Satu
Jo
tak lagi dapat fokus terhadap buku bacaanya. Ia dan tiga temannya tengah duduk
di bangku di taman kampus mereka. Tiga orang teman Jo masih berteriak histeris
didekatnya ketika membaca berita tentang comeback-nya
boygroup favorit mereka Highlight. Jo
menghela nafas dan menoleh kearah 3 temannya.
“Ya.....~
sampai kapan kalian akan terus melihat ulang MV tersebut.. ini sudah yang ke 13
kalinya kalian memutar itu.. kalian tidak belajar ??.. sebentar lagi ujian kita
akan dimulai..” Teriak Jo pada ketiga temannya. Namun sia-sia Jo berteriak, tak
ada satupun temannya yang menghiraukan dirinya. Jo tersenyum kecil sambil
menghela nafas ringan melihat kelakuan ketiga temannya yang masih seperti anak
SMA tersebut. “hei.. kalian sudah kuliah, ini sudah semester akhir kita.. apa
kalian masih akan terus seperti ini.. kalian tak akan menghafal pasal-pasal
untuk ujian nanti ??” Jo masih berusaha untuk menyadarkan ketiga temannya.
“Yaaaa
Joooo-yaaa... kau dulu waktu SMA juga tergila-gila dengan BEAST kannn.... kau
bahkan hafal semua dance nya.. sejak
kau jadi anak hukum kau mulai melupakan uri oppa..” SooHee salah satu teman Jo mencibir
ke arah Jo.
“Aigooo...”
Jo hanya tersenyum kecil merespon cibiran SooHee. “Sudah pukul 12:30, ujian kita
dimulai 15 menit lagii .. ayo kembali ke kelas..” ajak Jo sambil berdiri
bersiap kembali ke kelas
“Joooo
yaaa... “ SooHee diikuti Soojung dan MinHee Melihat kearah Jo dengan wajah
memelas. Jo langsung mengerti maksud dari ketiga temannya yang berusaha meminta
bantuan Jo ketika ujian dikelas nanti.
“Arasso..
nanti kalian duduk saja didekatku... Aigooooo” Ujar Jo pada tiga temannya yang kemudian
tertawa lega mendengar jawaban Jo.
“Jo..
JJJAANNGGGGG” Ucap MinHee pada Jo seraya merangkul pundak Jo.
Mereka
berempat pun melangkah riang menuju ruang ujian. Selama di koridor, baik Soojung,
SooHee, dan MinHee masih tak henti-hentinya membahas tentang comeback-nya Highlight.
“Kau
tadi lihat kan bagaimana JunHyung oppa menyanyikan bagaian rapnya
...Daebakkkkkk” SooHee yang menyukai JunHyung di Highlight kembali heboh.
“Benar..benar..
Doojun dan Kikwang oppa juga sangat lucuuuuuuuuuuuu” sahut Soojung
“suara
Yoseob oppa waktu nada tinggi kalian dengar kan.. mereka terbaik... Dongwoon
oppa Dongwoon oppa, dia terlihat semakin muda..” MinHee tak mau kalah dari
kedua temannya.
Jo
hanya terseyum mendengar kicauan teman-temannya.
“Joooo
yaaaaa... kau dulu juga sangat menyukai JunHyung Oppa kan waktu mereka masih menjadi
Beast.. kau bahkan hafal semua dance dan lagunya, kau juga sering bilang bahwa
JunHyung oppa adalah Oppa tetanggamu waktu kau masih kecil..” SooHee merangkul
Jo dan menggoda Jo sambil tertawa mengingatkan masa-masa SMA Jo dulu..
“benar..
benar.. kau bilang Jun Hyung oppa adalah oppa tetanggamu waktu kau masih di
Busan..” Min Hee ikut tertawa menggoda Jo.
“tapi
benar nenek JunHyung oppa kan di Busan.. walau kau pernah di Busan juga tapi
leluconmu waktu SMA dulu membuat kita tidak tahaan.. benarkan???” SooJung
menambahi sambil tertawa dan meminta dukungan yang lainnya..
Ketiga
teman Jo masih menggoda Jo yang dulu waktu SMA sangat fanatik terhadap BEAST
yang kini telah berganti nama menjadi Highlight sejak memisahkan diri dari agensi
mereka Cube Entertaiment. Jo masih ingat bagaimana dulu ia adalah seorang fangirling sejati. Jo juga masih
mengingat bahwa JunHyung pernah menjadi tetangganya saat JunHyung masih tinggal
di Busan bersama neneknya. Pasalnya rumah Jo berada di satu desa yang sama
dengan rumah nenek JunHyung, bahkan kedua orang tua Jo dulunya bekerja di
ladang nenek JunHyung yang terkenal cukup luas. Jo kecil bahkan sempat beberapa
kali betemu dan bermain dengan JunHyung sampai akhirnya JunHyung dan kedua
orang tuanya memutuskan untuk pindah ke Seoul karena JunHyung berhasil lolos
auidisi trainee di Cube Entertaiment. Sejak kepindahan JunHyung, Jo tak pernah
lagi melihat JunHyung hingga debutnya Beast tahun 2009 silam. Jo masih ingat
betapa gembiranya ia saat bisa melihat JunHyung lagi walaupun hanya lewat
televisi. Jo masih ingat betul bahwa JunHyung merupakan cinta monyetnya yang
pertama. Mengingat semua kenangan itu sekarang membuat Jo sangat ingin tertawa
terbahak-bahak dan mengejek dirinya sendiri yang sangat bodoh. Bahkan kalau
dipiki-pikir mungkin JunHyung juga sudah tak ingat dengan sosok Jo kecil.
Teman-teman
Jo masih tertawa dan mengejek Jo. “Jinjjaayaaaa......cerita itu benar..” Jo
mencoba meyakinkan temannya bahwa cerita masa kecil itu benar adanya. Namun dari
dulu tak ada yang mempercayainya karena tak ada bukti apa-apa. Bahkan zaman Jo
kecil dulu belum ada Smartphone dengan kamera canggih yang bisa menangkap
moment kebersamaan Jo dengan Junhyung. Semua orang juga belum memiliki kamera
digital yang bisa dibawa kemana-mana, dan untuk mengabadikan sebuah moment
orang-orang desa akan pergi ke studio photo dan berdandan rapi serta formal
untuk foto mereka. Hingga saat ini Jo masih belum mendapat kepercayaan dari
teman-temannya tentang cerita masa kecil bersama JunHyung tersebut, Namun
percaya atau tidak hal tersebut tidak lagi penting. Yang terpenting bagi Jo
sekarang adalah lulus dari Fakultas Hukun Seoul National University ini dan
segera menjadi Jaksa umum negara seperti mimpi kedua orang tuanya.
Jo
dan teman-temanya masih tertawa riang mengejek Jo dan memuja-muja penampilan
terbaru JunHyung dan Highlight. Suara tawa mereka terhenti didepan pintu kelas
saat melihat suasana horor ruang ujian mereka. Ruangan itu diisi oleh
sekumpulan orang yang befokus pada buku besar kumpulan hukum-hukum negara
dimeja mereka masing-masing. Terlihat kantung mata panda yang menghias hampir di
seluruh wajah mahasiswa kelas hukum tersebut. Jo beserta ketiga temannya segera
memasuki ruangan ujian itu dan bersiap diposisi masing-masing. Mereka berempat
sengaja memilih bangku belakang dengan posisi berdekatan agar dapat tetap
berkomunikasi saat ujian berlangsung.
###
Jo
membereskan barang-barangnya, begitu juga dengan SooHee, MinHee, dan SooJung.
“Waaaaaa....
daedanataaa... sulit banget kan soalnya.. “ Keluh SooHee seraya merapikan
tempat pensilnya.
“Araaa.....
naneun mollaa... aaaarrgghh menyebalkan” timpal MinHee dengan wajah kecewanya.
Jo
mengerti perasaan teman-temannya. Bahkan Jo yang belajar lebih giat
dibandingkan dengan ketiga temannya tersebut saja merasa kesulitan saat
mengerjakan soal tersebut.
Tttrrrtttttttttrrrttttttrrrttt.....................
Smartphone
Jo berbunyi nyaring mengisi latar kelas yang sudah sepi, tinggal ada Jo, SooHee,
Soojung, dan MinHee. Jo melihat ke layar ponselnya. Tertera “Uri Saranghanda
Appa” sedang memanggil dan menunggu jawaban dari Jo.
“Appa...”
Ujar Jo lirih.
“Yaaa..
tumben sekali ayahmu menelfon.. pasti sangat penting.. cepat angkat ..” Ujar
SooHee pada Jo. Benar dari ketiga sahabatnya tersebut yang paling dekat dengan
Jo adalah SooHee. SooHee satu-satunya yang mengetahui tentang keluarga Jo,
bagaimana hubungan Jo dan ayahnya yang kurang dekat semenjak kepergian ibunya.
Ayahnya yang masih tinggal di Busan karena tidak ingin melupakan kenangan
bersama ibu Jo, sedangkan Jo yang sejak SMA memutuskan untuk pindah ke Seoul
karena terlalu berat menjalani hari-hari dengan kenangan bersama ibunya di
Busan. Dari kecil hanya Ibu Jo lah yang mampu mencairkan kecanggungan antara
ayah Jo dengan Jo.
Jo
terlihat ragu untuk mengangkat telfon dari ayahnya.
“Cepat
angkat Jo..” SooHee menyadarkan keraguan Jo. Jo tersenyum kecil pada SooHee dan
kemudian segera menekn tombol terima dilayar ponselnya.
“Nhee
Appa..” Sahut Jo pada ayahnya.
“Mworagooo
...” “Hmmmm..” “Hmmmm...” “Arasso.. “ Hanya kata-kata itu yang terdengar dari
mulut Jo. Jo menutup telfunnya pelan, terlihat ranah terkejut dan sedih di
garis muka Jo.
“Waeyo..?”
tanya SooHee pelan. SooHee, SooJung, dan MinHee saling bertanya melalui isyarat
mata satu sama lain melihat ekspresi Jo yang kurang menyenangkan.
“aku
harus pergi ke busan, ayah memanggilku..” Ujar Jo lirih. “aku akan langsung
kesana sekarang..” lanjut Jo
“Ah..wae..”
belum sempat MinHee melanjutkan pertanyaanya, SooHee segera menarik tangan
MinHee, memberi isyarat agar MinHee tidak menanyakan alsn Jo harus segera ke
Busan.
“Ah..
arasso.. hati-hati dijalan Jo, kalau ada apa-apa kau bisa menghubungi kami”
Ujar SooHee pada Jo.
Jo
tersenyum pada SooHee dan yang lainnya, “Aku pergi dulu..” Pamit Jo seraya
engambil tasnya dan berlari kecil keluar kelas menuju halte bus untuk berangkat
ke Busan.
“Ah
Waeyo..” Protes MinHee pada SooHee yang menghentikannya.
“Yaaaa...
kau tahu Jo kan, kalau dia sedang terlihat panik dia paling tidak suka
ditanya-tanya. “ jawab SooHee seraya menepuk lengan MinHee, “walaupun dia gadis
yang ceria tapi dia tidak bisa menyembunyikan perasaannya, apalagi kalau
menyangkut ayahnya.. pertanyaan kita hanya akan membuat Jo merasa lebih tidak
nyaman” Lanjut SooHee
“Benar
biarkan saja.. nanti kalau sudah mereda dia pasti menghubungi dan mengabari
kita” Imbuh Soojung “Kajja.. kita juga harus pulang” , SooJung mengajang
teman-temannya untuk kembali.
###
Jo
terlihat sangat panik dan gundah di kursi bus menuju Busan. Ia mengenggam erat
kedua tangannya berharap tidak ada hal buruk yang terjadi. Ia masih mengingat
suara ayahnya yang mengabarkan bahwa neneknya sedang sakit keras, lebih
tepatnya nenek JunHyung anggota group Highlight. Bagi Jo nenek JunHyung sudah
seperti neneknya sendiri. waktu JunHyung meninggalkan Busan menuju Seoul, Jo
tak bisa berhenti menangis dan nenek JunHyung merupakan orang yang selalu
menemani dan mendampingi Jo menggantikan posisi JunHyung. Bahkan ketika ibu Jo
meninggal, nenek JunHyung jugalah yang menggantikan posisi ibunya dalam
mendengarkan keluh kesah Jo dn menemani Jo saat acara kelulusan SMP. Tentu saja
ayahnya tak bisa menemaninya karena sibuk bekerja. Nenek JunHyung sudah seperti
keluarga sendiri bagi Jo, bahkan bisa dibilang lebih dekat dengan Jo
dibandingkan dengan ayahnya. Tanpa sadar Jo meneteskan air matanya. Jo semakin
terisak ketika mengingat kembali percakapan dengan ayahnya di telfon tadi. Ayah
Jo mengabarkan bahwa nenek JunHyung tak henti-hentinya menyuruh ayah Jo untuk
memanggil Jo kesana.
Jo
tiba di terminal Busan, kini Jo tinggal menaiki satu bus lagi untuk sampai di
halte desa dan menempuh perjalanan kaki kurang lebih 15 menit menuju rumah
nenek JunHyung. Jika Jo beruntung, maka Jo bisa bertemu dengan Ahjussi-Ahjussi
desa yang mengenderai traktor menuju ladang nenek JunHyung sehingga Jo bisa ikut
menaikinya dan sampai hanya dalam 5-7 menit. Kenyataanya sore itu Jo kurang
beruntung sehingga harus berjalan kaki menuju rumah nenek JunHyung. Untunglah hari
semakin sore, cuaca tak terlalu terik, matahari sudah hampir tenggelam dan para
pemuja senja pasti sedang menikmati lukisan jingga senja dilangit sore. Jo
terlihat mempercepat langkahnya menuju tujuannya.
Gambar 1 |
Banyak warga desa yag
menegnli sosok Jo dan menyapanya ringan, Jo pun membalas ringan sapaan warga
desa. Jo berjalan melewati rumahnya, terhenti sejenak langkah Jo dan dilihatnya
rumah tua di sebrang jalan, “Pasti ayah sedang di rumah nenek” gumam Jo pelan.
Jo meneruskan langkahnya menuju rumh nenek JunHyung.
Gambar 2 |
Benar dugaan Jo terlihat
sosok ayahnya sedang membereskan peralatan bercocok tanam di halaman depan
rumah nenek JunHyung. Walaupun Jo tidak begitu dekat dengan ayahnya, namun Jo
tahu bahwa ayahnya pasti lebih sering menghabiskan waktu untuk tidur di ruangan
samping rumah nenek JunHyung yang merupakan tempat penyimpanan aat-alat
bercocok tanam, karena kenangan bersama ibunya lebih banyak dihabiskan oleh
kedua orang tua Jo dirumah nenek JunHyung. Ayah dan ibunya tidak hanya dianggap
sebagai pekerja oleh nenek JunHyung, keluarganya sudah dianggap seperti
keluarga sendiri. Ayah Jo merupakan sahabat sari Ayah JunHyung yang merupakan
putra tunggal dari nenek JunHyung. Baik kedua orang JunHyung maupun kedua orang
tua Jo merupakan sahabat sejak SD. Ituah mengapa mereka begitu dekat, berbeda
dengan mereka Jo dan JunHyung hanya sempat dekat ketika keduanya di bangku SD. Umur
mereka terpaut 5 tahun. Ketika JunHyung memutuskan untuk menjadi trainee di
Cube Entertaiment, saat itu dia menginjak kelas 1 SMP sedangkan Jo baru berada
di kelas 2 SD. Sejak menjadi Idol pun Jo tidak ada kesempatan untuk mengunjungi
JunHyung. Pernah sekali Jo datang di Fansight JunHyung namun JunHyung tak
mengenalinya. Tentu saja Jo tetap berpikir positif, menjadi seorang Idol tentu
pekerjaan yang berat. Fans JunHyung bukan hanya Jo namun ribun remaj Korea
Selatan lainnya. Lagi pula mana mungkin JunHyung mengingat masa kecilnya
bersama gadis kelas 2 SD yang berusia 8 tahun pada 16 tahun yang lalu. Ya,
sekarang usia Jo sudah menginjak yang ke-24 tahun, sedangkan JunHyung sudah
berusia 29 tahun. Pada 2010 lalu Jo masih ingat dirinya pernah menangis 3 hari
3 malam karena berita JunHyung yang mengencani Go Hara member dari KARA. Tentu saja
semua fans bahkan Jo berpikir bahwa mereka adalah pasangan yang serasi. Sama-sama
idol serta keduanya sangat tampan dan cantik. Jo berusaha menerima sebagai fans
dan tetap mendukung karir JunHyung, namun 2 tahun kemudia JunHyung dan Go Hara
dikabarkan telah resmi putus. Tentu saja waktu itu Jo senangnya bukan main, dia
bahkan mentraktir 3 temannya makan Teoppki di restoran yang cukup ternama di
Seoul. Sekarang semua itu hanya kenangan bagi Jo. Melihat ayahnya yang sedang
bekerja di depan rumah nenek JunHyung, Jo segera berlari menghampiri ayahnya.
“Appa...”
panggil Jo pada Ayahnya.
“wasso...
jal jinaesso?” sambut ayah Jo
“Hmmm..”
Jo mengangguk pelan “halmeoni eodiyo ??” tanya Jo kemudian
“Jib
e, gidarigoisso..” jawab Ayah Jo
“Nhe..
Arassoyo.. naneun meonjoganda yo..” Ujar
Jo kemudian memberi salam dengan membungkukkan setangah badannya didepan sang
ayah.
“Oh..”
sahut ayahnya. Mata Ayah Jo masih memandang lekat punggung anaknya yang
berjalan masuk hendak menemui nenek JunHyung. Ayah Jo menghela nafas kemudian
melanjutkan pekerjaanya.
“Halmeoniii..
nae gandaa...” Jo sampai didepan pintu kamar nenek dan memanggil nenek JunHyung.
Jo membuka pintu kamar nenek pelan... “Ah Eommmaaaa...” Jo berteriak kaget
melihat pemandangan didepannya.
To be Continue ...
Sumber Gambar :
https://pbs.twimg.com/media/Cu7vTXFUEAACaog.jpg
https://orig00.deviantart.net/1617/f/2011/122/d/4/beast_chibi_jun_hyung_by_thematasatu-d3fguz1.jpg
Gambar1:https://awsimages.detik.net.id/visual/2017/09/29/9457c367-b3f2-4745-88a2-b325d6cef96c_169.jpg?w=650
Gambar 2: www.google.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar