling tersenyum, kemudian melepakan jabatan tangan mereka.
“kau sudah tumbuh besar HeeJoo.. waaah.. fakultas hukum ??? kau luar biasa..” ujar JunHyung kembali memulai pembicaraan.
“panggil saja aku Jo. Semua orang memanggilku Jo. “ jawab Jo seraya tersenyum, “kau juga sudah menjadi orang hebat oppa.. kau seorang idol, tidak ada yang tidak mengenalmu.. JunHyung dari Highlight.. Chukkae.. mimpimu menjadi penyanyi waktu kecil terwujud.” Lanjut Jo seraya tersenyum memandang langit.
JunHyung memandang lekat kearah Jo, “kenapa kau tak menemuiku ..?” tanya JunHyung datar
“aku menemuimu.. tahun 2011 waktu fansight Beautiful Night bersama Beast. Aku menemuimu sebagai fans tapi kau tak mengingatku.. “ jawab Jo, kemudian mengalihkan pandangannya ke JunHyung yang juga sedang memndanginya, dan melanjutkan kata-katanya, “aku adalah Beauty oppa.. “ lanjutnya seraya tersenyum lebar ke arah JunHyung. (ps: Beauty adalah sebutan fandom dari Beast).
Tak hanya angin malam yang menyibak hati JunHyung, tawa yang terlukis di wajah Jo juga mengalir pelan memasuki sela-sela hati dan pikirannya.
“sudah malam oppa.. aku mau tidur dulu.. aku harus berangkat dini hari besok” pamit Jo pada JunHyung, Jo pun bangkit dari duduknya dan kemudian melangkah kembali ke rumah.
Setelah kepergian Jo, JunHyung memegang dada sebelah kirinya seraya bertanya pelan pada dirinya sendiri “ada apa dengan aku ?? kenapa ini berdetak sangat cepat...??”
###
Ayam berkokok bahkan sebelum matahari menampakkan sinarnya. Pukul 04:30 Jo sudah terbangun dari tidur singkatnya dan bergegas menyiapkan dirinya. 45 menit dihabiskannya untuk bersiap diri. Setelah semua persiapannya selesai, Jo pun mengambil ranselnya dan berjalan ke kamar nenek. Suara batuk nenek sudah terdengar dari luar pintu kamar menandakan bahwa nenek juga sudah terbangun. Jo tak lantas masuk ke dalam kamar nenek.
“Halmeoni.. aku berangkat dulu.. nanti sore aku akan kembali kesini..” pamit Jo dari luar pintu kamar nenek.
“ya berhati-hatilah.. setelah selesai cepat kembali kesini..” sahut nenek dari dalam kamarnya.
“Nhe.. Aku pergi dulu...” jawab Jo diikuti langkahnya menuju luar rumah. Dihirupnya udara pagi yang sangat segar dari rumah nenek. Para petani sudah berada di ladang untuk memulai pekerjaanya. Jo bahkan melihat ayahnya telah berada di ruang penyimpanan alat bercocok tanam dengan sepatu boot besarnya menandakan bahwa ayah Jo telah siap untuk memulai pekerjaanya hari ini. Jo mendekati ayahnya pelan
“Appa... aku pergi dulu..” pamit Jo pelan
Ayahnya hanya mengangguk pelan seraya berata lirih, “ Hati-hati..”
Jo tersenyum mendengarnya. Jo berbalik untuk menuju ke halte terdekat, langkahnya kembali terhenti di halaman rumah nenek JunHyung ketika melihat sosok JunHyung yang sudah berpakaian rapi dengan kacamata hitanya berdiri melipat kedua tangannya dengan bersandar di pintu mobilnya. JunHyung melihat sosok Jo yang terhenti melihatnya aneh. JunHyung melepas kecamatnya dan berjalan pelan ke arah Jo.  JunHyung berlagak sedikit keren, ia berdehem sejenak mengatur suaranya.
“ayo aku antar..” ucap JunHyung pelan diikuti senyum kecil yang samar-samar terlihat.
Jo masih menatap JunHyung penuh tanda tanya. JunHyung mengerti bhasa wajah Jo yang terheran-heran serta bertanya-tanya apa yang sedang dilakukan JunHyung. JunHyung menarik nafas pelan dan kembali menjadi dirinya semula, lagak sok kerennya tiba-tiba menghilang.
“aku ada urusan di Seoul, kau mau ke SNU kan...?? letak manajement ku melewati kampus itu.. kajja..” ajak JunHyung seraya menarik tangan Jo dan menariknya mengikuti langkahnya menuju mobil. Jo tersentak dengan gerakan JunHyung namun mengikuti langkah JunHyung.
Suasana hening berlalu dalam mobil yang ditumpangi Jo dan JunHyung. JunHyung sesekali melirik ke arah Jo yang hanya berdiam diri melihat ke arah luar jendela.
“yaaaaa... aigooo.. apa kau biasanya sediam ini..” ujar JunHyung tidak tahan dengan keheningan tersebut. JunHyungpun menyalakan musik dalm mobilnya.
Jo melihat ke arah JunHyung, “Oppa.. dengarkan aku.. kau jangan turun dari mobilmu, cukup turunkan aku di depan gerbang kampus.. “ Ujar Jo tiba-tiba , “anni.. anni.. turunkan aku sebelum gerbang kampus” lanjut Jo menjelaskan dengan  muka cemasnya.
“mwo ..?” JunHyung terheran-heran mendengar permintaan Jo, melihat awajah cemas Jo membuat JunHyung tertawa kecil, “jadi itu yang kau pikirkan dari tadi.. aigooo” JunHyung melanjutkan tertawanya.
“kau masih bisa tertawa ?” tanya Jo dengan muka kesal.
“bukan begitu, aku pikir kau memikirkan sesuatu yang sangat penting.. “ jawab JunHyung disela tawanya.
“iisshh...” Jo menggerutu
“kenapa ? kau takut aku akan diserbu fansku di kampusmu ? kau takut aku akan terluka..?” tanya JunHyung menggoda Jo.
“anniya.. “ jawab Jo pendek, “aku benci keributan, kalau semua orang tahu kau mengantarku, hidupku pasti tidak akan tenang lagi, akan ada banyak orang yang menterorku, bertanya-tanya padaku, bahkan mungkin menggangguku, aahhh membayangkannya saja membuatku tidak nyaman... aku hanya ini fokus belajar di kampus dan lulus dengan tenang tanpa ada skandal.. “ lanjut Jo dengan nada tegas di akhir kalimatnya. Jo melihat ke arah JunHyung tajam.
JunHyung melihat tatapan mata Jo yang tajam “arasso..” jawabnya pendek.
Mobil JunHyung memasuki area Seoul. Jo meminta JunHyung untuk berhenti terlebih dulu di kosnya untuk mengambil beberapa barang serta materi untuk bahan belajarnya di kampus. JunHyung menuruti permintaan Jo. Jo membawa satu koper kecil untuk persiapan seminggu kedepannya di rumah nenek JunHyung, serta satu ransel yang berisi beberapa buku kuliahnya. Jo memasukkan kopernya di bagasi belakang mobil JunHyung. JunHyung membawa mobilnya ke arah kampus Jo.
“stop...” ujar Jo pada JunHyung yang  kemudian segera mengerem mobilnya
“Yaaaaa... ~” JunHyung menorehkan wajah kesal karena Jo mendadak menyuruhnya untuk stop
Jo menggabungkan kedua telapaknya seraya menggosok-gosokkan keduanya serta tersenyum tipis pada JunHyung, “maaf opaa...” permintaan maaf Jo lirih.
“kau mau turun disini saja ?” tanya JunHyung seraya melepas sabuk pengamannya.
“nhe.. “ jawab Jo singkat, “kau tidak perlu ikut turun oppa..” cegah Jo singkat saat melihat JunHyung melepaskan sabuk pengamannya.
JunHyung melihat ke arah Jo yang cemas, “ara..ara...” jawab JunHyung seraya kembali memakai sabuk pengamannya.
“aku akan mengambil koperku sendiri dan membawanya masuk. Kau bisa langsung pergi.. “ jelas Jo singkat seraya membuka pintu mobil JunHyung
JunHyung menghentikan Jo, “kenapa kau mau membawa kopermu.. ?”
“iyah tentu saja, tenang saja aku akan menitipkannya di pos lobi bawah .. akan ada yang menjaga disana..” 
“tak usah taruh saja dimobilku..” ujar Junhyung singkat
Jo menatap JunHyung dengan tatapan bertanya
“aku hanya menyelesaikn beberapa urusan, dan lagipula aku juga akan kembali ke rumah nenek.” JunHyung berhenti sejenak. Jo masih menatapnya penuh tanda tanya, JunHyung mengerti maksud Jo, lalu menjelaskan lagi “jadi, kau nanti kembali ke rumah nenek bersamaku saja.. aku akan menjemputmu saat kau sudah selesai. Nenek juga pasti akan tenang kalau kau naik mobilmu.. kau tahu kan nenek sangat mengkhawatirkamu.. “ JunHyung menjadikan neneknya sebagai alasannya. JunHyung meraih ponsel yang digenggam Jo, mengetikkan nomernya di layar ponsel Jo dan membuat panggilan pada ponselnya sendiri. Jo kebingungan melihat tingkah JunHyung.
“ini nomerku..” ujar JunHyung seraya mengembalikan ponsel Jo. “aku sudah mendapat nomermu. Hubungi aku kalau aku kalau kau sudah selesai” ujar JunHyung. Jo masih tak percaya dengan tingkah JunHyung, “palli ga..” ujar JunHyung menyuruh Jo cepat pergi.
Jo tersadar dari kebingungannya, “arasso..” jawab Jo cepat seraya turun dari mobil JunHyung dan menutup kembali pintu mobil JunHyung. JunHyung segera melajukan mobilnya setelah Jo menutup pintu mobilnya. Jo masih terlihat kebingungan namun kemudian mengacuhkannya, ia tak ingin terlalu memikirnya. Jo pun melangkah ke arah gerbang kampusnya.
Di mobil, JunHyung tak henti-hentinya tersenyum sendiri. ia bersiul seraya mengeraskan volume musik di mobilnya. Ia melaju lebih kencang menuju agensinya untuk mengurus liburanya selama seminggu kedepan.
###
JunHyung merangkai nada untuk menyelesaikan lagu dalam project duonya bersam Hyuna, penyanyi yang dulunya satu agensi bersama JunHyung dan Highlight. Para member Highlight memasuki ruangan JunHyung. Dongwoon member termuda masuk ruangannya dengan wajah kagetnya,
“Hyung, kau benar mau mengambil cuti selama seminggu.. ?” tanya Dongwoon begitu memasuki ruangan JunHyung.
“Ya..” jawab JunHyung singkat masih fokus terhadap peralatan didepannya.
“wae.. ?” tanya Dongwoon seraya duduk di sofa yang ada di ruang musik JunHyung.
“katanya nenekmu sakit ?” tanya Dojoon kemudian, Dojoon mengikuti langkah Dongwoon duduk di sofa besar tersebut. ada Kikwang dan Yoseob yang menyusul di belakang Dojoon.
“ya.. aku hanya ingin istirahat seminggu.. menemani nenekku” jawab JunHyung masih dengan gerak cepat tangannya dalam menyusun nada-nada luar biasanya.
“Hyung apa nanti kita perlu ikut denganmu ?” tanya Kikwang kemudian
“ya.. kita bisa ikut mejenguk nenekmu” sahut Yoseob membenarkan Kikwang. Dongwoon terlihat bersemangat menyetujui ide member yang lainnya. Dojoon hanya mengangguk-anggukan kepalanya seraya tersenyum
“boleh..” sahut Dojoon
JunHyung menghentikan pekerjaanya dan menoleh ke arah 4 anggota highlight lainnya.
“anniya..” ujarnya singkat
“ah wae.. ?” tanya Kikwang kecewa
“kalian tidak usah ikut.. “ ujar JunHyung dengan tegas
“aaaaiii kau mencurigakan sekali hyung..” ucap Dongwoon dengan nada curiga
JunHyung mengalihkan pandangannya dari ke-4 member, “kalian .. fokuslah berlatih dengan lagu baru.. aku akan tetap membuat beberapa musik disana”  jelas JunHyung.
“waaahh.. pasti sangat seru membuat musik dengan suasana pedesaan, aku jadi semakin ingin ikut “ ucap Yoseob seraya mengreyitkan dahinya merasa ada yang beda dengan JunHyung.
“kalian tetaplah disini..” ucap JunHyung serasa mengklick tombol save di layar komputer didepannya. Lalu mengambil jaketnya yang ia gantungkan di kursi didekatnya, JunHyung pun berdiri dan berjalan keluar.
“Dojoona ~, bilang pada Taegun kalo aku sudah menyimpan musik hyuna di sini. “ pesan JunHyung pada Dojoon
“arasso... tapi kau mau kemana...?” tanya Dojoon
“aku mau pergi sekarang.. sampai ketemu satu minggu lagi..” jawab JunHyung seraya melangkah pergi.
“Ya HYUUNGG..” Kikwang berteriak pada JunHyung, namun JunHyung tak meresponnya.
Sebelum keluar dari gedung agensinya, JunHyung bertemu dengan Hyuna di lobi bawah gedungnya. Sebenarnya JunHyung sangat malas bertemu dengan Hyuna, alasannya cuma satu karena hyuna tak pernah berhenti mengejar JunHyung. JunHyung sudah bilang bahwa ia tak memiliki perasaan apapun pada hyuna selain rasa hormat sebagai sesama penyanyi. Namun Hyuna tetap mengejarnya, bahkan secara pribadi meminta CEOnya untuk membuat project duonya bersama JunHyung. Bagi Junhyung sendiri, Hyuna merupakan penyanyi yang cantik dan bertalenta karenanya, JunHyung sangat mengagumi dan menghormatinya sebagai rekan kerja, namun hanya sebatas itulah perasaan JunHyung pada Hyuna. JunHyung mencoba bersikap profesional saat kerja, ia senang bahwa lagunya bisa dinyanyikan oleh penyanyi hebat seperti Hyuna, namun sifat Hyuna yang selalu memaksakan perasaanya pada JunHyung membuat JunHyung merasa tidak nyaman.
JunHyung melangkah melihat Hyuna, ia hanya menundukkan kepalanya sebentar sebagai salam hormat dan melangkah pergi, namun ucapan Hyuna membuatnya berhenti.
“kudengar kau mau ambil cuti seminggu, apa kau menghindariku..?”
Junhyung mengambil nafas pelan, menoleh kebelakang, melihat Hyuna berdiri melihatnya dengan melipatkan kedua tangannya di dadanya. Hyuna berjalan pelan menghampiri JunHyung
“apa kau begitu ingin menghindariku ?” tanya Hyuna pelan di dekat JunHyung. Hal ini membuat JunHyung semakin tidak nyaman.
“aku sudah selesai membuat lagu barumu, coba dengarkanlah dan berlatilah selama aku pergi, bersikaplah profesional” ujar JunHyung seraya meninggalkan Hyuna yang masih berdiri kesal melihat respon JunHyug yang acuh padanya.
Hyuna melangkah menuju ruang musik JunHyung, dijumpainya 4 anggota Highlight yang masih bercanda didalam sana, serentak ke-4 anggota yang lain terdiam melihat Hyuna yang masuk keruangan tersebut. pasalnya ke-4 anggota yang lain juga kurang nyaman dengan kehadiran Hyuna, selain karena Hyuna tak henti-hentinya mengganggu JunHyung juga karena Hyuna dianggap kurang dapat menghargai orang lain dan terlalu meremehkan orang lain.
“JunHyung Hyung tidak ada disini..” ucap Dongwoon datar pada Hyuna.
“ara..” jawab Hyuna angkuh “kemana dia akan pergi ?” tanya Hyuna seraya melipat kedua tangannya dan bertanya pada member Highlight yang lain.
Dongwoon hanya mengangkat kedua bahunya lalu pergi meninggalkan ruangan diikuti oleh Kikwang dan Yoseob, Dojoon pun beranjak dari duduknya menghampiri Hyuna,
“biarkan JunHyung istirahat sebentar..” ujar Dojoon tajam disamping Hyuna, “lagumu sudah selesei, kalau mau mendengarkan tunggu Taegun, ia sebentar lagi akan sampai” lanjut Dojoon kemudian melangkah pergi meninggalkan Hyuna seorang diri mengikuti langkah 4 member yang lain.
Hyuna terdiam, ia mengerti maksud Dojoon memperingatinya, Hyuna terlihat cukup kesal.
###
JunHyung membawa mobilnya melaju menuju kampus Jo, ia tersenyum dibalik kemudinya. Sesekali JunHyung melirik ke arah ponselnya menunggu pesan dari Jo. Namun tak juga ada pesan masuk. Sampai di depan gerbang kampus Jo, JunHyung menghentikan mobilnya. JunHyung mengirim satu pesan kepada Jo,
“kau dimana ? masih lama ?” – sender: JunHyung.
JunHyung yang sedari tadi mencoba menghubungi Jo akhirnya menterah pada panggilan ke 79-nya. “mungkin dia masih dikelas..” batin JunHyung, “tapi paling tidak dia menjawab pesanku..” batin JunHyung lagi, “ aaahhh.. mungkin karena dia bilang ada ujian,, ya.. dia pasti masih mengerjakan soal ujiannya” JunHyung mencoba menenangkan dirinya sendiri. JunHyungpun memutuskan untuk menunggu Jo seraya mendengarkan musik dan beristirahat dalam mobilnya.
Disisi lain, Jo yang baru saja selesai mengerjakan ulangan terakhirnya, membuka HP pesan masuknya, terlihat satu pesan masuk, dan.. WHAT... ada 79 panggilan tak terjawab dn semuanya dari JunHyung. Jo menghela nafas, “benar-benar merepotkan..” batin Jo.  Jo segera merapikan barang-barangnya..
“kau mau langsung pergi ?” tanya Soohee pada Jo.
“iyah.. aku harus segera kembali ke rumah ayahku.. nanti aku ceritakan kalau keadaanya sudah membaik. Aku pergi dulu..” pamit Jo pada Soohee, MinHee, dan Soojung.
“arasso.. hati-hati .. kalau sudah sampai kabari kami..” jawab Soohee dengan nada berteriak mengikuti langkah tergesa Jo keluar Jo.
Jo melambaikan tangannya tanda mengerti. Jo bergegas menuju gerbang kampusnya. Matanya mencari-cari letak mobil JunHyung berada. Pandangannya terhenti pada satu mobil berwarna putih yang terparkir tak jauh dari gerbang sekolahnya. Jopun menghampiri mobil putih tersebut. ia menempelkan mukanya pada kaca mobil yang terlihat gelap dari luar, sama-samar dapat dilihatnya sosok JunHyung yang tertidur dalam mobil. Jo mengetuk kaca mobilnya pelan. JunHyung adalah sosok yang paling sensitif dengan sumber suara, ia dapat terbangun dengan suara-suara kecil disekitarnya, sangat berbeda dengan Jo. JunHyung terbangun karena ketukan Jo, JunHyung menoleh ke arah sumber suara. Dilihatnya Jo sedang berdiri diluar pintu mobilnya, JunHyung segera membuka pintu mobilnya dan menyuruh Jo untuk masuk.
“Mian...aku baru selesai dengn ujianku..” Ujar Jo setelah duduk didalam mobilnya, kemudian Jo memasang sabuk pengamannya.
“seperti dugaanku..” Batin JunHyung sambil tersenyum sangat kecil.
“Gwechana..” jawab JunHyung dengan nada sok cuek, “kita langsung ke rumah nenek?” tanya JunHyung memastikan.
“ya... nanti kalau ada penjual persik dipinggir jalan kau bisa berhenti, aku ingin membelikan beberpa untuk nenekmu..” jawab Jo diikuti senyum khasnya.
JunHyung hanya menganggukkan kepalanya tanda mengerti.
###
Malam itu tak seperti biasanya ketika Jo dan JunHyung sampai di rumah nenek JunHyung, orang tua JunHyung dan ayah Jo telah berkumpul di kamar nenek. Jo datang dengan segenggam plastik berisikan buah persik kesukaan nenek. Jo dan JunHyung memasuki kamar nenek dan agak terkejut melihat wajah para tetua yang terlihat cukup serius.
“ada apa ini..?” tanya JunHyung sambil duduk di sebelah ibunya.
Jo duduk di sebelah nenek JunHyung, “ini aku bawakan buah persik kesukaan nenek” ucap Jo pada nenek. Nenek JunHyung membalas Jo dengan tersenyum. Nenek yang terduduk di atas tempat tidurnya menggenggam erat tangan Jo.
“bagaimana ujianmu ?” tanya nenek pada Jo.
“berjalan lancar, nenek tidak perlu khawatir” jawab Jo seraya mengelus punggung tangan nenek yang semakin keriput.
“nenek sudah membicarakan ini dengan orang tua JunHyung dan ayah Jo, kalian sudah mengenal satu sama lain dari kecil, kami ingin kalian segera menikah... nenek ingin melihatmu tumbuh mendampingi JunHyung sampai tua Jo...” Ujar nenek.
Jo melepaskan tangan nenek, JunHyung berdiri dari tempat duduknya kaget. Wajah Jo dan JunHyung sama-sama menunjukkan ekspresi kaget ..
“WHAT !!!!!!!... MENIKAH DENGAN JUNHYUNG...” Batin Jo tak percaya...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar