Rabu, 14 Maret 2018

[FF] MARRY AN IDOL (5)



Lima
Walaupun kembali ke rumah cukup larut, namun pagi itu JunHyung harus berangkat dini hari menuju studio Highlight karena hari itu Highlight mendapatkan jadwal yang cukup padat dimulai dari meeting penetapan konsep, photoshoot album baru, dan sesi rekaman yang tentunya akan memakan banyak waktu. JunHyung bahkan tak sempat menyapa Jo karena tak tega membangunkannya yang masih terlelap dini hari itu.
“bagaimana dengan lagu utama album terbaru kita..?” tanya Dojoon sebelum meeting untuk konsep album dimulai.
“aku sudah membuatnya .. kalian bisa mendengarkannya sebelum meeting, temanya masih sama tapi aku menemukan nada yang lebih menarik dan segar.” Ujar JunHyung seraya merogoh handbag miliknya.
“wahhhh.. aku tak sabar mendengarnya” ujar Yoseob melihat aura positif dari JunHyung. JunHyung hanya tersenyum seraya masih mencari CD yang telah disiapkannya. Senyumnya menghilang ketika tak didapatinya CD tersebut dalam handbagnya.
“oo....” JunHyung bergumam seraya mencari CD tersebut, ia mengeluarkan semua isi handbagnya, dan tak ditemukannya barang tersebut. JunHyung memegang kepalanya dengan kedua tangan.
“wae wae wae..” tanya Dongwoon panik
“sepertinya aku meninggalkannya di rumah.. “ ujar JunHyung diikuti tarikan nafas panjang. “aku akan mengambilnya..” ujar JunHyung kemudian.
“tak ada waktu.. tinggal 5 menit lagi.. kita harus mencari solusi lainnya” balas Dojoon.
Suasana hening sesaat, semuanya panik dengan pikiran masing-masing untuk mencari jalan keluar
“tapi jika makna lagunya sama.. kita masih bisa melakukan photoshoot dulu dengan konsep lagu yang sama, dan...” Yoseob menghentikan ucapannya, melihat ke semua member Highlight satu persatu..
“mwo ya .??” tanya Kikwang pada Yoseob. Yoseob masih terdiam melihat JunHyung hati-hati.
“waeyo....?” tanya JunHyung pada tatapan Yoseob.
“ah.. ara..” sahut Dongwoon tiba-tiba. “kita bisa photoshoot dulu seraya menunggu CD-nya diantar kesini” lanjut Dongwoon
“Bingo !!” balas Yoseob seraya membunyikan jarinya.
“tapi, siapa yang akan mengantar kesini..?” tanya Kikwang polos.
“JunHyung tidak akan membiarkan jasa antar untuk masuk ke dalam rumahnya.. dia sangat membenci itu...” Sahut Dojoon yang kemudian terdiam sejenak lalu membelalakkan kedua matanya dan melihat member Highlight lainnya. Kini semua mata tertuju pada JunHyung.
“wae wae wae..” tanya JunHyung melihat pandangan teman-temannya, JunHyung mengerti maksud temannya, “anniya..” kata JunHyung kemudian.
“ah Hyung, kau bisa meminta istrimu untuk mengantarkan CD tersebut kesini.. bukankah kampusnya dekat dari sini, dan ini masih pagi Hyung.. sebelum dia berangkat kau bisa memintanya.. aku yakin kakak ipar pasti tidak keberatan” ujar Dongwoon diakhiri dengan senyuman.
“andwae..” balas JunHyung singkat
“apa salahnya.. ini keadaan yang cukup genting.. aku yakin dia akan mengerti” ujar Dojoon
“benar JunHyung a... kita akan minta pada staff lain untuk mengubah jadwal.. kau hubungilah istrimu..” dukung Yoseob
“gwenchana hyung... palli palii..” sahut Kikwang menyakinkan JunHyung. JunHyung terdiam sejenak, merasa terdesak dengan keadaan dia tak punya pilihan lain.
“arasso... akan kucoba” sahut JunHyung kemudian
“asaaa....” balas Kikwang mendengar jawaban JunHyung
“tapi.. kalian tidak boleh mengganggunya..” balas JunHyung cepat
“ara ara..” sahut Yoseob
“yaaa.. Yong JunHyung... kau menyukainya ..” goda Dojoon pada JunHyung yang masih terlihat kesal.
JunHyung menarikan jemarinya pelan diatas keypad smartphonenya.
“Jo a ~... kau sudah berangkat ke kampus..?” – sender JunHyung
“ajik... waeyo ?” – sender Jo
“bisakah kau membantuku. Aku ada meeting nanti tapi CD musikku tertinggal di meja kamarku. Aku sedang ada photoshoot sekarang. Bisakah kau membawakan CD itu ke studioku..? kau tahu alamatnya kan .. dekat dengan kampusmu.. jebal ... “- sender JunHyung
“arasso.. akan aku hubungi kalau sudah sampai sana” – sender Jo
JunHyung terbelalak kaget, tak dikiranya Jo akan membalasnya begitu cepat dan mengiyakan permintaanya.
“ottoke Hyung..?” tanya Dongwoon penasaran
“dia akan mengantarkannya kesini..” jawab JunHyung diikuti dengan senyum lega teman-temannya.
###
Jo sedang bersiap berangkat ke kampus saat notif ponselnya berbunyi. Setelah membaca dan mengirim beberapa respon terhadap pesan dari JunHyung, Jo pun segera menuju kamar JunHyung dan menemukan satu  CD tergeletak di meja kamar.
“ini dia..” gumam Jo pelan. “Calling You ...” lanjut Jo membaca tittle yang tertera pada sambul CD tersebut. Jo mengangkat kedua alisnya dan tersenyum kecil membacanya, “pasti ini lagu yang bagus.. “ Jo bergumam pelan seraya memasukkan CD tersebut dalam ranselnya dan bergegas menuju kampus. Studio JunHyung terletak tak begitu jauh dari kampus Jo. Sebenarnya ia harus melakukan perjalanan lebih yakni dua kali pemberhentian lebih jauh dari halte bus didepan kampusnya. Kalau bukan JunHyung yang meminta bantuan mungkin Jo ogah untuk melakukannya, Jo merasa hal ini cukup penting bagi dirinya untuk turut membantu.
Setelah sampai di depan agensi JunHyung, Jo bergegas menuju lobby utama. Ia memilih menitipkan CD tersebut  pada ahjussi penjaga keamanan lobby. Namun ahjussi tersebut menolak karena mendapatkan pesan dari JunHyung untuk menyuruh Jo memberikannya langsung pada JunHyung yang sedang melakukan pemotretan di lantai 3 ruang 03-B. Jo menghela nafas panjang mendengar penjelasan dari ahjussi tersebut. sebenarnya ia hanya tak ingin bertemu JunHyung di tengah sesi pemotretannya bersama staff yang lain. bukan karena dirinya, namun Jo mengkhawatirkan akan muncul rumor yang dapat mengganggu kegiatan promosi album terbaru yang sudah dipersiapkan oleh JunHyung dari jauh-jauh hari.
Akhirnya Jo menemukan ruang pemotretan tersebut. ia berdiri cukup lama dan mengambil nafas berkali-kali sebelum akhirnya membuka ruangan tersebut. Jo bisa melihat member Highlight sedang melakukan pemotretan di ruangan besar tersebut, ia dapat langsung menemukan sosok JunHyung. “wahhhh..” batin Jo melihat sesi pemotretan tersebut. matanya terhenti membingkai sosok JunHyung yang dengan sederhana mengenakan kemeja putih dengan dua kancing depan terbuka melihatkan sebagian dadanya yang bidang, rambut blondenya terurai menghiasi wajah pucatnya. Jo sempat tersenyum kecil melihat hal tersebut, namun terbesit kesedihan dalam bola matanya, Jo merasa jaraknya dengan sosok JunHyung semakin terasa nyata jauh. Jo membuyarkan pikirannya. Ia tak tahu harus bagaimana memberikan CD tersebut pada JunHyung, ia akhirnya menemui staff yang tak sengaja lewat didekatnya membawa beberapa set baju.
“Chogiyo...” ujar Jo pada staff tersebut
“ah yhe..?” tanya staff pria baya didepannya. Melihat dandanan yang modis dari pria baya tersbeut Jo dapat melihat bahwa ia adalah salah satu staff stylish.
“aku ingin memberikan CD ini pada JunHyung..” ujar Jo menyampaikan maksudnya.
Pria tersebut memandangi Jo dari ujung rambut sampai ujung kaki. Jo seperti biasa menguraikan rambut pendeknya dengan poni tipis menutupi dahinya, sedikit make up menghiasi wajahnya yang sederhana, ia mengenakan kemeja lengan panjang berwarna peach polos dengan skirt jeans diatas lutut menampakkan kakinya yang mungil, sneaker putihnya terlihat bersih dan sempurna melengkapi style sederhanya yang menawan.
“kau fans ?? bagaimana bisa masuk kemari..? kau.. hanya bisa memberikan kado pada Highlight saat fansign” pria tersebut bertanya ketus pada Jo.
Jo terlihat kaget mendengar pertanyaan tersebut. Tentu saja ia akan dianggap orang asing disini, “mwo..?... anniyo ahjussi..” balas Jo ketus
“ahjussi...?” pria baya tersebut sepertinya tak terlalu suka dipanggil dengan sebutan ahjussi oleh Jo.
JunHyung yang sedang melakukan pemotretan dapat menangkap sosok Jo yang sedang berbincang dengan salah satu stylishnya. JunHyung mendadak tersenyum melihat sosok Jo, member Highlight sedikit kaget melihat JunHyung yang tiba-tiba tersenyum.
“ah.. pasti itu dia..” ujar Dojoon tiba-tiba ketika melihat ke arah sosok yang terbingkai dalam pandangan JunHyung. Sekejap semua member mengarahkan pandangannya ke arah Jo.
JunHyung langsung mengangkat tangannya sebagai aba-aba kalau pemotretan di hentikan terlebih dulu, “okee kita berhenti 30 menit..” teriak sang kameramen. Para kru kemudian mendatangi member Highlight untuk memberikan minum. Seorang staff mendekati JunHyung untuk merapikan make up serta memberi munum padanya, namun JunHyung menolak dan bergegas menuju Jo. Beberapa mata mengikuti langkah cepat JunHyung terutama para member Highlight.
“ah.. oppa..” seru Jo pelan melihat JunHyung yang telah sampai didepannya, “ini..” lanjut Jo seraya menyerahkan rekaman CD milik JunHyung.
“kau kenal dia.. aku kira fans mu..kalau begitu aku pergi..” ujar stylish yang masih berdiri di samping Jo. Ia pun pergi meninggalkan Jo dan JunHyung dengan beberapa  baju perlengkapan pemotretan yang sejak tadi dibawanya. JunHyung pun memberikan penghormatan kecil sebagai tanda terima kasih pada stylish tersebut yang melenggang pergi.
“ah.. no ahjussi gwaakk..” Ujar Jo mengumpat pada stylish yang telah melenggang pergi dengan mengepalkan tangan kanannya dan mengangkatnya seolah mau menghajar stylish itu. JunHyung segera menangkap kepalan tangan Jo dan menurunkannya. Jo memandang lekat gerak tangan JunHyung yang menangkap kepalannya.
“waeyo..?” tanya JunHyung seraya tersenyum pada Jo.
“anniya.. hanya saja...” Jo menghentikan ucapannya, ia berpikir kenapa ia mengadu kekesalannya terhadap pria baya itu pada JunHyung, Jo memandang wajah JunHyung yang masih menunggu kalimatnya, “anniya oppa... aku pergi dulu..” lanjut Jo seraya berbalik hendak pergi sampai JunHyung mencegahnya dengan menarik lengan kanan Jo. Jo tak percaya dengan yang dilakukan JunHyung didepan semua crew. Walaupun tak semuanya memperhatika, namun terdapat beberapa mata yang melihat tajam kearah mereka.
“ah waeyo...?” protes Jo seraya melepaskan lengannya dari cengkraman JunHyung.
“anni.. gomawoo.. gomawoooo..” ujar JunHyung kesal dengan protesan Jo yang juga terkesan kesal.
“ahhh.. Jo Noona..” terdengar sapaan dari Kikwang yang berjalan ke arah Jo dan JunHyung diikuti oleh member yang lain. Jo agak kaget melihat kedatangan yang lain.
“noona....??” tanya Jo pelan.
“aah.. JunHyung Hyung sudah menceritakan semua pada kami.. “ sahut Dongwoon.
“aah...” Jo mengerti maksud member yang lainnya, “walaupun begitu, panggil saja aku Jo.. aku lebih muda dari kalian..” ujar Jo sopan.
“wooo.. kau menggunakan banmal pada mereka.. aku juga lebih tua darimu.. “ protes JunHyung mendengar ucapan Jo yang begitu sopan pada member Highlight lainnya.
Mendengar protesan JunHyung, Jo hanya mengalihkan pandangan kesal pada JunHyung, yang juga dibalas JunHyung dengan cibiran kesal.
“aah.. maaf kami bahkan belum sempat mengucapkan selamat dan berkunjung melihatmu., “ sapa Dojoon pelan
“ah anniya gwenchana.. aku yakin kalian sudah mendengar ceritanya dari dia..” balas Jo seraya menunjukkan jarinya ke muka JunHyung saat mengucapkan kata ‘dia’.
“Heolll..” ujar JunHyung dengan senyum kesal melihat jari telunjuk Jo di depan mukanya. Ia pun menampik jari Jo pelan. Ke empat member Highlight hanya menahan tawa melihat kelakuan Jo dan JunHyung yang terlihat menggemaskan saat bertengkar.
“kalau boleh, kami akan berkunjung kalo ada waktu” Ujar Yoseob sopan
“waaahh.. tentu saja boleh.. datanglah kapan saja.. “ balas Jo sopan, “aahhh Jungsuhaeyo.. tapi aku masih ada kelas siang ini, jadi aku harus bergegas ke kampus.. kalau begitu aku pergi dulu..” pamit Jo pada yang lainnya.
“kau pergi ..?” tanya JunHyung
“tentu saja.. “ balas Jo singkat, kemudian memberikan hormat pada member Highlight lainnya melalui anggukan kecil dan berbalik pergi
“hati-hati.. “ ujar JunHyung pelan seraya memandang lekat punggung mungil Jo yang berjalan keluar ruangan.
Sepasang mata JunHyung memperhatikan Jo, sepasang mata lainnya juga sedang memperhatikan dua mata JunHyung yang tak henti menatap ke arah Jo. “menyebalkan.. siapa dia..” desah Hyuna melihat lekat ke arah JunHyung dan kemudian melihat ke arah Jo dengan penuh kemarahan seraya menggingit bibir bawahnya. Hyuna segera menekan beberapa tombol di ponselnya untuk menghubungi manjernya. “ah oppa.. acara talkshow waktu itu.. bilang saja ke PD-nya bahwa aku bersedia jadi bintang tamu jika JunHyung juga diundang jadi bintang tamu..” Hyuna pun menutup telfonnya dan tersenyum kecil ke arah JunHyung.
###
Usai pemotretan serta meeting, semua anggota Highlight bersiap untuk melakukan rekaman pertama. Rekaman pertama ini untuk mini album pertama mereka setelah berganti nama menjadi Highlight dengan lagu berjudul ‘Calling You’. Seperti rekaman pada umumnya, satu persatu anggota Highlight bergantian masuk ke ruang rekaman untuk mengambil bagian masing-masing. Kali ini giliran JunHyung untuk mengambil bagiannya. Tak sulit bagi JunHyung untuk menguasai bagiannya, kemampuan rap nya sudah tidak diragukan lagi.
“wwaahhh.. kau tadi lihat istri JunHyung Hyung.. daebaak... bukankah dia sedang kuliah hukum di SNU ..??” Ujar Dongwoon ketika mendengar suara rap JunHyung dari balik kaca rekaman.
“kau benar.. melihat aslinya.. lebih cantik dari fotonya..” sahut Kikwang menambahi
“dia cukup manis saat tersenyum... kurasa JunHyung akan benar-benar menyukaianya.. “ tambah Yoseob
“bagaimana menurutmu Hyung ?” tanya Dongwoon pada Doojun yang sedari tadi hanya mengangguk-anggukan kepalanya.
“dia lebih dewasa dari umurnya, kurasa JunHyung beruntung mendapatkannya.. “ jawab Doojun seraya tersenyum.
“akuu ingin ketemu lagi sama Jo, kurasa akan sangat menyenangkan mengobrol dengannya..” kata Dongwoon excited
“kau mau mati ditangan JunHyung..??” balas Yoseob pada Dongwoon diikuti tawa semua member.
“waeyo..? kenapa kalian semua tertawa ..??” tanya JunHyung usai rekaman
“anni.. kita hanya sedang membahas istrimu..” jawab Kikwang masih dengan senyum lebarnya.
“aigoo...” ujar JunHyung dengan nada sombong seraya duduk didekat Dojoon.
Hyuna meremas erat kedua tangannya ketika mendengar pembicaraan JunHyung dan Highlight di ruang rekaman tersebut. Ia bahkan tak dapat melangkahkan kakinya untuk masuk ke ruangan itu. Ia terlihat sangat geram mendengar obrolan bahagia para member Highlight, ia sesak mendengar tawa JunHyung ketika para member menggoda JunHyung dengan nama ‘Jo’, “istrinya....??” gumam Hyuna pelan, ia pun membalikkan langkahnya pergi, niatnya untuk menemui JunHyung ia urungkan. Lagi-lagi ia memanggil manajernya untuk memastikan bahwa program talkshow yang memintanya hadir menyetujui persyaratannya untuk membawa JunHyung turut hadir dalam program tersebut, “mwo...” ia hampir saja berteriak mendengar jawaban dari sang manajer. Ia pun segera menutup mulutnya dan perlahan beranjak pergi dari tempat ia berdiri melihat JunHyung. Ia menjauh dari ruang tersebut agar tak didengar oleh member Highlight lainnya. ia memilih berdiri di pojok lorong gedung untuk menjawab ponselnya, “arasso.. akan kupastikan ia mengikuti acara tersebut denganku” Ujar Hyuna seraya menutup telponnya. Ia pun melangkah santai menuju mobil pribadinya untuk meninggalkan agensi JunHyung.
###
Sesi rekaman memakan waktu yang cukup lama, walaupun hasilnya sudah bagus namun member Highlight memastikan bahwa mereka dapat yang terbagus, sebelum mereka puas mendengar suara mereka sendiri mereka meminta beberapa kali pengulangan untuk rekaman demi mendapatkan hasil yang terbaik dari yang terbaik. Kali itu akhirnya sesi rekaman usai pukul tiga dini hari dengan hasil empat buah lagu untuk mini album pertama mereka. Member highlight bersiap untuk kembali ke rumah masing-masing. Mereka memiliki waktu libur untuk satu hari menunggu hasil dari rekaman dan photoshoot mereka selesai. Sebenarnya JunHyung satu-satunya member yang tak mendapat jatah libur karena harus membantu untuk menyusun ulang lagu, namun ia meminta keringanan untuk mendapatkan jatah libur juga dengan alasan banyak yang harus ia kerjakan di rumah, tentu saja itu hanya alasan JunHyung, selama ini dia selalu hidup sendiri jadi tidak terlalu mempermasalahkan mendapat jam libur atau tidak, dia malah lebih suka bila harus bekerja untuk menghabiskan waktunya dibandingkan di rumah sendirian. Namun kali ini ia memikirkan akan mengambil hari liburnya seperti member lainnya untuk menikmati waktunya di rumah, kenapa lagi kalau bukan ingin menghabiskan waktu bersama dengan Jo.
Para member telah turun terlebih dulu menuju mobil masing-masing, JunHyung mengepak barang miliknya dan hendak turun sebelum langahkanya dihentikan oleh sosok manajernya,
“JunHyung-a...” paggil manajernya saat JunHyung berjalan melewati lorong agensi
“ah.. hyung wae?” jawab JunHyung
“kau ada tawaran untuk datang di acara variety talkshow” jelas manajernya
“aku..?” tanya JunHyung lagi, biasanya agensinya akan mengirim orang lain dari Highlight mengingat kesibukan JunHyung yang juga turut turun tangan di dapur produksi.
“iyaah.. aasshhh.. aku harus mengatakannya padamu, sebenarnya mereka juga mengundang Hyuna. Hanya saja Hyuna...” manajernya menghentikan penjelasannya, manajer Highlight juga mengetahui tentang obsesi Hyuna untuk mendapatkan JunHyung.
“dia meminta aku untuk ikut..” JunHyung memperjelas penjelasan manajernya
“aku sudah bilang bahwa kau pasti menolak, aku akan mengirimkan Dojoon namun Hyuna memaksa pada PD-nim bahwa itu harus kau, dan sebenarnya kalau aku pikir lagi mungkin lebih baik jika kau yang pergi.. kau ada project bersama Hyuna yang akan segera rilis, ini bisa jadi tempat promosimu, kau juga bisa mempromosikan album terbaru dari Highlight. Aku rasa tak buruk.” Jelas manajernya lagi
JunHyung hanya menghela nafas,
“Pikirkanlah lagi, acaranya masih untuk minggu depan, kau hanya perlu menahan emosimu jika bertemu dengan Hyuna..” ujar sang manajer seraya menepuk pundak JunHyung pelan, “pulanglah.. “ lanjutnya seraya pergi meninggalkan JunHyung.
JunHyung masih memikirkan tawaran talkshow untuknya seraya mengendarai mobil menuju rumah. perjalanan menuju rumahnya tak memakan banyak waktu karena laju transportasi dini hari belum begitu ramai. Ia menginjakkan kaki di rumahnya dan melihat Jo masih tertidur pulas di Sofa besar seperti biasanya.
“apakah dia ada kuliah hari ini... ?” batin JunHyung begitu melihat Jo. Ia menyadari bahwa tinggal bersama Jo tak membuatnya dapat menghabiskan banyak waktu bersama Jo, terkadang Jo berangkat kuliah saat dirinya masih tertidur karena jadwal yang padat dan terkadang ia berangkat menuju lokasi kerja saat Jo masih tertidur pulas, terkadang JunHyung pulang saat Jo sudah tertidur pulas dan Jo selalu pulang tanpa ada waktu untuk melihat JunHyung karena jam pulang JunHyung yang tidak menentu, ia selalu tertidur saat JunHyung pulang. Karenanya JunHyung selalu teringat wajah polos Jo saat tertidur, wajah tersebutlah yang sering ia lihat saat berangkat kerja maupun pulang kerja, ya.. begitulah hari-hari mereka. Akhirnya JunHyung memutuskan untuk tidak tertidur dini hari itu, ia memilih untuk tetap terjaga agar dapat melihat Jo terbangun dengan semua aktivitasnya. JunHyungpun memilih duduk di depan meja belajarnya, tentu saja bukan untuk belajar, ia memasang headset di kedua telinganya dan mulai mendengarkan beberapa nada yang dibuatnya, iapun mulai menggerakkan pena yang ada di genggaman jemarinya untuk menulis bait-bait lirik lagu pelengkap nada tersebut. Namun setengah jam kemudian, matanya tak dapat berkompromi dengan hatinya, ia mulai memejamkan kedua matanya dan tanpa sadar terlelap di atas meja belajarnya masih lengkap dengan perangkat headsetnya.
Jo terbangun saat terik mentari memasuki sela-sela jendela rumah, ia mengedipkan matanya perlahan dan beranjak menyingkap tirai jendela, udara segar pagi itu dapat dirasakannya. Dari jendela apartemen JunHyung dapat dilihat jalanan pagi yang ramai akan lalu lalang pejalan kaki, ada yang berpakaian olahraga, seragam sekolah, dan pakaian formal pekerja kantoran. Jo tersenyum memperhatikan lalu lalang orang dari atas, ia meregangkan otot-ototnya dan  kemudian melangkah menuju kamar mandi. “apa dia sudah berangkat..?” batin Jo saat mau memasuki kamar JunHyung. Mata Jo terbelalak ketika melihat sosok JunHyung yang tertidur di atas mejanya dengan headset di kepalanya. Ia pun mengambil sehelai selimut dari atas ranjang JunHyung dan menaruhnya di atas badan JunHyung agar tidak kedinginan pagi itu. Jo meninggalkan JunHyung yang telah terbalut selimut dan membersihkan diri di kamar mandi. Setelah keluar dari kamar mandi ia masih melihat sosok JunHyung yang tertidur pulas, “apa dia tidak ada jadwal keluar hari ini..?” batin Jo lagi, namun dari pada membangunkan JunHyung ia memilih untuk meninggalkannya tetap tertidur, “mungkin dia baru pulang pagi tadi..” gumam Jo lirih. Jo pun menuju ke ruang ganti JunHyung. karena ia tidak ada kelas hari ini, Jo memilih untuk menghabiskan waktunya seharian di rumah bersantai dan menikmati hari liburnya. Ia memakai sweeter pink yang terlihat kebesaran saat dipakai tubuh mungil Jo dengan celana pendek diatas lutut yang tertutup oleh sweeternya yang besar, ia pun menguncir rambutnya dengan poni tipir masih terurai menutup dahinya. Ia bersiul ceria seraya mengayunkan tangan terampilnya dalam membuat beberapa masakan untuk sarapan. Bau nasi yang matang mengisi seisi rumah JunHyung, ia pun membuat beberapa rollade, sayuran, dan berbagai masakan lainnya. ia menyiapkan rapi meja makan dengan berbagai macam masakan menggoda terhias diatasnya.
Jo berjalan menuju ke kamar JunHyung, ia mendekat ke arah JunHyung berpikir apakah ia harus membangunkan JunHyung atau tidak. Jo berhenti melihat lekat ke arah wajah tertidur JunHyung. Jo tak sampai hati untuk membangunkan tidur pulas JunHyung. Cukup lama ia hanya berdiri melihat wajah JunHyung.
“kyeoptaa..” gumam Jo lirih seraya tersenyum melihat ke arah JunHyung, namun siapa sangka kalau JunHyung mulai membuka kedua matanya perlahan. Hal pertama yang tertangkap lensa mata JunHyung adalah sosok mungil Jo yang sedikit kaget melihat JunHyung terbangun, tanpa sadar ia tersenyum melihat Jo didepannya.
“apa aku mengganggu tidurmu.. mian..” ujar Jo pelan
JunHyung tak menjawab dan hanya tersenyum seraya meregangkan otot-ototnya karena posisi tidur yang kurang nyaman.
“kenapa kau tidur disini..?” tanya Jo lagi khawatir. JunHyung masih diam dan hanya tersenyum melihat ke arah Jo, Jo menjadi kikuk dengan tatapan JunHyung.
“aku sudah menyiapkan sarapan, setelah mencuci muka, keluarlah ..” lanjut Jo seraya bergegas keluar dari kamar JunHyung. Jo mempercepat langkahnya sambil tersenyum mengingat senyum JunHyung.
“arasso..” jawab JunHyung seraya melihat punggung Jo yang keluar meninggalkan kamarnya.
“aahhh.. bukan mimpi rupanya..” gumam JunHyung diikuti langkahnya menuju kamar mandi untuk membersihkan dirinya.
###
“waaaahhhhh... apa kau akan menghabiskan ini semua....?” ujar JunHyung terkejut dengan semua hidangan yang disiapkan Jo diatas meja, ia masih memegang handuk untuk mengeringkan rambutnya yang masih basah.
Jo melihat ke arah JunHyung yang berdiri di depannya, dapat digambarkan wajah Jo yang terpesona melihat JunHyung saat mengeringkan rambutnya yang basah. Ia bahkan tak dapat menjawab pertanyaan JunHyung karena tak mendengarnya. Ia hanya melihat sosok ciptaan Tuhan yang dirasanya sangat mengagumkan, benar-benar luar biasa batin Jo. JunHyung yang merasa bahwa Jo memperhatikannya lekat-lekat membuatnya agak salah tingkah. Ia pun berdehem pelan seraya melempar handuknya ke arah sofa. Mendengar deheman JunHyung membuat Jo tersadar dari kebekuannya.
“Yaaaa... kenapa melemparnya kesana.. kau bisa menaruhnya di kamar mandi...” protes Jo melihat perilaku JunHyung.
“nanti akan ku taruh,” jawab JunHyung seraya duduk di bangku makan sebrang Jo, “tapi.. kenapa kau membuat banyak sekali makanan.. apa kau akan menghabiskannya..?” JunHyung bertanya lagi seraya memulai mengambil makanan didepannya
“miaannn.. dari kemarin aku sangat sibuk jadi aku lihat kulkasmu sangat kosong, aku sengaja membuat banyak jadi bisa disimpan di kulkas.. kau bisa memakannya saat aku tak ada di rumah, kau hanya perlu memanaskannya..” jelas Jo seraya memakan makananya.
JunHyung berhenti makan dan melihat Jo sejenak kemudian melanjutkan makannya, “benar-benar enak... waahhh rollade.. aku sangat menyukai rollade..” ujar JunHyung mencairkan suasana
“ara.... ibumu sudah menceritakannya ke aku..” balas Jo.
“tapi.. kau kan lebih muda 5 tahun dariku, kenapa berbicara banmal padaku..” protes JunHyung lagi
“aigo... kita kan tinggal serumah, akan lebih nyaman kalau aku bicara banmal padamu.. JungHyung-a..” Jo memelankan suaranya ketika menyebut nama JunHyung
“waahhh....” JunHyung terkejut dengan panggilan Jo, ia meletakkan sumpitnya di samping mangkoknya. Jo tersenyum melihat wajah kesal JunHyung.
“mogo.. mogo.. kau bisa mencoba galbinya.. ini sangat enak ..” Ujar Jo seraya menaruh galbi di atas mangkuk JunHyung diikuti suara tawanya
JunHyung pun perlahan makan kembali,
“oppa....” Jo berbicara pelan membuat JunHyung berhenti dan melihat kearahnya, “aku akan terus memanggilmu oppa.. “ lanjut Jo seraya tersenyum kembali.
JunHyungpun melanjutkan makannya dengan senyum tipis terukir dibibirnya.
“ah cham... kau tidak berangkat kerja hari ini..?” tanya Jo kemudian
“anniya.. proses rekaman sudah selesai semua kemarin, ..” jawab JunHyung kemudian.
“aahh.. aku juga tidak ada kuliah oppa hari ini.. kalau begitu.. ayo kita bersihkan rumah hari ini..” ajak Jo dengan mata berbinar-binar. JunHyung tidak menjawab dan hanya melihat ke arah Jo dengan mata penuh tanda tanya, “anniyo.. hanya saja.. selama ini kita sama-sama sibuk, jadi tidak ada yang membersihkan rumah, hari ini ayo kita bersihkan, mm.. tadi aku lihat sprei di kamarmu juga sudah harus di cuci dan diganti..” lanjut Jo, ia terdiam sejenak melihat ekspresi JunHyung yang masih penuh tanda tanya, “aigoo.. hanya.. ayo kita bersihkan semuanya..” ujar Jo kemudian seraya meminum air putih yang ada didepannya
“oke baiklah..” jawab JunHyung singkat
###
Hari ini menjadi hari yang sangat menyenangkan tak hanya untuk JunHyung tapi juga untuk Jo. Mereka menghabiskan waktu berdua selama sehari untuk yang pertama kalinya. Mereka mencuci sprei bersama, menjemur bersama, membersihkan rumah bersama, makan bersama, mencuci piring bersama, dan melakukan banyak hal lainnya bersama. Sudah lama JunHyung tak tertawa sesering hari ini. seperti tak ada beban di wajah keduanya. Sayang mereka belum dapat mewujudkan satu keinginan kecil yakni berjalan menyaksikan matahari tenggelam di pinggiran sungai Han. Tentu saja jika mereka melakukan hal tersebut akan menjadi pusat perhatian. Bagaimanapun JunHyung berusaha menutupi mukanya, satu dua orang akan tetap menyadari keberadaanya sebagai seorang idol, dan hal tersebut pasti akan sangat merepotkan, jika hanya untuk dirinya sendiri JunHyung tak terlalu mempermasalahkan, namun ia memikirkan sosok perempuan yang ada disampingnya, yang kini sedang tertawa menikmati acara televisi bersama JunHyung di ruang tengah rumahnya. JunHyung masih tak percaya ia dapat duduk bersama Jo menghabiskan sorenya dengan menonton acara televisi dan tertawa bersama. Tanpa sadar JunHyung menarik tangan Jo pelan dan menggabungkan telapak tangan Jo dengan telapak tangannya,
“waaah.. tanganmu sangat keciill..” ujar JunHyung diikuti senyum kecilnya. Jo terhenti dari deru tawanya, ia memandang JunHyung yang sedang memperhatikan telapak tangannya. Jo dapat merasakan gemuru degup jantungnya, melihat JunHyung yang sedekat itu sedang tersenyum seraya memegang tangannya, terasa seperti mimpi bagi Jo. Ia tak lagi melihat JunHyung sebagai sosok Oppa masa kecilnya dulu, ia menemukan sosok baru yang mampu menghangatkan dingin hatinya. Ia buru-buru menarik tangannya. JunHyung merasakan ada sedikit ketidak-nyamanan terpancar dari aura Jo.
“ah.. mian...” ujar JunHyung cepat seraya kembali melihat ke acara televisi, “waahhh.. sudah lama sekali aku tidak menonton acara ini..” lanjut JunHyung mencoba untuk mencairkan kebekuan diantara keduanya.
“Aahh... yaa..” balas Jo diikuti senyum kecil, “aku akan ambilkan beberapa potong buah di kulkas..” lanjut Jo seraya beranjak menuju Kulkas untuk mengambil beberapa buah yang menjadi alasanya agar dapat segera meninggalkan kecanggungan diantara keduanya. Senyum kecil terukir perlahan di bibir Jo, ia tak tahu mengapa, namun baginya sekarang bersama JunHyung membuatnya meras nyaman. Dalam hidupnya, tersimpan kata “pernah” menyukai JunHyung, akankah kisah tersebut kembali dalam lembaran hidupnya yang baru kini ??, Jo sempat mengelak perasaannya namun kini ia menyerahkan semuanya pada kata hatinya, ia tak akan protes lagi ketika harus mengulang untuk mengagumi sosok JunHyung yang kini.
Hari berlalu begitu cepat bagi keduanya. Baik Jo dan JunHyung tak dapat begitu mudah memejamkan kedua mata mereka malam ini, hari yang sempurna bagi mereka akan segera berakhir. Keduanya tergeletak diatas ranjang masing-masing, walaupun satu atap namun keduanya sama-sama tak dapat melihat terpejamnya mata satu sama lain. Mereka hanya tersenyum seraya mengucapkan ucapan selamat malam dalam hati masing-masing berharap bahwa hari esok masih akan menulis lanjutan cerita bahagia untuk mereka berdua.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar