Delapan
Hyuna
menelungkupkan kepalanya diatas kemudi mobil pribadi miliknya, masih terbayang
jelas raut wajah JunHyung yang menatapnya lekat penuh amarah. Masih terlukis
jelas punggung JunHyung yang pergi meninggalkannya. Ia bahkan tak sempat
menjelaskan kenapa ia melakukan semua hal tersebut, seberapa besar
kepeduliannya pada JunHyung, dan demi siapa ia melakukan ini semua. Ia begitu
kecewa pada JunHyung, bukankah sebelum kemunculan Jo selama ini hanya dirinya
yang ada di samping JunHyung dan hanya dirinyalah yang setia menunggu dan
menemani JunHyung. Tak bisakah JunHyung melihat bagaimana usaha Hyuna dalam
mendapatkannya. Sorot mata Hyuna menampakkan kekecewaan akan sosok JunHyung
serta kebencian terhadap sosok Jo yang dianggap telah mengambil JunHyung dari
dirinya. Bagi Hyuna, jika Hyuna tak bisa memiliki JunHyung maka tak ada wanita
manapun yang dapat memilikinya pula.
###
Setelah
meninggalkan Hyuna sendirian, JunHyung berlari perlahan menyusuri jalanan
sekitar apartemennya. JunHyung sedang mencari sosok Jo yang pergi
meninggalkannya. “eoddiya...” gumam JunHyung seraya mencoba untuk menghubungi
Jo beruang kali, namun sayang telfon genggam Jo dalam keadaan off. Ia terlihat
begitu khawatir menyusuri lorong-lorong jalanan tersebut. Bagaimana ia bisa
tenang ketika ia melihat Jo berjalan sendirian meninggalkannya dengan mata
berkaca-kaca dalam keadaan yang telah larut malam ini. JunHyung memegang kedua
kepalanya, ia berpikir kemana Jo pergi ?, apakah Jo pergi ke rumah temannya ?,
ataukah ia pulang ke tempat ayahnya?.
JunHyung
mendesah berat, langkahnya panik menyusuri jalan setapak. Ia melewati taman
kompleks itu, namun tak juga dijumpainya sosok Jo. Ia melewati beberapa cafe di
kompleks itu, namun tak juga ditemuinya sosok Jo. Langkahnya terhenti di salah
satu mini market di kompleks apartemennya. Matanya menangkap sosok gadis yang
sedang dicarinya tersebut, dilihatnya Jo sedang menyedu mie instan seraya duduk
di balik kaca mini merket tersebut. JunHyungpun segera mempercepat langkahnya
menuju tempat Jo.
Jo
tak menyadari kehadiran JunHyung yang mendekat ke arahnya. Ia hanya fokus pada
mie cup instan yang sedang disedunya. Kekecewaanya pada JunHyung membuatnya
sangat lapar dan berakhir terdampar di tempat ini bersama dengan se-cup mie
instan dan sekaleng minuman soda. Ia menyedu mie nya lahap ditengah isak
tangisnya. JunHyung tersenyum melihat ke arah Jo. Ia tak lantas menghampiri ke
samping Jo, ia terlebih dulu berjalan ke arah mesin pendingin dan mengambil
satu kaleng minuman bersoda untuk dirinya sendiri. Samar-samar ia dapat
mendengar isak tangis Jo disela-sela bunyi seduhan mie instannya. Ia bahkan tak
dapat menahan senyumnya, bukan karena ia senang melihat Jo sedang terluka, tapi
hanya saja saat ini Jo terlihat sangat menggemaskan di mata JunHyung. Ia
seperti sedang melihat gadis kecil berusia 5 tahun yang sedang menangis sambil
memakan makanannya. JunHyungpun mendekati Jo perlahan.
“kuah
mie instanmu akan penuh kalau kau terus menangis..” ujar JunHyung tiba-tiba
seraya duduk disebelah Jo.
Sontak
Jo terkejut dengan kehadiran JunHyung yang tiba-tiba sudah duduk didekatnya
sambil membuka minuman kalengnya dan meminumnya perlahan. Jo berhenti memakan
mie-nya dan menatap JunHyung tajam seraya membersihkan air matanya yang masih
mengalir di kedua sisi pipinya, tanpa memberikan respon pada sapaan JunHyung,
ia kembali melahap mie instannya.
“Mianhe..”
ujar JunHyung kemudian.
“mwoga..?”
tanya Jo pelan.
“Hyuna..
, kau pasti kecewa dengan ucapannya. Bagaimanapun ini kesalahanku karena
membiarkan semuanya terjadi“ jawab JunHyung, “dan juga.. maaf sudah membentakmu
tadi.. mianhee..” lanjut JunHyung seraya tersenyum ke arah Jo.
Jo
hanya terdiam dan JunHyung pun terdiam. Beberapa saat keheningan menyelimuti
keduanya.
“kau
sudah selesei makan kan..? jib-e kajja..” ajak JunHyung kemudian.
JunHyung
dan Jo berjalan beriringan menyusuri jalanan setapak sekitar apartemennya.
JunHyung menatap Jo ragu-ragu. “No jeongmal gwenchana ?” tanya nya kemudian.
Jo
hanya mengangguk pelan menjawab pertanyaan JunHyung. JunHyung kembali diam. Jo
pun masih terdiam. Kecanggungan terasa mengikat antara keduanya. “chogi.. “ Jo
mencoba untuk memecah suasana,
“oh..”
JunHyung tersentak mendengar suara Jo. Ia tersenyum menanggapi suara Jo yang
terdengar pelan, “waeyo..?” tanyanya kemudian pada Jo.
“Mianhee
Oppa..” ujar Jo pelan, “aku tahu tak seharusnya aku marah padamu tadi..
skandalmu dengan Hyuna pasti sudah membuatmu kerepotan.. harusnya aku bisa
mengerti kondisimu.. mianhee..” jelas Jo panjang lebar setelah perasaannya
membaik, “aku juga tahu.. bahwa niat Hyuna eonni baik, ia hanya ingin karirmu
baik-baik saja, ia ingin album kalian berdua sukses .. aku sedikit dapat memahaminya..
hanya saja...” Jo menghentikan ucapannya, ia juga menghentikan langkahnya,
kemudian menatap JunHyung yang juga turut menghentikan langkahnya. JunHyung
menunggu Jo untuk melanjutkan apa yang ingin ia sampaikan. Namun kemudian Jo
hanya tersenyum dan kembali melangkah.
“hanya
saja apa..?” tanya JunHyung penasaran
“anniya..
lupakan.. pokoknya aku minta maaf .. aku terlalu kekanak-kanakan” jawab Jo
sambil tersenyum.
JunHyung
menyadari bahwa Jo belum dapat menyampaikan semua keluh kesah yang dirasanya,
Jo masih membangun sekat antara dirinya dan JunHyung. Namun JunHyung tak ingin
memaksa Jo untuk mengatakannya sekarang. Yang terpenting sekarang adalah
membiarkan Jo untuk mendinginkan pikirannya. “Anniya.. aku terbawa emosi tadi..
maaf sudah membentakmu, dan maaf juga tentang Hyuna..” jawab JunHyung pada Jo,
kali ini JunHyung terdengar ringan dalam menyampaikan isi hatinya.
“kau
tidak perlu meminta maaf untuk Hyuna, oppa... aku akan memastikan bahwa ia
meminta maaf sendiri padaku” jawab Jo yang juga semakin ringan terdengar.
“tapi..
kenapa kau membawa payung itu..?” tanya JunHyung kemudian sambil menunjuk
payung yang ada digenggaman Jo. Ia menyadari bahwa Jo membawa payung di
genggamannya dari tadi. Sebenarnya JunHyung melihat bahwa payung itu diberikan
oleh sosok pemuda yang mengantar Jo tadi. Namun JunHyung tak ingin menanyakan
tentang sosok pemuda itu, karenanya ia hanya menanyakan tentang payung yang di
bawa Jo.
“ah..
ini.. dari profesorku” jawab Jo singkat.
“ah..
tadi profesormu..?” tanya JunHyung, “tapi dia terlihat masih sangat muda..”
gumam JunHyung pelan.
“iyah..
dia profesor yang memperkerjakanku..” jawab Jo lagi yang kemudian mulai
menceritakan tentang dirinya dan profesor KyuHyun, “dia meemang masih sangat
muda, apa kau tidak tahu oppa..?? dia sangat terkenal dalam bidang Hukum, dia
bisa mencapai gelar profesornya diusianya yang sangat muda. Aku sangat
menghormatinya, dan dia menjadikanku asistennya” tutur Jo panjang lebar.
JunHyung
hanya mengangguk-angguk mendengar penuturan Jo. Ia tak tahu bahwa Jo dapat
seterbuka ini terhadap dirinya. JunHyung baru menyadari bahwa bersama Jo ia
hanya cukup bertanya dan menjawab secara jujur, maka Jo pun akan menjawab dan
bertanya secara jujur. “tapi, kenapa ia memberimu payung ..?” tanya JunHyung
tak dapat menahan rasa penasarannya.
“ah..
sebenarnya ini payungku.. “ Jo tersenyum kecil dan mengingat pertemuannya
dengan Prof.KyuHyun, “sebelum dia menjadi profesor di kampusku, dia adalah
orang yang sanagt terkenal di London, kau tahu oppa ?, dia hanya datang ke
Korea untuk beberapa acara seminar, aku pernah bertemu dengannya di acara
seminar kampus, karena waktu itu hujan aku memberikan payungku. Aku tidak tahu
kalau ia akan kembali Korea dan menjadi profesorku, ia bahkan mengingatku dan
mengembalikan payung ini..daebaknida .. nhe oppa..?” Jo mengakhiri ceritanya
dengan meminta persetujuan dari JunHyung.
“ah..
yhe..” JunHyung mencoba mengiyakan pendapat Jo dengan senyum paksaanya. Mungkin
Jo tidak menyadarinya namun mendengar cerita Jo, JunHyung langsung menyadari
bahwa profesor tersebut menyukai Jo, JunHyung menyadari bahwa tujuan Profesor
tersebut kembali ke Korea adalah untuk Jo. Walaupun Jo sudah menjadi miliknya,
namun JunHyung tak dapat menjamin milik siapa hati Jo.
###
Seperti
skandal yang sudah-sudah, JunHyung hanya bungkam saat melewati kerumunan
reporter yang sudah menunggu kedatanganya di halaman gedung agensi Highlight.
Setelah berhasil sampai di ruang produksi, JunHyung melempar blazzernya ke sofa
seraya menghela nafas berat.
“apa
Jo baik-baik saja..?” tanya Dojoon yang sudah terlebih dulu sampai di ruang
produksi.
“untuk
sekarang baik-baik saja..” jawab JunHyung pelan, ia kembali duduk di kursi
produksi dan mulai mengerjakan projek untuk album selanjutnya.
“tenang
saja.. sebentar lagi suasana akan membaik kembali..” ujar Doojon mencoba untuk
menenangkan JunHyung. Ia menepuk pundak JunHyung pelan seraya meninggalkan
JunHyung untuk melanjutkan projectnya.
“Dojoon-a..”
JunHyung memanggil DoJoon pelan menghentikan langkah Dojoon yang sudah berada
di ambang pintu keluar
“ho..”
Dojoon menjawab panggilan JunHyung
“Hyuna
menemui Jo..” ucap JunHyung.
DoJoon
terdiam sejenak, ia langsung memahami keadaan yang sedang dihadapi oleh
JunHyung. Bukan hanya media yang menjadi persoalan sekarang, tapi juga Hyuna.
Dojoon merupakan anggota ex-Beast yang paling mengerti sifat keras kepala
Hyuna. Ia tahu betul bagaimana Hyuna ketika menyelesaikan sebuah masalah. Hyuna
adalah orang yang tidak akan membiarkan sesuatu yang diinginkannya dimiliki
oleh orang lain. Ia akan melakukan segala macam cara untuk mendapatkan
keinginannya, ketika ia tak mendapatkan apa yang diinginkannya ia akan mencoba
untuk menyingkirkannya. Kali ini bukan JunHyung yang ingin disakitinya, Hyuna
ingin menyakiti Jo.
“Arasso..
aku akan menanganinya..” Dojoon merespon JunHyung pelan. JunHyung tahu bahwa
hanya DoJoon yang bisa membuat Hyuna berhenti. Walaupun begitu, kali ini suara
Dojoon terlihat sedikit ragu. DoJoon sendiri tak yakin kali ini apakah ia dapat
menghentikan Hyuna. Namun ia akan tetap mencoba untuk membantu JunHyung.
“Gomawoo..”
ujar JunHyung sedikit tenang.
###
Hyuna
duduk sendiri di salah satu cafe yang ada di Gangnam. Ia mengenakan kacamata
hitam besar dengan syal tebal membungkus lehernya, ia sengaja menaikkan syalnya
agar menutupi sebagian wajahnya. Tentu saja idol seperti dia akan membuat
keributan saat identitasnya dikenali. Ia melambaikan tangannya pada sosok
pemuda yang kemudian mendekat ke arahnya. Pemuda itu duduk tepat di hadapan
Hyuna.
“waeyoo..?
tidak seperti biasanya kau mengajakku bertemu..” tanya pemuda itu yang tak lain
adalah Kyung Hoo, salah satu wartawan terkenal di dunia entertain Korea. dia
bekerja di salah satu media massa cetak dan online yang ada di Korea Selatan.
Tulisannya seringkali menjadi trending topic karena mampu mengungkap skandal
yang terjadi dikalangan selebrita Korea.
KyungHoo
pernah memenangkan penghargaan sebagai Best Reporter di salah satu ajang
Jurnalis bergengsi di Korea. Ia juga merupakan teman dekat dari Hyuna dan
Dojoon yang sebelumnya berada di satu agensi yang sama. Walaupun sekarang
Dojoon telah berpindah agensi, namun ketiganya masih sering bertemu untuk
sekedar menghabiskan waktu dengan makan bersama atau hanya minum bersama. Kali
ini hanya Hyuna yang memanggilnya untuk bertemu, disiang hari, dan ditempat
umum. Ini artinya ada sesuatu besar yang akan ia dapatkan informasinya dari
Hyuna. Insting jurnalisnya mengatakan bahwa sesuatu ini ada hubungannya dengan
DoJoon, karenanya Hyuna ingin menemuinya tanpa adanya DoJoon.
“yogi...” jawab Hyuna singkat seraya
menyerahkan sebuah amplop coklat pada KyungHo.
“apa
ini..?” tanya Kyung Ho kemudian
“Oppa..
pastikan kau menulis berita yang menarik..” ujar Hyuna, “aku langsung pergi
oppa..” lanjut Hyuna seraya beranjak pergi.
“yaaaaa..
kau mau pergi begitu saja...?” tanya KyunHo protes
“tentu
saja, aku masih ada jadwal pemotretan..” jawab Hyuna dan kemudian melangkah
pergi meninggalkan KyungHo yang masih menatap tajam ke arah amplop yang
diberikan Hyuna padanya.
Ia
membuka perlahan amplop itu serambi menunggu minuman yang ia pesan tiba. Ia
terbelalak melihat foto salah satu member Highlight dengan seorang gadis asing
yang bukan dari kalangan selebrita. Ia membalik-balik beberapa dokumen yang
disertakan dalam amplop tersebut. Terdapat biodata sang gadis dan beberapa
keterangan lainnya. “daebak..” gumamnya seraya mengembalikan dokumen-dokumen
yang dibukanya kedalam amplop.
###
Malam
itu semua member Highlight sedang berlatih koreo yang mereka gunakan pada album
Calling You. Setelah MV mereka rilis hari ini, tentu saja mereka harus bersiap
untuk live lagu baru mereka di beberapa acara musik. Koreo yang digunakan dalam
Movie Video tentu sedikit berbeda dengan korea yang digunakan saat live
nantinya. Karenanya malam ini mereka berlima berlatih dengan serius agar tak terjadi
kesalahan saat di panggung. Beberapa back dancer juga turut menemani proses
latihan mereka. Memang dalam beberapa lagu belakangan, Highlight selalu
menggunakan back dancer untuk mempertajam gerakan mereka di panggung. Setelah 4
kali mereka mengulang koreo untuk ‘calling you’ akhirnya mereka memutuskan
untuk break sejenak. Dojoon mengeluarkan ponselnya dari dalam tas. Matanya
terbelalak melihat pesan masuk yang ada di ponselnya.
“JunHyung-a..”
panggil DoJoon panik
“waeyo...?”
tanya Kikwang yang menyadari kepanikan diwajah DoJoon.
JunHyung
mendekat ke arah DoJoon. Ia mengambil ponsel DoJoon dan membaca pesan masuk di
ponsel DoJoon yang rupanya dari KyungHo.
“DoJoon-a,
aku bertemu Hyuna siang tadi, dia memberiku satu berita yang sangat menarik.
Aku hanya memberitahumu karena kita teman baik.” – sender KyungHo
“sial..”
ujar JunHyung membaca pesan KyungHo. Tentu saja JunHyung mengenal KyungHo.
Walaupun dirinya tidak begitu dekat dengan KyungHo, namun ia mengerti apa yang
dimaksud oleh KyungHo. JunHyung segera mengambil tasnya dan bergegas pergi
meninggalkan agensinya menuju apartemen untuk menemui Jo.
Seperginya
JunHyung, DoJoon mencoba untuk menghubungi KyungHo namun tak ada jawaban.
DoJoon tahu betul bahwa KyungHo adalah seorang wartawan yang profesional, ia
sangat membedakan urusan persahabatan dengan pekerjaan. Ia tidak memandang
siapa objek dari beritanya, jika berita itu menjual ia pasti akan merilis
artikelnya. Itulah KyungHo, bagaimanapun DoJoon mencegahnya, KyungHo pasti akan
menerbitkan artikel antara JunHyung dengan Jo. KyungHo juga pasti akan mencari
tahu semua tentang Jo. Sekali ia mendapat umpan tentang berita besar, ia akan
menggalinya hingga keujung paling dasar. Tak jarang ia menyakiti pihak-pihak
yang tak bersalah karena beritanya. Sudah sering DoJoon mencoba untuk
memberitahunya, namun itulah KyungHo yang DoJoon kenal. Ia adalah maniak
reputasi. DoJoon geram dengan sikap Hyuna yang langsung menemui KyungHo dan
tentunya memberitahu KyungHo tentang JunHyung dan Jo.
“kalian
lanjutkan saja latihan tanpa aku dan JunHyung,” ujar DoJoon seraya mengepaki
barangnya
“kau
mau kemana Hyung..?” tanya Dongwoon
Yoseob
menepuk pundak Dongwoon pelan. “kau hati-hatilah..” ujar Yoseob pada DoJoon
yang dibalas dengan anggukan dari DoJoon. Yoseob mengerti situasi yang sedang
terjadi saat itu. Ia memilih untuk diam dan membiarkan DoJoon dan JunHyung menyelesaikan
masalah yang terjadi.
###
DoJoon
berlari di koridor Cube Entertaiment agensi dari Hyuna. Ia mencari Hyuna di
setiap ruang latihan dan akhirnya menemukan sosok Hyuna sedang berlatih koreo
di salah satu ruang dance practice. DoJoon membuka pintu ruang latihan tersebut
secara kasar.
“apa
yang kau lakukan..?” teriak DoJoon pada Hyuna yang langsung menghentikan
latihannya. Ia melihat ke arah DoJoon. Ia seolah tak kaget dengan kedatangan
DoJoon. Ia sudah bisa memperkirakan datangnya DoJoon atau JunHyung padanya.
Sebenarnya ia mengaharapkan kedatangan JunHyung agar ia dapat menumpahkan
kemarahannya di depan JunHyung secara langsung. Agar ia dapat menunjukkan pada
JunHyung apa yang bisa ia lakukan ketika ada orang yang menghalangi jalannya.
Namun DoJoon datang mewakili amarah JunHyung.
“cepat..
cepat hubungi KyungHo.. suruh dia berhenti..” ujar DoJoon seraya mencengkram
kedua pundak Hyuna.
Hyuna
menatap DoJoon tajam dan melepaskan cengkraman DoJoon, “kau tahu bagaimana
KyungHo Oppa.. ia tidak akan berhenti” jawab Hyuna seraya mengambil botol
mineral di pinggir ruangan. Ia duduk pelan serambi meminum minumannya.
“kenapa
kau melakukannya.., kau tahu JunHyung tak pernah melakukan hal rendah seperti
ini padamu.. “ DoJoon mengrenyitkan dahinya pada Hyuna
“dia
menyakiti harga diriku oppa..” jawab Hyuna pelan.
“Hyuna-ya..
belum terlambat. KyungHo... KyungHo sangat menyukaimu.. jika kau meminta
baik-baik ia akan mengabulkan permohonanmu..” DoJoon mulai memelankan suaranya.
Ia tak dapat menghadapi kerasnya Hyuna dengan kekerasan juga. DoJoon mengenal
Hyuna, pada dasarnya ia adalah gadis yang baik. Ia hanya butuh seseorang untuk memahaminya. “aku mengerti kau terluka karena
JunHyung, tapi kau akan semakin terluka nantinya..” lanjut DoJoon meyakinkan
Hyuna
Hyuna
hanya terdiam, ia menunduk dan mulai meneteskan air matanya. “tapi aku akan
tetap terluka oppa.. aku akan tetap terluka tanpa JunHyung oppa terluka sekalipun..”
desis Hyuna disela isak tangisnya.
DoJoon
mendekat kearah Hyuna dan mendekapnya pelan. “Hyuna ya.. ada aku.. kau tidak
sendiri.. berhentilah jebal.... “ mohon DoJoon sekali lagi.
Hyuna
mendorong DoJoon kasar, ia mengelap air matanya, menajamkan pendangannya, ia
bangkit dari duduknya dan membawa barang-barangnya. “anniya oppa.. jika aku tak
dapat memilikinya maka tak ada seorangpun yang dapat memilikinya..” Hyuna
meninggalkan DoJoon seorang diri di ruang latihan tersebut. Tatapan Hyuna pada
DoJoon membuatnya takut, ini kedua kalinya Hyuna memperlihatkan tatapan itu
setelah kepergian ayahnya yang meninggalkan ibunya dulu. DoJoon menyadari bahwa
untuk sekarang, Hyuna tak dapat dihentikan. Dan KyungHo juga... “aaahhh..”
DoJoon mengacak rambutnya geram.
###
“Jo
ya....~” JunHyung memanggil Jo yang sedang mengerjakan tugasnya di ruang tengah
rumah.
“ah
kau sudah pulang oppa.. kau bilang akan pulang pagi.??” Tanya Jo menyambut
kedatangan JunHyung.
“kajja...”
ajak JunHyung kemudian.
“eoddi
?” tanya Jo yang kebingungan melihat tingkah JunHyung.
“ayo
kita ke rumah nenek..”
“jigeum..?”
“Ho..”
jawab JunHyung singkat seraya menuju ruang ganti untuk mengemasi beberapa
barangnya, Jo mengikuti langkah cepat JunHyung. Ia masih tidak mengerti dengan
tingkah JunHyung namun ia memutuskan untuk diam dan mengikuti perintah
JunHyung. Ia mengemasi beberapa barangnya dan mengikuti JunHyung menuju
mobilnya untuk berangkat ke rumah neneknya.
JunHyung
mempercepat kecepatan laju mobilnya. Pandangannya menatap tajam ke arah jalanan
yang mulai sepi menginjak pukul tengah malam. Jo masih memutuskan untuk tetap diam dan tidak menanyakan apa yang
sedang terjadi pada JunHyung. 2 jam perjalanan akhirnya mobil JunHyung memasuki
area Daegu. Sebentar lagi mereka sampai di tempat tujuan.
“oppa
waeyo..?” tanya Jo pelan saat mobil JunHyung telah memasuki area rumah nenek
“aku
akan menjelaskannya besok..” jawab JunHyung diikuti senyuman kecilnya. Meskipun
ia tidak mengatakan pada Jo, namun Jo paham betul bahwa sesuatu yang besar
sedang terjadi. Ia belum pernah melihat JunHyung sepanik dan secemas ini.
Bahkan saat JunHyung disuruh untuk menikah dengan Jo dengan resiko karirnya
terancam, ia tak terlihat segelisah dan sepanik ini.
Jo
dan JunHyung kini telah sampai di halaman rumah nenek. Rumah sudah terlihat
sepi, tentu nenek sudah tertidur pulas. Jo dan JunHyung memutuskan untuk tidak
membangunkan nenek. Jo menuju ke kamar yang biasa ia gunakan untuk tidur saat
berada di rumah nenek JunHyung. Sedangkan JunHyung memilih untuk menghabiskan
malamnya di dalam mobilnya. Jo mencoba meyakinkan JunHyung untuk ikut masuk, ia
bisa menggunakan kamar kedua orang tuanya yang tengah kosong. Namun JunHyung
bersikeras untuk menghabiskan malamnya didalam mobil. Jo tak dapat berkata
apa-apa selain menuruti keinginan JunHyung.
###
Pagi
itu, Jo terbangun dari tidurnya saat nenek sudah terbangun dan berjalan
meregangkan ototnya di depan rumah. Ia bahkan tak menyadari kehadiran Jo.
Betapa terkejutnya nenek saat dilihatnya Jo keluar dari dalam rumahnya.
“kau
disini..?” tanya nenek terkejut
“ah..
mianheyoo halmeoni.. aku sampai disini tengah malam.. aku tak enak
membangunkanmu.. “ jawab Jo sopan
“JunHyung
..?” tanya nenek menanyakan keberadaan JunHyung
“yogi..”
ucapan Jo terhenti saat tidak didapatinya mobil JunHyung terparkir di halaman
rumah.