Senin, 12 Februari 2018

[FF] MARRY AN IDOL (1)



Satu
Jo tak lagi dapat fokus terhadap buku bacaanya. Ia dan tiga temannya tengah duduk di bangku di taman kampus mereka. Tiga orang teman Jo masih berteriak histeris didekatnya ketika membaca berita tentang comeback-nya boygroup favorit mereka Highlight. Jo menghela nafas dan menoleh kearah 3 temannya.
“Ya.....~ sampai kapan kalian akan terus melihat ulang MV tersebut.. ini sudah yang ke 13 kalinya kalian memutar itu.. kalian tidak belajar ??.. sebentar lagi ujian kita akan dimulai..” Teriak Jo pada ketiga temannya. Namun sia-sia Jo berteriak, tak ada satupun temannya yang menghiraukan dirinya. Jo tersenyum kecil sambil menghela nafas ringan melihat kelakuan ketiga temannya yang masih seperti anak SMA tersebut. “hei.. kalian sudah kuliah, ini sudah semester akhir kita.. apa kalian masih akan terus seperti ini.. kalian tak akan menghafal pasal-pasal untuk ujian nanti ??” Jo masih berusaha untuk menyadarkan ketiga temannya.
“Yaaaa Joooo-yaaa... kau dulu waktu SMA juga tergila-gila dengan BEAST kannn.... kau bahkan hafal semua dance nya.. sejak kau jadi anak hukum kau mulai melupakan uri oppa..” SooHee salah satu teman Jo mencibir ke arah Jo.
“Aigooo...” Jo hanya tersenyum kecil merespon cibiran SooHee. “Sudah pukul 12:30, ujian kita dimulai 15 menit lagii .. ayo kembali ke kelas..” ajak Jo sambil berdiri bersiap kembali ke kelas
“Joooo yaaa... “ SooHee diikuti Soojung dan MinHee Melihat kearah Jo dengan wajah memelas. Jo langsung mengerti maksud dari ketiga temannya yang berusaha meminta bantuan Jo ketika ujian dikelas nanti.
“Arasso.. nanti kalian duduk saja didekatku... Aigooooo” Ujar Jo pada tiga temannya yang kemudian tertawa lega mendengar jawaban Jo.
“Jo.. JJJAANNGGGGG” Ucap MinHee pada Jo seraya merangkul pundak Jo.
Mereka berempat pun melangkah riang menuju ruang ujian. Selama di koridor, baik Soojung, SooHee, dan MinHee masih tak henti-hentinya membahas tentang comeback-nya Highlight.
“Kau tadi lihat kan bagaimana JunHyung oppa menyanyikan bagaian rapnya ...Daebakkkkkk” SooHee yang menyukai JunHyung di Highlight kembali heboh.
“Benar..benar.. Doojun dan Kikwang oppa juga sangat lucuuuuuuuuuuuu” sahut Soojung
“suara Yoseob oppa waktu nada tinggi kalian dengar kan.. mereka terbaik... Dongwoon oppa Dongwoon oppa, dia terlihat semakin muda..” MinHee tak mau kalah dari kedua temannya.
Jo hanya terseyum mendengar kicauan teman-temannya.
“Joooo yaaaaa... kau dulu juga sangat menyukai JunHyung Oppa kan waktu mereka masih menjadi Beast.. kau bahkan hafal semua dance dan lagunya, kau juga sering bilang bahwa JunHyung oppa adalah Oppa tetanggamu waktu kau masih kecil..” SooHee merangkul Jo dan menggoda Jo sambil tertawa mengingatkan masa-masa SMA Jo dulu..
“benar.. benar.. kau bilang Jun Hyung oppa adalah oppa tetanggamu waktu kau masih di Busan..” Min Hee ikut tertawa menggoda Jo.
“tapi benar nenek JunHyung oppa kan di Busan.. walau kau pernah di Busan juga tapi leluconmu waktu SMA dulu membuat kita tidak tahaan.. benarkan???” SooJung menambahi sambil tertawa dan meminta dukungan yang lainnya..
Ketiga teman Jo masih menggoda Jo yang dulu waktu SMA sangat fanatik terhadap BEAST yang kini telah berganti nama menjadi Highlight sejak memisahkan diri dari agensi mereka Cube Entertaiment. Jo masih ingat bagaimana dulu ia adalah seorang fangirling sejati. Jo juga masih mengingat bahwa JunHyung pernah menjadi tetangganya saat JunHyung masih tinggal di Busan bersama neneknya. Pasalnya rumah Jo berada di satu desa yang sama dengan rumah nenek JunHyung, bahkan kedua orang tua Jo dulunya bekerja di ladang nenek JunHyung yang terkenal cukup luas. Jo kecil bahkan sempat beberapa kali betemu dan bermain dengan JunHyung sampai akhirnya JunHyung dan kedua orang tuanya memutuskan untuk pindah ke Seoul karena JunHyung berhasil lolos auidisi trainee di Cube Entertaiment. Sejak kepindahan JunHyung, Jo tak pernah lagi melihat JunHyung hingga debutnya Beast tahun 2009 silam. Jo masih ingat betapa gembiranya ia saat bisa melihat JunHyung lagi walaupun hanya lewat televisi. Jo masih ingat betul bahwa JunHyung merupakan cinta monyetnya yang pertama. Mengingat semua kenangan itu sekarang membuat Jo sangat ingin tertawa terbahak-bahak dan mengejek dirinya sendiri yang sangat bodoh. Bahkan kalau dipiki-pikir mungkin JunHyung juga sudah tak ingat dengan sosok Jo kecil.
Teman-teman Jo masih tertawa dan mengejek Jo. “Jinjjaayaaaa......cerita itu benar..” Jo mencoba meyakinkan temannya bahwa cerita masa kecil itu benar adanya. Namun dari dulu tak ada yang mempercayainya karena tak ada bukti apa-apa. Bahkan zaman Jo kecil dulu belum ada Smartphone dengan kamera canggih yang bisa menangkap moment kebersamaan Jo dengan Junhyung. Semua orang juga belum memiliki kamera digital yang bisa dibawa kemana-mana, dan untuk mengabadikan sebuah moment orang-orang desa akan pergi ke studio photo dan berdandan rapi serta formal untuk foto mereka. Hingga saat ini Jo masih belum mendapat kepercayaan dari teman-temannya tentang cerita masa kecil bersama JunHyung tersebut, Namun percaya atau tidak hal tersebut tidak lagi penting. Yang terpenting bagi Jo sekarang adalah lulus dari Fakultas Hukun Seoul National University ini dan segera menjadi Jaksa umum negara seperti mimpi kedua orang tuanya.
Jo dan teman-temanya masih tertawa riang mengejek Jo dan memuja-muja penampilan terbaru JunHyung dan Highlight. Suara tawa mereka terhenti didepan pintu kelas saat melihat suasana horor ruang ujian mereka. Ruangan itu diisi oleh sekumpulan orang yang befokus pada buku besar kumpulan hukum-hukum negara dimeja mereka masing-masing. Terlihat kantung mata panda yang menghias hampir di seluruh wajah mahasiswa kelas hukum tersebut. Jo beserta ketiga temannya segera memasuki ruangan ujian itu dan bersiap diposisi masing-masing. Mereka berempat sengaja memilih bangku belakang dengan posisi berdekatan agar dapat tetap berkomunikasi saat ujian berlangsung.
###
Jo membereskan barang-barangnya, begitu juga dengan SooHee, MinHee, dan SooJung.
“Waaaaaa.... daedanataaa... sulit banget kan soalnya.. “ Keluh SooHee seraya merapikan tempat pensilnya.
“Araaa..... naneun mollaa... aaaarrgghh menyebalkan” timpal MinHee dengan wajah kecewanya.
Jo mengerti perasaan teman-temannya. Bahkan Jo yang belajar lebih giat dibandingkan dengan ketiga temannya tersebut saja merasa kesulitan saat mengerjakan soal tersebut.
Tttrrrtttttttttrrrttttttrrrttt.....................
Smartphone Jo berbunyi nyaring mengisi latar kelas yang sudah sepi, tinggal ada Jo, SooHee, Soojung, dan MinHee. Jo melihat ke layar ponselnya. Tertera “Uri Saranghanda Appa” sedang memanggil dan menunggu jawaban dari Jo.
“Appa...” Ujar Jo lirih.
“Yaaa.. tumben sekali ayahmu menelfon.. pasti sangat penting.. cepat angkat ..” Ujar SooHee pada Jo. Benar dari ketiga sahabatnya tersebut yang paling dekat dengan Jo adalah SooHee. SooHee satu-satunya yang mengetahui tentang keluarga Jo, bagaimana hubungan Jo dan ayahnya yang kurang dekat semenjak kepergian ibunya. Ayahnya yang masih tinggal di Busan karena tidak ingin melupakan kenangan bersama ibu Jo, sedangkan Jo yang sejak SMA memutuskan untuk pindah ke Seoul karena terlalu berat menjalani hari-hari dengan kenangan bersama ibunya di Busan. Dari kecil hanya Ibu Jo lah yang mampu mencairkan kecanggungan antara ayah Jo dengan Jo.
Jo terlihat ragu untuk mengangkat telfon dari ayahnya.
“Cepat angkat Jo..” SooHee menyadarkan keraguan Jo. Jo tersenyum kecil pada SooHee dan kemudian segera menekn tombol terima dilayar ponselnya.
“Nhee Appa..” Sahut Jo pada ayahnya.
“Mworagooo ...” “Hmmmm..” “Hmmmm...” “Arasso.. “ Hanya kata-kata itu yang terdengar dari mulut Jo. Jo menutup telfunnya pelan, terlihat ranah terkejut dan sedih di garis muka Jo.
“Waeyo..?” tanya SooHee pelan. SooHee, SooJung, dan MinHee saling bertanya melalui isyarat mata satu sama lain melihat ekspresi Jo yang kurang menyenangkan.
“aku harus pergi ke busan, ayah memanggilku..” Ujar Jo lirih. “aku akan langsung kesana sekarang..” lanjut Jo
“Ah..wae..” belum sempat MinHee melanjutkan pertanyaanya, SooHee segera menarik tangan MinHee, memberi isyarat agar MinHee tidak menanyakan alsn Jo harus segera ke Busan.
“Ah.. arasso.. hati-hati dijalan Jo, kalau ada apa-apa kau bisa menghubungi kami” Ujar SooHee pada Jo.
Jo tersenyum pada SooHee dan yang lainnya, “Aku pergi dulu..” Pamit Jo seraya engambil tasnya dan berlari kecil keluar kelas menuju halte bus untuk berangkat ke Busan.
“Ah Waeyo..” Protes MinHee pada SooHee yang menghentikannya.
“Yaaaa... kau tahu Jo kan, kalau dia sedang terlihat panik dia paling tidak suka ditanya-tanya. “ jawab SooHee seraya menepuk lengan MinHee, “walaupun dia gadis yang ceria tapi dia tidak bisa menyembunyikan perasaannya, apalagi kalau menyangkut ayahnya.. pertanyaan kita hanya akan membuat Jo merasa lebih tidak nyaman” Lanjut SooHee
“Benar biarkan saja.. nanti kalau sudah mereda dia pasti menghubungi dan mengabari kita” Imbuh Soojung “Kajja.. kita juga harus pulang” , SooJung mengajang teman-temannya untuk kembali.
###
Jo terlihat sangat panik dan gundah di kursi bus menuju Busan. Ia mengenggam erat kedua tangannya berharap tidak ada hal buruk yang terjadi. Ia masih mengingat suara ayahnya yang mengabarkan bahwa neneknya sedang sakit keras, lebih tepatnya nenek JunHyung anggota group Highlight. Bagi Jo nenek JunHyung sudah seperti neneknya sendiri. waktu JunHyung meninggalkan Busan menuju Seoul, Jo tak bisa berhenti menangis dan nenek JunHyung merupakan orang yang selalu menemani dan mendampingi Jo menggantikan posisi JunHyung. Bahkan ketika ibu Jo meninggal, nenek JunHyung jugalah yang menggantikan posisi ibunya dalam mendengarkan keluh kesah Jo dn menemani Jo saat acara kelulusan SMP. Tentu saja ayahnya tak bisa menemaninya karena sibuk bekerja. Nenek JunHyung sudah seperti keluarga sendiri bagi Jo, bahkan bisa dibilang lebih dekat dengan Jo dibandingkan dengan ayahnya. Tanpa sadar Jo meneteskan air matanya. Jo semakin terisak ketika mengingat kembali percakapan dengan ayahnya di telfon tadi. Ayah Jo mengabarkan bahwa nenek JunHyung tak henti-hentinya menyuruh ayah Jo untuk memanggil Jo kesana.
Jo tiba di terminal Busan, kini Jo tinggal menaiki satu bus lagi untuk sampai di halte desa dan menempuh perjalanan kaki kurang lebih 15 menit menuju rumah nenek JunHyung. Jika Jo beruntung, maka Jo bisa bertemu dengan Ahjussi-Ahjussi desa yang mengenderai traktor menuju ladang nenek JunHyung sehingga Jo bisa ikut menaikinya dan sampai hanya dalam 5-7 menit. Kenyataanya sore itu Jo kurang beruntung sehingga harus berjalan kaki menuju rumah nenek JunHyung. Untunglah hari semakin sore, cuaca tak terlalu terik, matahari sudah hampir tenggelam dan para pemuja senja pasti sedang menikmati lukisan jingga senja dilangit sore. Jo terlihat mempercepat langkahnya menuju tujuannya. 
Gambar 1

Banyak warga desa yag menegnli sosok Jo dan menyapanya ringan, Jo pun membalas ringan sapaan warga desa. Jo berjalan melewati rumahnya, terhenti sejenak langkah Jo dan dilihatnya rumah tua di sebrang jalan, “Pasti ayah sedang di rumah nenek” gumam Jo pelan. Jo meneruskan langkahnya menuju rumh nenek JunHyung. 

Gambar 2

Benar dugaan Jo terlihat sosok ayahnya sedang membereskan peralatan bercocok tanam di halaman depan rumah nenek JunHyung. Walaupun Jo tidak begitu dekat dengan ayahnya, namun Jo tahu bahwa ayahnya pasti lebih sering menghabiskan waktu untuk tidur di ruangan samping rumah nenek JunHyung yang merupakan tempat penyimpanan aat-alat bercocok tanam, karena kenangan bersama ibunya lebih banyak dihabiskan oleh kedua orang tua Jo dirumah nenek JunHyung. Ayah dan ibunya tidak hanya dianggap sebagai pekerja oleh nenek JunHyung, keluarganya sudah dianggap seperti keluarga sendiri. Ayah Jo merupakan sahabat sari Ayah JunHyung yang merupakan putra tunggal dari nenek JunHyung. Baik kedua orang JunHyung maupun kedua orang tua Jo merupakan sahabat sejak SD. Ituah mengapa mereka begitu dekat, berbeda dengan mereka Jo dan JunHyung hanya sempat dekat ketika keduanya di bangku SD. Umur mereka terpaut 5 tahun. Ketika JunHyung memutuskan untuk menjadi trainee di Cube Entertaiment, saat itu dia menginjak kelas 1 SMP sedangkan Jo baru berada di kelas 2 SD. Sejak menjadi Idol pun Jo tidak ada kesempatan untuk mengunjungi JunHyung. Pernah sekali Jo datang di Fansight JunHyung namun JunHyung tak mengenalinya. Tentu saja Jo tetap berpikir positif, menjadi seorang Idol tentu pekerjaan yang berat. Fans JunHyung bukan hanya Jo namun ribun remaj Korea Selatan lainnya. Lagi pula mana mungkin JunHyung mengingat masa kecilnya bersama gadis kelas 2 SD yang berusia 8 tahun pada 16 tahun yang lalu. Ya, sekarang usia Jo sudah menginjak yang ke-24 tahun, sedangkan JunHyung sudah berusia 29 tahun. Pada 2010 lalu Jo masih ingat dirinya pernah menangis 3 hari 3 malam karena berita JunHyung yang mengencani Go Hara member dari KARA. Tentu saja semua fans bahkan Jo berpikir bahwa mereka adalah pasangan yang serasi. Sama-sama idol serta keduanya sangat tampan dan cantik. Jo berusaha menerima sebagai fans dan tetap mendukung karir JunHyung, namun 2 tahun kemudia JunHyung dan Go Hara dikabarkan telah resmi putus. Tentu saja waktu itu Jo senangnya bukan main, dia bahkan mentraktir 3 temannya makan Teoppki di restoran yang cukup ternama di Seoul. Sekarang semua itu hanya kenangan bagi Jo. Melihat ayahnya yang sedang bekerja di depan rumah nenek JunHyung, Jo segera berlari menghampiri ayahnya.
“Appa...” panggil Jo pada Ayahnya.
“wasso... jal jinaesso?” sambut ayah Jo
“Hmmm..” Jo mengangguk pelan “halmeoni eodiyo ??” tanya Jo kemudian
“Jib e, gidarigoisso..” jawab Ayah Jo
“Nhe.. Arassoyo.. naneun meonjoganda yo..”  Ujar Jo kemudian memberi salam dengan membungkukkan setangah badannya didepan sang ayah.
“Oh..” sahut ayahnya. Mata Ayah Jo masih memandang lekat punggung anaknya yang berjalan masuk hendak menemui nenek JunHyung. Ayah Jo menghela nafas kemudian melanjutkan pekerjaanya.
“Halmeoniii.. nae gandaa...” Jo sampai didepan pintu kamar nenek dan memanggil nenek JunHyung. Jo membuka pintu kamar nenek pelan... “Ah Eommmaaaa...” Jo berteriak kaget melihat pemandangan didepannya.

To be Continue ...



Sumber Gambar :
https://pbs.twimg.com/media/Cu7vTXFUEAACaog.jpg
https://orig00.deviantart.net/1617/f/2011/122/d/4/beast_chibi_jun_hyung_by_thematasatu-d3fguz1.jpg
Gambar1:https://awsimages.detik.net.id/visual/2017/09/29/9457c367-b3f2-4745-88a2-b325d6cef96c_169.jpg?w=650
Gambar 2: www.google.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar