Tiga
“Nenek sudah
membicarakan ini dengan orang tua JunHyung dan ayah Jo, kalian sudah mengenal
satu sama lain dari kecil, kami ingin kalian segera menikah... nenek ingin
melihatmu tumbuh mendampingi JunHyung sampai tua Jo...” Jelas nenek JunHyung
pada Jo dan JunHyung
Jo
melepaskan tangan nenek bersamaan dengan JunHyung berdiri dari tempat duduknya
kaget. Wajah Jo dan JunHyung sama-sama menunjukkan ekspresi kaget ..
“WHAT
!!!!!!!... MENIKAH DENGAN JUNHYUNG...” Batin Jo tak percaya...
“tentu
saja kalian sangat kaget.. tapi ibuh dan ayah sudah memikirkan ini dari lama
JunHyung.. “tambah Ibu JunHyung seraya memegang erat tangan JunHyung.
“appa....”
Jo memanggil ayahnya yang hanay terdiam
“ayah
tidak akan memaksamu, ayah akan memberikan kamu waktu untuk berpikir..” jawab
ayah Jo, kali ini nada ayah Jo tak lagi datar seperti biasanya.
“benar..
kalian bisa memikirkannya selama disini..” sahut ayah JunHyung yang didukung oleh
anggukan dari nenek dan yang lainnya.
Nenek
JunHyung meraih tangan Jo, “pikirkanlah .. nenek ingin kau menjadi cucu nenek
yang sesungguhnya.., nenek yakin ibumu juga pasti setuju dengan ini..” tambah
nenek pada Jo.
Jo
dan JunHyung masih terdiam, Jo menghela nafas dalam dan melihat tajam ke arah
JunHyung.
“Menikah
dengan idol seperti dia ????.. WHAT THE.. !!! pasti akan sangat merepotkan..”
batin Jo namun terlihat jelas di wajahnya..
###
Malam
itu adalah malam terpanjang bagi Jo dan JunHyung. Berlanjut hingga 2 hari
setelahnya masih merupakan saat-saat panjang bagi JunHyung dan Jo, keduanya
yang biasanya berbincang santai mulai saling menghindar dan menjadi canggung
ketika bertemu. Tak ada lagi obrolan santai dimalam hari, tak ada lagi senda
gurau berdua. Bukan saling membenci keduanya hanya sedang berkutat dengan
pikiran masing-masing. Baik ayah Jo maupun kedua orang tua JunHyung tak ada
yang berani memulai pembicaraan terhadap keduanya, mereka memilih untuk
menunggu keputusan keduanya. Melihat kesehatan nenek JunHyung dan juga
permintaan terakhir nenek JunHyung tersebut membuat keduanya harus berpikir
lebih serius, mereka tak mungkin untuk tidak mengabulkan permintaan terakhir
tersebut, namun bagaimana dengan karir JunHyung menjadi idol ? , Bagaimana kelangsungan
studi Jo ?, banyak hal yang menjadi pertimbangan keduanya. Hari ketiga suasana
masih terasa begitu tidak nyaman, tinggal 3 hari lagi sebelum masa liburan di
rumah nenek berakhir. Jo tak bisa begini terus. Malam ini Jo memutuskan untuk
memberanikan diri menyapa JunHyung serta berbicara empat mata dengannya. Malam
itu JunHyung terlihat berjalan kearah mobilnya untuk mengambil barangnya. Jo
sengaja keluar dan menghadangnya, Jo berdiri tepat didepannya. JunHyung
menghentikan langkahnya tiba-tiba, ia melihat kearah Jo kemudian mengalihkan
pandangannya ke arah kakinya. JunHyung mencoba menghindar ke arah kiri, Jo
mengikuti menghadang ke arah kiri. JunHyung menghindar ke arah kanan, Jo
mengikuti menghadang langkah JunHyung kearah kanan, dn begitulah seterusnya.
Sampai Jo menghela nafas panjang.
“aigoo...
oppa kita harus bicara..” ujar Jo kemudian
“mwo
??” tanya JunHyung lirih
“banyak
hal yang harus dibicarakan, kau mau bicara disini apa kita bicara didalam
mobilmu saja, disini dingin. “ ucap Jo seraya mengambil kunci mobil JunHyung
dari tangan JunHyung dan membuka pintu mobil JunHyung.
JunHyung
tak lagi bisa menghindar. Iapun dengan berat mengikuti langkah Jo masuk ke
dalam mobilnya. Satu sampai tiga menit berikutnya terasa sangat mencekam.
Suasana terasa sangat canggung. Baik Jo maupun JunHyung tak ada yang bersuara.
“aku
sudah tidak tahan dengan semua ini, ayo kita bilang ke nenek dan semuanya kalo
kita menolak perjodohan ini” kata Jo memecah suasana canggung tersebut.
“waeyo
?? kau menolak perjodohan ini?” tanya JunHyung ragu.
Jo
menatap JunHyung lekat-lekat, “lalu apa kau menerimanya oppa ?” tanya Jo
kemudian. JunHyung hanya diam, tidak menjawab pertanyaan Jo.
“bagaimana
dengan Highlight ? bagaimana dengan karirmu sebagai idol ? bagaimana dengan
fans mu ?.. lalu aku.. bagaimana dengan studiku..? baiklah katakanlah saja aku
masih melanjutkan studiku .. lalu bagaimana aku menghadapi fans mu di kampusku
?? bagaimana aku bisa belajar dengan tenang jika di setiap sudut kota aku akan
di hajar oleh fans mu..??? anni anni.. ini tidak benar oppa.. kau punya
kehidupan sendiri, aku juga.. aku tidak suka dengan sorotan kamera yang
berlebihan.. siroo... kajja oppa kita beritahu nenek dan yang lainnya kalau
kita menolak perjodohan itu..” jelas Jo panjang lebar diikuti dengan ajakan Jo
untuk segera memberitahu nenek kalau mereka menolak perjodohan itu. Jo segera
turun dari mobil tanpa menunggu jawaban JunHyung. JunHyung mengikuti langkah Jo
menuju kamar nenek.
“Halmeoni..”
Jo memanggil pelan nenek dari luar pintu kamarnya.
Jo
membuka pelan pintu kamar nenek, terlihat nenek yang sedang duduk diatas tempat
tidurnya seraya menerima suapan makan malamnya dari Ibu JunHyung. Sontak nenek
dan Ibu JunHyung melihat kedatangan Jo dan JunHyung.
Jo
duduk perlahan didepan nenek, JunHyung mengikuti langkah Jo. JunHyung terlihat
ragu untuk berbicara pada neneknya. Jo menarik tangan JunHyung agar ikut duduk
disampingnya.
“Halmeoni..
JunHyung Eommoni.. kami sudah berbicara, dan kami memutuskan untuk men...” Jo
hendak mengatakan kalau mereka sepakat untuk menolak perjodohan itu, namun
kata-katanya terhenti dengan sahutan dari JunHyung
“menerima
perjodohan ini..” sahut JunHyung cepat memotong pembicaraan Jo seraya
menggenggam tangan Jo didepan neneknya. Sontak Jo sangat kaget dan memandang
JunHyung dengan wajah tidak percaya, ia sedikit kesal dengan keputusan JunHyung
yang sangat diluar dugaanya. Jo berusaha melepaskan genggaman tangan JunHyung,
namun JunHyung memegangnya semakin erat seraya memandang Jo tajam, memeberikan
isyarat agar Jo mengikuti perkataanya.
Seketika
aroma kebahagiaan menyelimuti ruas wajah nenek dan ibu JunHyung, “akhirnya..”
ucap Ibu JunHyung seraya memeluk nenek JunHyung.
“adakan
secepatnya sebelum mereka kembali ke Seoul, cepat beri tahu yang lain..” pinta
nenek JunHyung seraya tertawa gembira..
“baik
bu..” jawab Ibu JunHyung sambil beranjak dan pergi untuk memberi tahu yang
lainnya.
“yaaa...”
Jo agak berbisik memberikan isyarat protes pada JunHyung.
“kalau
begitu kita pergi dulu nek...” ujar JunHyung pada neneknya yang kemudian
membawa Jo keluar dari kamar neneknya. Nenek JunHyung hanya mengangguk-angguk
gembira melihat JunHyung yang membawa Jo keluar. JunHyung menyeret Jo ke arah
mobilnya. Sampai situasi aman JunHyung melepaskan genggamannya.
“Yaaaaa.......
apa yang kau lakukan ?” Jo mencoba berteriak namun kemudian mengecilkan
suaranya.
“kau
tidak lihat kesehatah nenek, dia nenekku mana mungkin aku bisa menolaknya”
jawab JunHyung pada Jo.
“tapi...”
Jo mencoba memberikan keluhan namun JunHyung memotong pembicaraanya.
“aku
tahu nenek bukan nenek kandungmu.. tapi bisakah kau mengabulkan permintaan
terakhirnya, ..” JunHyung berbicara serius pada Jo.
Jo
menghela nafas, “nenek sudah seperti ibuku sendiri oppa, saat ibuku pergi,
bahkan saat oppa pergi dulu, yang menemaniku adalah nenek, bagaimana mungkin
aku tidak memikirkan matang-matang permintaan nenek. Tapi oppa.. menikah
bukanlah hal yang main-main. Aku.. aku.. aku tidak mungkin mengecewakan nenek
dengan menikahi orang yang tidak aku suka, nenek akan lebih kecewa ketika tahu
bahwa semua ini hanya karena terpaksa” Jo menjelaskan pelan namun tegas. Jo
memegang kedua kepalanya. “bukan untuk nanti oppa, tapi nenek ingin kita menikah
dalam beberapa hari ini sebelum kita kembali ke Seoul”
JunHyung
menghela nafas pelan, ia berpikir cara untuk meyakinkan Jo, sebenarnya bukan
hanya karena permintaan nenek ia menyetujui hal tersebut, tapi ia hanya ingin
selalu dekat dengan Jo. Ia juga ragu untuk menerimanya, namun mendengar Jo kan
mengatakan bahwa mereka menolak perjodohan membuat JunHyung sontak mengatakan
bahwa mereka menerimanya. Terkadang memang JunHyung tak dapat mengendalikan apa
yang ada dalam benaknya.
“Dengarkan
aku Jo, kita lakukan saja semua ini, demi nenek..” ujar JunHyung meyakinkan Jo
seraya memegang kedua pundak Jo yang terlihat ragu.
“lalu
setelah menikah.. apa yang akan kau lakukan? Akan ada banyak kekacauan..”
“kau
tidak ingin studimu terganggu kan, maka kita tidak perlu mengeksposnya, biar
nenek, orang tuaku dan orang tuamu yang tahu.., aku tidak akan mengganggu masa
studimu dengan sorotan kamera.. “
Jo
terdiam mendengar ucapan JunHyung. “ Highlight ?.. fans mu?” tanya Jo kemudian.
“aku
tidak bisa menyembunyikan ini dari member yang lain, tapi aku pastikan media
dan semua fans ku tidak ada yang tahu. Kau akan tetap aman, dan karirku.. aku
akan tetap bekerja seperti biasa.. “ jelas JunHyung.
“gwenchana
?” tanya Jo pada JunHyung. Jo juga tahu bahwa sekarang JunHyung terlihat
sedikit khawatir. JunHyung melihat ke
arah Jo didepannya
“aku
tidak apa-apa.. aku janji akan aku pastikan semua baik-baik saja..” jawab
JunHyung kembali mantap. Jo terdiam ia berpikir sejenak. Ia juga ingin
mengabulkan permohonan nenek JunHyung, dan JunHyung juga kelihatan dapat
dipercaya tidak akan mengganggu masa studi nya. “demi nenek, tidak apa-apa Jo..” batin Jo memantabkan dirinya.
“arasso..
semua demi nenek .. “ jawab Jo kemudian.
###
JunHyung
dan Jo sudah memberitahu orang tua Junhyung serta ayah Jo tentang kesepakatan
mereka berdua bahwa mereka tidak akan mengekspos pernikahan tersebut ke publik
dikarenakan kegiatan studi Jo dan pekerjaan JunHyung sebagai idol.
“ayah
dan ibu menyerahkan hal tersebut kepada kalian..” ujar ayah JunHyung ketiak mendengar
tentang kesepakatan tersebut.
“yang
penting kau merasa nyaman.. “ kata ayah Jo pada Jo. Jo tersenyum mendengar
jawaban dari ayahnya.
“tapi
walau bagaimanapun suatu saat hal ini pasti akan diketahui juga oleh publik.
Kalian juga harus siap itu..” Ibu JunHyung menambahkan
“benar..
tapi mungkin tidak sekarang eomma.. Jo tidak mau studi nya terganggu karena
berita ini, dan aku..” JunHyung menghentikan ucapannya, sebenarnya dia sama
sekali tak terganggu dengan predikat idol yang sudah menikah, dia juga tak
terlalu menghiraukan respon masyarakat, namun JunHyung menghargai keputusan Jo,
“ Nanti pada saatnya kami akan mengumumkannya pada publik” lanjut JunHyung
diikuti senyum khasnya.
Jo
hanya diam seraya membenarkan ucapan JunHyung dengan anggukan kecilnya, ia
berharap para tetua mengerti keadaanya dengan JunHyung.
“nanti
setelah kembali ke Seoul kau pindahlah ke apartemen JunHyung..” ujar Ibu
JunHyung tiba-tiba.
“ha
???” Jo agak kaget mendengarnya.
“iyah
bukankah kau tinggal di kos... pasti tidak nyaman belajar disana karena berisik..
kau tinggalah di apartemen JunHyung, dia bisa mengantarmu ke kampus dan juga
JunHyung sering tidak pulang karena pekerjaan, kau bisa lebih fokus belajar di
apartemennya. Benarkan Jo Appa..” Ibu JunHyung meminta persetujuan pada ayah
Jo.
“karena
mereka sudah menikah, aku rasa juga tidak apa-apa, lagi pula bukankah kau
mengambil partime untuk membayar biaya sewa kosmu.. kau bisa berhenti sekarang,
kau bisa memakai uangnya untuk keperluan lainnya.. kau bisa lebih fokus
belajar..” jelas ayah Jo. Baru pertama kali ini Jo melihat ayahnya mengeluarkan
pendapatnya.
“Benar
Jo..” ayah JunHyung menambahi.
“yaaaa..
gwenchana.. kau bisa membersihkan rumahku tiap hari..” ujar JunHyung mencoba
bercanda pada Jo agar suasana tidak terlalu tegang. Tawapun memenuhi ruangan
tersebut.
“kau
ini..” Ibu JunHyung memukul pelan JunHyung karena candaanya. “Benar Jo, kau mau
kan tinggal di apartemen JunHyung kan.. kau bisa membantuku mengingatkan dia
untuk makan..” Ibu JunHyung mengelus pelan punggung Jo. Jo tidak dapat menolak
permintaan Ibu JunHyung selain hanya menganggukkan kepalanya pelan. JunHyung
mengerti perasaan Jo, karena bagi Jo pernikahan ini dimulai dengan rasa
keterpaksaan, yakni untuk memenuhi permintaan nenek JunHyung. Jo dan JunHyung
sama-sama memiliki pemikiran bahwa suatu saat pernikahan ini dapat berakhir.
Bagi Jo suatu saat nanti JunHyung bisa saja mengakhiri pernikahan ini demi
karirnya di dunia entertaiment, dan bagi JunHyung suatu saat Jo bisa
meninggalkannya demi karirnya di bidang hukum. Keduanya memiliki pemikiran yang
sama tanpa terbesit bahwa suatu saat nanti keduanya dapat saling menyukai satu
sama lain. JunHyung sendiri belum sepenuhnya menyadari bahwa ia mulai tertarik
pada Jo sejak malam itu, sejak Jo tersenyum padanya sambil mengatakan bahwa Jo
menemui JunHyung sebagai fans-nya, begitu pula dengan Jo, bagi Jo menyukai
sosok JunHyung hanyalah kenangan masa kanak-kanaknya, ia tak pernah menyadari
bahwa perasaan itu mungkin masih ada dalam dirinya.
###
Pernikahan
Jo dan JunHyung dilakukan cukup sederhana di tempat ibadah dekat pegunungan
yang terletak tak jauh dari rumah nenek JunHyung. Hanya dihadiri oleh nenek
JunHyung, kedua orang tua JunHyung, ayah Jo, dan beberapa pegawai nenek. Sosok
JunHyung sebagai idol tentu saja tak dikenal di desa tersebut, jadi tak ada
yang menghiraukan acara tersebut. Orang-orang desa menganggap bahwa itu adalah
acara pernikahan orang desa pada umumnya. JunHyung dan Jo hanya memakai setelan
adat pernikahan di desa tersebut, dan setelan tersebut merupakan pakaian turun
temurun yang dipakai oleh keluarga JunHyung saat melangsungkan pernikahan.
Pakaian tersebut disimpan rapi di rumah nenek dan dikenakan setiap ada keluarga
yang melangsungkan acara sakral tersebut.
Acara
berjalan cukup khidmat. Tak ada yang begitu spesial dari acara tersebut, karena
kesederhanaanya saja merupakan sesuatu yang spesial bagi keluarga JunHyung dan
Keluarga Jo, terutama bagi nenek. Melihat kedua cucu yang sangat disayanginya
bersatu merupakan hadiah terindah dalam hidupnya. Setelah acara berlangsung,
kedua orang tua JunHyung mengambil beberapa foto bersama JunHyung dan Jo, serta
foto bersama keluarga yang lain.
Malam
itu, nenek JunHyung mengadakan pesta besar untuk para pegawainya dan beberapa
tetangga rumahnya. Ia memotong dua ekor sapi besar dan memanggang dagingnya
bersama-sama dengan yang lainnya. Suasana gembira itu tak begitu juga membawa
kegembiraan di hati Jo. Ia terlihat bimbang dengan semua ini. Namun ia tetap
mencoba tersenyum didepan nenek dan juga ayahnya. Jo tak ingin membuat ayahnya
khawatir dengan keputusan yang dibuat oleh ayahnya tersebut. JunHyung hanya
mengikuti alur yang ada, ia ikut tertawa dan gembira dengan yang lainnya.
JunHyung tak merasa ada beban atau hal yang merisaukan untuknya. Baginya
menikah memang hal yang penting, namun tugasnya sekarang hanya untuk berada di
samping Jo dan melindunginya apapun yang terjadi. Bagi JunHyung mau Jo nantinya
memilih untuk pergi atau tetap disisinya itu adalah keputusan Jo, asalkan dia
bahagia maka JunHyung akan mengikutinya. Itu namanya suka, semua orang akan
tahu kalu JunHyung menyukai Jo dengan pemikiran seperti itu, namun kepolosan
JunHyung belum membuatnya tersadar bahwa ia memiliki perasaan pada Jo.
JunHyung
menyadari keresahan yang ada di mimik wajah Jo, walaupun ia tersenyum namun
JunHyung tahu bahwa itu merupakan kedok belaka. JunHyung tak menghampiri Jo, ia
membiarkan Jo untuk tenang dengan dirinya sendiri. JunHyung memutuskan untuk
menghabiskan malamnya dengan makan dan minum-minum bersama warga desa yang
hadir. Sudah lama JunHyung tak sebebas ini bersama banyak orang tanpa ada media
yang meliputnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar