Pukul 17:00 WIB, tempat yang satu ini baru mulai dibuka. Begitu
dibuka pengunjung mulai berhuyung-huyung berdatangan. Makanan-makanan berbentuk
mini dengan harga sangat terjangkau menjadi pilihan para pengunjung untuk
mengisi perut kosong mereka. Tempat apa coba ?? apalagi kalau bukan angkringan.
Angkringan merupakan tempat dijuanya makanan mulai dari nasi kucing (karena
bentuknya yang mini seperti makanan kucing), ceker ayam, sayap ayam, kepala
ayam, tahu bacem, tempe bacem, sate usus, sate telur, hingga bermacam-macam
gorengan. Angkringan dapat dengan mudah di temui di pinggir jalan ketika
matahari sudah mulai redup, dan biasanya semakin malan penerangan yang
digunakan di tempat ini sangat khas, yakni menggunakan “cuplik”.
Angkringan menurut saya terlihat lebih ramai dari pada
tempat makan lainnya. Kenapa bisa begitu ?? ketika ditanya, konsumen langganan
angkringan mengaku makanan yang disajikan di angkringan itu selain menarik,
rasanya enak, juga yang paling penting adalah tidak merogoh kocek yang banyak.
Harga yang ditawarkan di angkringan murah meriah dan pas untuk kantong
mahasiswa. Misalnya saja nasi kucing yang harganya berkisar dari Rp.1000 hingga
Rp.2000, ceker ayam hanya dijual dengan harga Rp.500 per ceker, sayap dan
kepala ayam dijual mulai dari Rp.2000 hingga Rp.2500, sedangkan gorengan hanya
dijual dengan Rp.500 per gorengan.
Angkringan juga menyajikan makanan dengan cara yang berbeda
dari yang lainnya. Angkringan membiarkan konsumen memilih sendiri makanan yang
akan mereka makan dan kemudian menyajikan opsi bakaran bagi makanan yang
dipilih konsumen dengan arang dan kecap sehingga cita rasa yang didapatkan
lebih unik dan menarik dari biasanya. Dimakan dalam kondisi hangat dengan
olesan kecap membuat lidah konsumen ketagihan untuk terus berkunjung ke
angkringan setiap harinya.
Terkadang karena terlalu laris, makanan yang dijual
diangkringan habis sebelum pukul 22:00. Dapat dilihat ketika angkringan mulai
dibuka, pelanggan mulai berdatangan dan rela mengantri makanan mereka untuk
dibakar terlebih dulu. Antrian panjang dan sesak sering terlihat diangkringan-angkringan
pinggir jalan. Terkadang para konsumen saat mengantri juga dengan menikmati
makanan yang tersaji di angkringan tersebut, walaupun sudah merasa kenyang
dengan makanan yang dimakan di tempat, rasanya tak asyik jika pulang tanpa
membawa sebungkus penuh gorengan bakar, ataupun makanan angkringan yang dibakar
lainnya.
Selain dibawah pulang, para konsumen juga terkadang
menikmati santapan angkringan di tempat yang memang disediakan untuk makan
langsung. Para konsumen bisa menghabiskan satu hingga dua jam untuk menikmati
makanan angkringan ditempat seraya diskusi dengan teman ataupun dengan pacar.
Dengan tempat yang sederhana, makanan yang disajikan dan dimakan langsung
terasa sedap dan membuat konsumen kembali memesan.
Terkadang, para penjual di angkringan memiliki stok lebih
makanan yang disimpan dirumahnya, sehingga ketika makanan di angkringan habis,
mereka bisa mengambil stok yang ada. Dan ini
hampir setiap hari dilakukan oleh para penjual angkringan karena ramai
dan meledaknya jumlah konsumen. Bahkan terkadang ada konsumen yang rela
menunggu di tempat angkringan tersebut sebelum mereka buka, alasannya tentu
agar tidak kehabisan makanan angkringan yang diinginkan. Dengan tempat yang
sederhana dan makanan yang sederhana pula, angkringan mampu menarik banyak
pelanggan setiap harinya.
Dapat dipastikan, 75% konsumen angkringan adalah dari
kalangan mahasiswa. Kenapa bisa demikian ?? tentu saja bisa ditebak karena
mahasiswa biasanya selalu mencari yang enak dan pas dikantong. 25% pelanggan lainnya terdiri dari anak SMP,
SMA, Bapak-Bapak, atau bahkan Ibu-Ibu yang biasanya memborong banyak makanan di
angkringan untuk dijadikan santapan makan malam di rumah mereka. Bahkan
terkadang ada pelanggan yang memesan beberapa stok makanan angkringan untuk
dijadikan jamuan dalam acara tertentu seperti arisan RT malam hari, ataupun
kegiatan malam lainnya. Waahh.. bisnis angkringan boleh juga nih....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar