Senin, 05 Maret 2018

[FF] MARRY AN IDOL (3)



Tiga
Nenek sudah membicarakan ini dengan orang tua JunHyung dan ayah Jo, kalian sudah mengenal satu sama lain dari kecil, kami ingin kalian segera menikah... nenek ingin melihatmu tumbuh mendampingi JunHyung sampai tua Jo...” Jelas nenek JunHyung pada Jo dan JunHyung
Jo melepaskan tangan nenek bersamaan dengan JunHyung berdiri dari tempat duduknya kaget. Wajah Jo dan JunHyung sama-sama menunjukkan ekspresi kaget ..
“WHAT !!!!!!!... MENIKAH DENGAN JUNHYUNG...” Batin Jo tak percaya...
“tentu saja kalian sangat kaget.. tapi ibuh dan ayah sudah memikirkan ini dari lama JunHyung.. “tambah Ibu JunHyung seraya memegang erat tangan JunHyung.
“appa....” Jo memanggil ayahnya yang hanay terdiam
“ayah tidak akan memaksamu, ayah akan memberikan kamu waktu untuk berpikir..” jawab ayah Jo, kali ini nada ayah Jo tak lagi datar seperti biasanya.
“benar.. kalian bisa memikirkannya selama disini..” sahut ayah JunHyung yang didukung oleh anggukan dari nenek dan yang lainnya.
Nenek JunHyung meraih tangan Jo, “pikirkanlah .. nenek ingin kau menjadi cucu nenek yang sesungguhnya.., nenek yakin ibumu juga pasti setuju dengan ini..” tambah nenek pada Jo.
Jo dan JunHyung masih terdiam, Jo menghela nafas dalam dan melihat tajam ke arah JunHyung.
“Menikah dengan idol seperti dia ????.. WHAT THE.. !!! pasti akan sangat merepotkan..” batin Jo namun terlihat jelas di wajahnya..
###
Malam itu adalah malam terpanjang bagi Jo dan JunHyung. Berlanjut hingga 2 hari setelahnya masih merupakan saat-saat panjang bagi JunHyung dan Jo, keduanya yang biasanya berbincang santai mulai saling menghindar dan menjadi canggung ketika bertemu. Tak ada lagi obrolan santai dimalam hari, tak ada lagi senda gurau berdua. Bukan saling membenci keduanya hanya sedang berkutat dengan pikiran masing-masing. Baik ayah Jo maupun kedua orang tua JunHyung tak ada yang berani memulai pembicaraan terhadap keduanya, mereka memilih untuk menunggu keputusan keduanya. Melihat kesehatan nenek JunHyung dan juga permintaan terakhir nenek JunHyung tersebut membuat keduanya harus berpikir lebih serius, mereka tak mungkin untuk tidak mengabulkan permintaan terakhir tersebut, namun bagaimana dengan karir JunHyung menjadi idol ? , Bagaimana kelangsungan studi Jo ?, banyak hal yang menjadi pertimbangan keduanya. Hari ketiga suasana masih terasa begitu tidak nyaman, tinggal 3 hari lagi sebelum masa liburan di rumah nenek berakhir. Jo tak bisa begini terus. Malam ini Jo memutuskan untuk memberanikan diri menyapa JunHyung serta berbicara empat mata dengannya. Malam itu JunHyung terlihat berjalan kearah mobilnya untuk mengambil barangnya. Jo sengaja keluar dan menghadangnya, Jo berdiri tepat didepannya. JunHyung menghentikan langkahnya tiba-tiba, ia melihat kearah Jo kemudian mengalihkan pandangannya ke arah kakinya. JunHyung mencoba menghindar ke arah kiri, Jo mengikuti menghadang ke arah kiri. JunHyung menghindar ke arah kanan, Jo mengikuti menghadang langkah JunHyung kearah kanan, dn begitulah seterusnya. Sampai Jo menghela nafas panjang.
“aigoo... oppa kita harus bicara..” ujar Jo kemudian
“mwo ??” tanya JunHyung lirih
“banyak hal yang harus dibicarakan, kau mau bicara disini apa kita bicara didalam mobilmu saja, disini dingin. “ ucap Jo seraya mengambil kunci mobil JunHyung dari tangan JunHyung dan membuka pintu mobil JunHyung.
JunHyung tak lagi bisa menghindar. Iapun dengan berat mengikuti langkah Jo masuk ke dalam mobilnya. Satu sampai tiga menit berikutnya terasa sangat mencekam. Suasana terasa sangat canggung. Baik Jo maupun JunHyung tak ada yang bersuara.
“aku sudah tidak tahan dengan semua ini, ayo kita bilang ke nenek dan semuanya kalo kita menolak perjodohan ini” kata Jo memecah suasana canggung tersebut.
“waeyo ?? kau menolak perjodohan ini?” tanya JunHyung ragu.
Jo menatap JunHyung lekat-lekat, “lalu apa kau menerimanya oppa ?” tanya Jo kemudian. JunHyung hanya diam, tidak menjawab pertanyaan Jo.
“bagaimana dengan Highlight ? bagaimana dengan karirmu sebagai idol ? bagaimana dengan fans mu ?.. lalu aku.. bagaimana dengan studiku..? baiklah katakanlah saja aku masih melanjutkan studiku .. lalu bagaimana aku menghadapi fans mu di kampusku ?? bagaimana aku bisa belajar dengan tenang jika di setiap sudut kota aku akan di hajar oleh fans mu..??? anni anni.. ini tidak benar oppa.. kau punya kehidupan sendiri, aku juga.. aku tidak suka dengan sorotan kamera yang berlebihan.. siroo... kajja oppa kita beritahu nenek dan yang lainnya kalau kita menolak perjodohan itu..” jelas Jo panjang lebar diikuti dengan ajakan Jo untuk segera memberitahu nenek kalau mereka menolak perjodohan itu. Jo segera turun dari mobil tanpa menunggu jawaban JunHyung. JunHyung mengikuti langkah Jo menuju kamar nenek.
“Halmeoni..” Jo memanggil pelan nenek dari luar pintu kamarnya.
Jo membuka pelan pintu kamar nenek, terlihat nenek yang sedang duduk diatas tempat tidurnya seraya menerima suapan makan malamnya dari Ibu JunHyung. Sontak nenek dan Ibu JunHyung melihat kedatangan Jo dan JunHyung.
Jo duduk perlahan didepan nenek, JunHyung mengikuti langkah Jo. JunHyung terlihat ragu untuk berbicara pada neneknya. Jo menarik tangan JunHyung agar ikut duduk disampingnya.
“Halmeoni.. JunHyung Eommoni.. kami sudah berbicara, dan kami memutuskan untuk men...” Jo hendak mengatakan kalau mereka sepakat untuk menolak perjodohan itu, namun kata-katanya terhenti dengan sahutan dari JunHyung
“menerima perjodohan ini..” sahut JunHyung cepat memotong pembicaraan Jo seraya menggenggam tangan Jo didepan neneknya. Sontak Jo sangat kaget dan memandang JunHyung dengan wajah tidak percaya, ia sedikit kesal dengan keputusan JunHyung yang sangat diluar dugaanya. Jo berusaha melepaskan genggaman tangan JunHyung, namun JunHyung memegangnya semakin erat seraya memandang Jo tajam, memeberikan isyarat agar Jo mengikuti perkataanya.
Seketika aroma kebahagiaan menyelimuti ruas wajah nenek dan ibu JunHyung, “akhirnya..” ucap Ibu JunHyung seraya memeluk nenek JunHyung.
“adakan secepatnya sebelum mereka kembali ke Seoul, cepat beri tahu yang lain..” pinta nenek JunHyung seraya tertawa gembira..
“baik bu..” jawab Ibu JunHyung sambil beranjak dan pergi untuk memberi tahu yang lainnya.
“yaaa...” Jo agak berbisik memberikan isyarat protes pada JunHyung.
“kalau begitu kita pergi dulu nek...” ujar JunHyung pada neneknya yang kemudian membawa Jo keluar dari kamar neneknya. Nenek JunHyung hanya mengangguk-angguk gembira melihat JunHyung yang membawa Jo keluar. JunHyung menyeret Jo ke arah mobilnya. Sampai situasi aman JunHyung melepaskan genggamannya.
“Yaaaaa....... apa yang kau lakukan ?” Jo mencoba berteriak namun kemudian mengecilkan suaranya.
“kau tidak lihat kesehatah nenek, dia nenekku mana mungkin aku bisa menolaknya” jawab JunHyung pada Jo.
“tapi...” Jo mencoba memberikan keluhan namun JunHyung memotong pembicaraanya.
“aku tahu nenek bukan nenek kandungmu.. tapi bisakah kau mengabulkan permintaan terakhirnya, ..” JunHyung berbicara serius pada Jo.
Jo menghela nafas, “nenek sudah seperti ibuku sendiri oppa, saat ibuku pergi, bahkan saat oppa pergi dulu, yang menemaniku adalah nenek, bagaimana mungkin aku tidak memikirkan matang-matang permintaan nenek. Tapi oppa.. menikah bukanlah hal yang main-main. Aku.. aku.. aku tidak mungkin mengecewakan nenek dengan menikahi orang yang tidak aku suka, nenek akan lebih kecewa ketika tahu bahwa semua ini hanya karena terpaksa” Jo menjelaskan pelan namun tegas. Jo memegang kedua kepalanya. “bukan untuk nanti oppa, tapi nenek ingin kita menikah dalam beberapa hari ini sebelum kita kembali ke Seoul”
JunHyung menghela nafas pelan, ia berpikir cara untuk meyakinkan Jo, sebenarnya bukan hanya karena permintaan nenek ia menyetujui hal tersebut, tapi ia hanya ingin selalu dekat dengan Jo. Ia juga ragu untuk menerimanya, namun mendengar Jo kan mengatakan bahwa mereka menolak perjodohan membuat JunHyung sontak mengatakan bahwa mereka menerimanya. Terkadang memang JunHyung tak dapat mengendalikan apa yang ada dalam benaknya.
“Dengarkan aku Jo, kita lakukan saja semua ini, demi nenek..” ujar JunHyung meyakinkan Jo seraya memegang kedua pundak Jo yang terlihat ragu.
“lalu setelah menikah.. apa yang akan kau lakukan? Akan ada banyak kekacauan..”
“kau tidak ingin studimu terganggu kan, maka kita tidak perlu mengeksposnya, biar nenek, orang tuaku dan orang tuamu yang tahu.., aku tidak akan mengganggu masa studimu dengan sorotan kamera.. “
Jo terdiam mendengar ucapan JunHyung. “ Highlight ?.. fans mu?” tanya Jo kemudian.
“aku tidak bisa menyembunyikan ini dari member yang lain, tapi aku pastikan media dan semua fans ku tidak ada yang tahu. Kau akan tetap aman, dan karirku.. aku akan tetap bekerja seperti biasa.. “ jelas JunHyung.
“gwenchana ?” tanya Jo pada JunHyung. Jo juga tahu bahwa sekarang JunHyung terlihat sedikit khawatir.  JunHyung melihat ke arah Jo didepannya
“aku tidak apa-apa.. aku janji akan aku pastikan semua baik-baik saja..” jawab JunHyung kembali mantap. Jo terdiam ia berpikir sejenak. Ia juga ingin mengabulkan permohonan nenek JunHyung, dan JunHyung juga kelihatan dapat dipercaya tidak akan mengganggu masa studi nya. “demi nenek, tidak apa-apa Jo..” batin Jo memantabkan dirinya.
“arasso.. semua demi nenek .. “ jawab Jo kemudian.
###
JunHyung dan Jo sudah memberitahu orang tua Junhyung serta ayah Jo tentang kesepakatan mereka berdua bahwa mereka tidak akan mengekspos pernikahan tersebut ke publik dikarenakan kegiatan studi Jo dan pekerjaan JunHyung sebagai idol.
“ayah dan ibu menyerahkan hal tersebut kepada kalian..” ujar ayah JunHyung ketiak mendengar tentang kesepakatan tersebut.
“yang penting kau merasa nyaman.. “ kata ayah Jo pada Jo. Jo tersenyum mendengar jawaban dari ayahnya.
“tapi walau bagaimanapun suatu saat hal ini pasti akan diketahui juga oleh publik. Kalian juga harus siap itu..” Ibu JunHyung menambahkan
“benar.. tapi mungkin tidak sekarang eomma.. Jo tidak mau studi nya terganggu karena berita ini, dan aku..” JunHyung menghentikan ucapannya, sebenarnya dia sama sekali tak terganggu dengan predikat idol yang sudah menikah, dia juga tak terlalu menghiraukan respon masyarakat, namun JunHyung menghargai keputusan Jo, “ Nanti pada saatnya kami akan mengumumkannya pada publik” lanjut JunHyung diikuti senyum khasnya.
Jo hanya diam seraya membenarkan ucapan JunHyung dengan anggukan kecilnya, ia berharap para tetua mengerti keadaanya dengan JunHyung.
“nanti setelah kembali ke Seoul kau pindahlah ke apartemen JunHyung..” ujar Ibu JunHyung tiba-tiba.
“ha ???” Jo agak kaget mendengarnya.
“iyah bukankah kau tinggal di kos... pasti tidak nyaman belajar disana karena berisik.. kau tinggalah di apartemen JunHyung, dia bisa mengantarmu ke kampus dan juga JunHyung sering tidak pulang karena pekerjaan, kau bisa lebih fokus belajar di apartemennya. Benarkan Jo Appa..” Ibu JunHyung meminta persetujuan pada ayah Jo.
“karena mereka sudah menikah, aku rasa juga tidak apa-apa, lagi pula bukankah kau mengambil partime untuk membayar biaya sewa kosmu.. kau bisa berhenti sekarang, kau bisa memakai uangnya untuk keperluan lainnya.. kau bisa lebih fokus belajar..” jelas ayah Jo. Baru pertama kali ini Jo melihat ayahnya mengeluarkan pendapatnya.
“Benar Jo..” ayah JunHyung menambahi.
“yaaaa.. gwenchana.. kau bisa membersihkan rumahku tiap hari..” ujar JunHyung mencoba bercanda pada Jo agar suasana tidak terlalu tegang. Tawapun memenuhi ruangan tersebut.
“kau ini..” Ibu JunHyung memukul pelan JunHyung karena candaanya. “Benar Jo, kau mau kan tinggal di apartemen JunHyung kan.. kau bisa membantuku mengingatkan dia untuk makan..” Ibu JunHyung mengelus pelan punggung Jo. Jo tidak dapat menolak permintaan Ibu JunHyung selain hanya menganggukkan kepalanya pelan. JunHyung mengerti perasaan Jo, karena bagi Jo pernikahan ini dimulai dengan rasa keterpaksaan, yakni untuk memenuhi permintaan nenek JunHyung. Jo dan JunHyung sama-sama memiliki pemikiran bahwa suatu saat pernikahan ini dapat berakhir. Bagi Jo suatu saat nanti JunHyung bisa saja mengakhiri pernikahan ini demi karirnya di dunia entertaiment, dan bagi JunHyung suatu saat Jo bisa meninggalkannya demi karirnya di bidang hukum. Keduanya memiliki pemikiran yang sama tanpa terbesit bahwa suatu saat nanti keduanya dapat saling menyukai satu sama lain. JunHyung sendiri belum sepenuhnya menyadari bahwa ia mulai tertarik pada Jo sejak malam itu, sejak Jo tersenyum padanya sambil mengatakan bahwa Jo menemui JunHyung sebagai fans-nya, begitu pula dengan Jo, bagi Jo menyukai sosok JunHyung hanyalah kenangan masa kanak-kanaknya, ia tak pernah menyadari bahwa perasaan itu mungkin masih ada dalam dirinya.
###
Pernikahan Jo dan JunHyung dilakukan cukup sederhana di tempat ibadah dekat pegunungan yang terletak tak jauh dari rumah nenek JunHyung. Hanya dihadiri oleh nenek JunHyung, kedua orang tua JunHyung, ayah Jo, dan beberapa pegawai nenek. Sosok JunHyung sebagai idol tentu saja tak dikenal di desa tersebut, jadi tak ada yang menghiraukan acara tersebut. Orang-orang desa menganggap bahwa itu adalah acara pernikahan orang desa pada umumnya. JunHyung dan Jo hanya memakai setelan adat pernikahan di desa tersebut, dan setelan tersebut merupakan pakaian turun temurun yang dipakai oleh keluarga JunHyung saat melangsungkan pernikahan. Pakaian tersebut disimpan rapi di rumah nenek dan dikenakan setiap ada keluarga yang melangsungkan acara sakral tersebut.
Acara berjalan cukup khidmat. Tak ada yang begitu spesial dari acara tersebut, karena kesederhanaanya saja merupakan sesuatu yang spesial bagi keluarga JunHyung dan Keluarga Jo, terutama bagi nenek. Melihat kedua cucu yang sangat disayanginya bersatu merupakan hadiah terindah dalam hidupnya. Setelah acara berlangsung, kedua orang tua JunHyung mengambil beberapa foto bersama JunHyung dan Jo, serta foto bersama keluarga yang lain.
Malam itu, nenek JunHyung mengadakan pesta besar untuk para pegawainya dan beberapa tetangga rumahnya. Ia memotong dua ekor sapi besar dan memanggang dagingnya bersama-sama dengan yang lainnya. Suasana gembira itu tak begitu juga membawa kegembiraan di hati Jo. Ia terlihat bimbang dengan semua ini. Namun ia tetap mencoba tersenyum didepan nenek dan juga ayahnya. Jo tak ingin membuat ayahnya khawatir dengan keputusan yang dibuat oleh ayahnya tersebut. JunHyung hanya mengikuti alur yang ada, ia ikut tertawa dan gembira dengan yang lainnya. JunHyung tak merasa ada beban atau hal yang merisaukan untuknya. Baginya menikah memang hal yang penting, namun tugasnya sekarang hanya untuk berada di samping Jo dan melindunginya apapun yang terjadi. Bagi JunHyung mau Jo nantinya memilih untuk pergi atau tetap disisinya itu adalah keputusan Jo, asalkan dia bahagia maka JunHyung akan mengikutinya. Itu namanya suka, semua orang akan tahu kalu JunHyung menyukai Jo dengan pemikiran seperti itu, namun kepolosan JunHyung belum membuatnya tersadar bahwa ia memiliki perasaan pada Jo.
JunHyung menyadari keresahan yang ada di mimik wajah Jo, walaupun ia tersenyum namun JunHyung tahu bahwa itu merupakan kedok belaka. JunHyung tak menghampiri Jo, ia membiarkan Jo untuk tenang dengan dirinya sendiri. JunHyung memutuskan untuk menghabiskan malamnya dengan makan dan minum-minum bersama warga desa yang hadir. Sudah lama JunHyung tak sebebas ini bersama banyak orang tanpa ada media yang meliputnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar