Kamis, 15 Maret 2018

Angkringan: Tujuan Dikala Lapar


Pukul 17:00 WIB, tempat yang satu ini baru mulai dibuka. Begitu dibuka pengunjung mulai berhuyung-huyung berdatangan. Makanan-makanan berbentuk mini dengan harga sangat terjangkau menjadi pilihan para pengunjung untuk mengisi perut kosong mereka. Tempat apa coba ?? apalagi kalau bukan angkringan. Angkringan merupakan tempat dijuanya makanan mulai dari nasi kucing (karena bentuknya yang mini seperti makanan kucing), ceker ayam, sayap ayam, kepala ayam, tahu bacem, tempe bacem, sate usus, sate telur, hingga bermacam-macam gorengan. Angkringan dapat dengan mudah di temui di pinggir jalan ketika matahari sudah mulai redup, dan biasanya semakin malan penerangan yang digunakan di tempat ini sangat khas, yakni menggunakan “cuplik”.
Angkringan menurut saya terlihat lebih ramai dari pada tempat makan lainnya. Kenapa bisa begitu ?? ketika ditanya, konsumen langganan angkringan mengaku makanan yang disajikan di angkringan itu selain menarik, rasanya enak, juga yang paling penting adalah tidak merogoh kocek yang banyak. Harga yang ditawarkan di angkringan murah meriah dan pas untuk kantong mahasiswa. Misalnya saja nasi kucing yang harganya berkisar dari Rp.1000 hingga Rp.2000, ceker ayam hanya dijual dengan harga Rp.500 per ceker, sayap dan kepala ayam dijual mulai dari Rp.2000 hingga Rp.2500, sedangkan gorengan hanya dijual dengan Rp.500 per gorengan.
Angkringan juga menyajikan makanan dengan cara yang berbeda dari yang lainnya. Angkringan membiarkan konsumen memilih sendiri makanan yang akan mereka makan dan kemudian menyajikan opsi bakaran bagi makanan yang dipilih konsumen dengan arang dan kecap sehingga cita rasa yang didapatkan lebih unik dan menarik dari biasanya. Dimakan dalam kondisi hangat dengan olesan kecap membuat lidah konsumen ketagihan untuk terus berkunjung ke angkringan setiap harinya.
Terkadang karena terlalu laris, makanan yang dijual diangkringan habis sebelum pukul 22:00. Dapat dilihat ketika angkringan mulai dibuka, pelanggan mulai berdatangan dan rela mengantri makanan mereka untuk dibakar terlebih dulu. Antrian panjang dan sesak sering terlihat diangkringan-angkringan pinggir jalan. Terkadang para konsumen saat mengantri juga dengan menikmati makanan yang tersaji di angkringan tersebut, walaupun sudah merasa kenyang dengan makanan yang dimakan di tempat, rasanya tak asyik jika pulang tanpa membawa sebungkus penuh gorengan bakar, ataupun makanan angkringan yang dibakar lainnya.
Selain dibawah pulang, para konsumen juga terkadang menikmati santapan angkringan di tempat yang memang disediakan untuk makan langsung. Para konsumen bisa menghabiskan satu hingga dua jam untuk menikmati makanan angkringan ditempat seraya diskusi dengan teman ataupun dengan pacar. Dengan tempat yang sederhana, makanan yang disajikan dan dimakan langsung terasa sedap dan membuat konsumen kembali memesan.
Terkadang, para penjual di angkringan memiliki stok lebih makanan yang disimpan dirumahnya, sehingga ketika makanan di angkringan habis, mereka bisa mengambil stok yang ada. Dan ini  hampir setiap hari dilakukan oleh para penjual angkringan karena ramai dan meledaknya jumlah konsumen. Bahkan terkadang ada konsumen yang rela menunggu di tempat angkringan tersebut sebelum mereka buka, alasannya tentu agar tidak kehabisan makanan angkringan yang diinginkan. Dengan tempat yang sederhana dan makanan yang sederhana pula, angkringan mampu menarik banyak pelanggan setiap harinya.
Dapat dipastikan, 75% konsumen angkringan adalah dari kalangan mahasiswa. Kenapa bisa demikian ?? tentu saja bisa ditebak karena mahasiswa biasanya selalu mencari yang enak dan pas dikantong.  25% pelanggan lainnya terdiri dari anak SMP, SMA, Bapak-Bapak, atau bahkan Ibu-Ibu yang biasanya memborong banyak makanan di angkringan untuk dijadikan santapan makan malam di rumah mereka. Bahkan terkadang ada pelanggan yang memesan beberapa stok makanan angkringan untuk dijadikan jamuan dalam acara tertentu seperti arisan RT malam hari, ataupun kegiatan malam lainnya. Waahh.. bisnis angkringan boleh juga nih....


Tidak ada komentar:

Posting Komentar