Sepuluh
“nan..nan..neomu
bogoshipta..” Jawaban JunHyung seketika membuat Jo membeku tak percaya, menatap
lekat ke arah JunHyung yang juga sedang menatapnya.
Jo
mencoba mengalihkan pandangannya, ia belum mengerti sepenuhnya ucapan JunHyung
dan ia ragu untuk menanyakannya, ia takut JunHyung mampu melihat perasaanya
yang mulai sangat menyukai JunHyung, ia takut hanya berasumsi terhadap perasaan
JunHyung, ia tak ingin berharap terlalu tinggi terhadap perkataan JunHyung, ia
menganggap mungkin JunHyung hanya merindukannya karena beberapa hari tidak
melihatnya, tidak lebih. Jo mencoba mengatur ulang nafasnya yang mulai sesak.
“aahh...
semakin dingin oppa.. aku akan masuk dulu...” ujar Jo seraya mencoba tersenyum
mengalihkan pembicaraan JunHyung, Jo mencoba berdiri dari tempat duduknya
sampai JunHyung menarik tangannya. Melihat reaksi JunHyung, Jo kembali duduk
seraya menatap lekat mata JunHyung yang belum beralih menatapnya.
“joh-ayo...
“ ujar JunHyung tanpa ragu ke arah Jo.
Jo
kembali terdiam mendengar pengakuan JunHyung yang sungguh diluar dugaan ini. ia
tak menyangka JunHyung akan mengatakan hal tersebut pada Jo.
“neomu
joh-a....” lanjut JunHyung pelan.
Jo
menelan ludahnya pelan. Ia tak tahu harus berbuat apa didepan JunHyung
sekarang. Ia merasa raut mukanya memerah dan pasti sangat memalukan untuk
dilihat oleh JunHyung, namun ia bahkan tak dapat mengalihkan pendangannya dari
wajah teduh JunHyung didepannya. Jujur ia ingin waktu berhenti sekarang, agar
ia dapat selalu melihat ketulusan pengakuan JunHyung dan juga wajah hangat
JunHyung di tengah dinginnya angin malam. Jo berharap ini bukan hanya mimpinya,
jikalau ini benar hanya mimpinya maka ia berharap agar pagi tak kunjung datang,
agar ia dapat menikmati suasana seperti ini lebih lama lagi. Jo bahkan dapat
mendengar geruh jantungnya yang riuh, ia merasa malu jika JunHyung juga dapat
mendengar hiruk pikuk jantungnya akibat pengakuan tersebut.
JunHyung
masih memandang pesona lamunan wajah Jo yang sangat menggemaskan. JunHyung
bahkan tak dapat mengartikan makna dari simbol reaksi yang menggurita di wajah
Jo. Beberapa saat berlalu setelah ia melontarkan pengakuan dadakannya tersebut.
JunHyung menjadi takut akan jawaban Jo, ia masih terlihat membisu didepan wajah
JunHyung. Rasa cemas akan ketidaknyamanan
antara dirinya dan Jo pun terlintas dibenaknya. Bagaimana jika Jo tidak
memiliki rasa untuknya ?, bagaimana jika Jo menjauhinya karena pengakuan bodoh
ini ?, bagaimana jika Jo merasa tidak nyaman lagi berada didekat JunHyung ?,
dan masih banyak lagi bagaimana yang tertulis di pikiran JunHyung. Sesaat tadi
ia merasa yakin terhadap perasaan Jo, dan sesaat kemudian ia menjadi takut.
“eonje..?”
tiba-tiba Jo melontarkan pertanyaan yang mengagetkan bagi JunHyung.
“oh..?”
“eonjebuteo nal joh-ahani?” Jo kembali bertanya saat
JunHyung masih mencoba menenangkan pikirannya karena pertanyaan Jo tersebut.
“sejak kita seperti ini ..” jawab JunHyung perlahan, “sejak
aku duduk disini dan kau duduk disitu, saat kita saling menatap seperti ini”
lanjut JunHyung, ia berhenti sejenak mengatur nafasnya, “saat kau mengatakan
bahwa kau menemuiku..” lanjutnya
Jo terdiam mendengar penuturan JunHyung, ia mengingat malam
itu, saat pertama kali ia bertemu lagi dengan JunHyung di rumah nenek ini,
malam itu yang seperti malam ini, saat mereka sama-sama berbincang di tengah
alunan angin malam, saat dirinya belum menjadi istri JunHyung. Jo tak pernah
menyangka bahwa dari malam itu JunHyung mulai menyukainya, tak pernah sekalipun
terbesit dipikiran Jo bahwa JunHyung memiliki perasaan terhadapnya. Lalu dengan
semua kejujuran JunHyung, bagaimana bisa Jo tidak mengatakan kejujuran yang
tersimpan dalam hatinya selama ini ? ..
###
Kabut pagi mengiringi kepulangan JunHyung dan Jo. Keduanya
tersenyum menikmati alunan musik dan aroma wangi pagi yang semebrak, ditambah
dengan atmosfer kasih sayang yang menyelimuti keduanya. JunHyung tersenyum
mengemudi dengan sesekali mengarahkan pandangannya ke arah Jo yang duduk manis
disampingnya. JunHyung masih mengingat dengan jelas bagaimana sorot mata Jo
saat menjawab perasaannya, ia tak pernah menyangka bahwa Jo juga memiliki
perasaan untuknya, ia tak menyangka bahwa Jo akan menerima perasaanya, ia tak
menyangka bahwa kini ia dapat menggenggam erat tangan mungil Jo dan menjadikan
Jo pendamping hidupnya yang sesungguhnya. Jo melihat ke arah JunHyung yang
masih tersenyum dan semakin erat menggenggam tangan kanan Jo dengan tangan
kirinya, sedang tangan kiri JunHyung sibuk memutar kendali mobil.
“ah waeyo..?” tanya Jo yang tidak tahan lagi dengan kelakuan
JunHyung, “fokuslah kedepan...” lanjut Jo dengan nada sedikit menekan
“ya.. Jo ya~..” JunHyung memanggil Jo ceria
“wae..?” tanya Jo ketus melihat reaksi berlebihan JunHyung
“mmm.. apa kita harus mampir makan terlebih dulu..?” tanya
JunHyung lagi
“ah oppa.. kau tahu kan aku harus membereskan beberapa urusan
di kampus.. , ini semuakan karena oppa meninggalkanku di sana..” protes Jo.
Junhyung seolah tak peduli dengan ekspresi kesal Jo, baginya
sekarang bersama Jo adalah kebahagiaan terbesar JunHyung.
“lalu.. bagaimana saat kau pulang kampus.. aku akan
menjemputmu..” tawar JunHyung tidak menyerah.
“mmm..” Jo berpikir sejenak, memikirkan jadwalnya hari ini,
“okee..” jawabnya kemudian diikuti senyum kecil.
###
JunHyung menghentikan mobilnya tepat di depan kampus Jo. Kini
raut khawatir terlihat jelas di wajah JunHyung. Ia merasa cemas akan terjadi
hal buruk pada Jo di lingkungan kampus setelah skandal besar yang terjadi
padanya dan melibatkan Jo. Jo seperti dapat membaca pikiran JunHyung. Ia pun
berusaha untuk menenangkan Junhyung.
“gwenchana oppa..” ujar Jo pelan
“apa kita pergi saja lagi...?” tanya JunHyung cemas
“anniya.. sampai kapan aku akan bersembunyi.. aku harus
menyelesaikan ini sendiri..” jawab Jo penuh percaya diri, namun sejujurnya ada
sedikit ketakutan yang juga hinggap di dada Jo. Ia sungguh tak dapat
memprediksi kekacauan yang terjadi saat ia menampakkan wajahnya di kampus.
Sepanjang perjalanan ke Seoul, Jo telah membuka beberapa laman berita online,
ia tahu betul bahwa selama ia berada di rumah nenek JunHyung, banyak hal
terjadi di Seoul yang melibatkan namanya. Ia sadar ia menjadi bintang utama
yang dicari oleh para wartawan selama ini. Ia menarik nafas panjang,
memantapkan pikirannya, kembali tersenyum sejenak pada JunHyung, dan akhirnya
melangkahkan kakinya keluar mobil JunHyung.
“aku akan menjemputmu nanti..” ujar JunHyung mengingatkan
sebelum akhirnya ia pergi setelah melihat senyum Jo diikuti lambaian tangan Jo
padanya.
Jo berjalan perlahan menuju ke arah fakultasnya. Sesekali ia
melirik ke sekelilingnya yang mulai terdengar beberapa suara netizen yang
sedang membicarakan dirinya. Beberapa orang dengan spontan dapat mengenali
sosok Jo, ada juga yang melihat Jo dengan pandangan aneh seolah-olah sedang
mengingat siapa sosok Jo, ada juga yang berjalan acuh tak peduli karena tak
terlalu suka mengikuti berita tentang idol. Kini Jo telah sampai didepan
fakultasnya dan bersiap menuju ruang profesor untuk menyapa prof.KyuHyun serta
memberi keterangan perihal absennya beberapa waktu lalu. Jo merasa bersyukur
bahwa ia berada di fakulta hukum, sebagian besar anak hukum tidak terlalu
mengikuti bahkan menyukai idol k-pop, hanya sebagian kecil termasuk ketiga
sahabatnya yang menjadi penggemar k-pop disela-sela beratnya tugas perkuliahan.
“YAAA.. PARK HEE JOO... “
Jo melihat ketiga temannya berteriak memanggil namanya seraya
berlari menghampiri Jo tersengal-sengal. Jo menyadari bahwa penggemar berat
Highlight yang sebenarnya kini telah berdiri didepannya, namun penggemar yang
satu ini bukannya menuding Jo dengan kalimat kasar tapi justru langsung memeluk
erat.
“yaa.. neo eddi..? gwenchana..?” rengek SoHee pada Jo
“uriga jeongmal bogoshipda..” tambah MinHee yang tak kalah
merengek
“kami sangat mengkhawatirkanmu...” SoJung menambahi
Jo hanya tersenyum melihat kelakuan ketiga sahabatnya
tersebut.
“hentikan... ini sangat memalukan..” ujar Jo dengan tawa
kecilnya, “naneun jeongmal gwenchana..” tambahnya meyakinkan
Seketika tawa Jo terhenti saat ketiga temannya melapaskan
pelukannya dan melipat kedua tangan mereka didada masing-masing seraya
menajamkan pandangannya ke araj Jo bersamaan.
“mwo ji..?” tanya Jo serambi mengedipkan matanya cepat
“tidak adakah yang mau diceritakan pada kami..?” tanya SoHee
mengrenyitkan dahi pada Jo. Baik MinHee dan SoJung ikut mengrenyitkan dahinya
pada Jo.
“arasso..arasso... “jawab Jo cepat mengerti apa yang dimaksud
oleh ketiga sahabatnya, “aku akan jelaskan nanti, sekarang aku mau menemui
profesor dulu.. “ lanjut Jo diikuti langkah mundurnya perlahan dan segera
bergegas berbalik pergi menuju ruang profesor
“Yaaaa... ~ Jo ya.... yaksokke.. kau harus cerita nanti..”
teriak SoHee pada Jo yang hanya melambaikan tangannya.
###
“Annyeonghaseyo Kyusungnim.. “ sapa Jo saat membuka pintu
ruangan prof.Kyuhyun.
“ah.. wasso..” ujar Kyuhyun seraya mempersilhkan Jo duduk
didepannya. Ia melepas kacamatanya perlahan dan menatap ke arah Jo yang
terlihat cemas.
“chogi... ke-gee... mm.. naneon sasireun... mmm.. “ Jo
kebingungan untuk memulai penjelasannya. Ia bahkan tidak berani menatap
profesor yang ada didepannya tersebut, ia menunduk seraya memainkan kedua
telapak tangannya.
“no gwenchana ?” tanya Kyuhyun yang sontak mengagetkan Jo.
“ah.. nhe gwenchanayo kyusungnim..” jawab Jo yang mulai
memberanikan diri menatap wajah profesornya, “jungsuhamnida kyusungnim.. na
jeongmal jungsuhamnida..” lanjut Jo seraya menundukkan kepalanya berkali-kali
mengikuti permintaan maafnya.
Kyuhyun menarik nafas pelan, dalam hatinya ia ingin
menanyakan tentang pernikahan yang terjadi antara Jo dan idol K-POP tersebut,
ia tak begitu percaya dengan pemberitaan maupun konferensi pers yang
ditayangkan di media massa, ia ingin mendengar langsung penjelasan dan
pernyataan dari mulut Jo. Namun lidahny keluh untuk menanyakan hal tersebut. Ia
takut kehilangan Jo dari sisinya, walaupun hubungan mereka sebatas profesor dan
asisten, namun Kyuhyun takut kehilangan hubungan yang sebatas itu, ia menyadari
bahwa ia selangkah terlambat dalam mengakui perasaanya pada Jo. Ia menyesal
kenapa ia tak langsung ungkapkan perasaanya saat ia memutuskan untuk menetap di
Korea, ia justru menjaga Jo sebagai asistennya dan membiarkan hubungan mereka
tumbuh dalam kata “sebatas”.
“seperti yang anda lihat diberita, ada sedikit kekacauan yang
terjadi, maaf tidak dapat memberitahu anda secara langsung saat itu karena saya
harus bergegas menuju rumah nenek saya” Jo mencoba memulai penjelasannya, “saya
tahu bahwa saya telah melakukan kesalahan karena meninggalkan kewajiba saya di
kampus sebagai mahasiswi dan juga sebagai asisten anda, saya yakin anda pasti
kecewa dengan saya, sekali lagi saya mohon maaf” Jo kembali meminta maaf atas
perbuatannya.
“apakah berita itu benar ?” tanya Kyuhyun sedikit ragu-ragu.
Akhirnya ia menanyakan hal tersebut tepat didepan Jo.
Jo terlihat sedikit kaget mendengar pertanyaan Kyuhyun, “ah..
yhe... jungsuhamnida tidak mengatakannya langsung pada anda..” jawab Jo pelan.
Ia tak menyadari raut getir di mimik Kyuhyun saat mendengar jawaban tersebut
keluar dari mulut Jo.
Kyuhyun terdiam sejenak, ia mencoba untuk menyadarkan
pikirannya yang mulai kacau. Ia bahagia karena Jo kembali dalam keadaan
baik-baik saja, namun ia juga kecewa bahwa Jo kembali membawa kebenaran akan
pemberitaan yang menyita perhatian banyak warga Korea tersebut. Kyuhyun tak
daat berbuat apa-apa, ia hanya tersenyum getir melihat sosok gadis yang
dipujanya selama bertahun-tahun ini.
“ah.. kalau begitu sebagai hukumanmu karena tidak masuk
beberapa hari, kau harus menyelesaikan analisis kasus yang aku kirim di email
mu, kau bisa menyerahkan hasilnya padaku besok..” Kyuhyun mencoba bersikap
wajar dan menutupi kekecewaanya dengan senyumanya saat memberikan Jo sebuah
tugas.
“nhe..?..” Jo terbelalak dengan tugas yang diberikan
untuknya, ia tidak punya pilihan lain selain menerima tugas tersebut karena itu
merupakan bagian dari hukumannya. Ia merasa profesornya berbaik hati dengan
memberikan ia tugas sebagai hukuman, bukan menyuruhnya berhenti sebagai
asisten.
“kau keberatan..?” tanya Kyuhyun lagi seraya bercanda memberi
gertakan kecil yang diakhiri oleh senyum darinya.
“annieyo kyusungnim....” jawab Jo dengan senyum lebarnya, ia
kembali menjadi Jo yang ceria didepan profesornya. “nhe.. algesimnida..” jawab
Jo dengan nada datar nan tegas layaknya seorang tentara yang sontak diikuti
tawa antara keduanya baik Kyuhyun maupun Jo
“kalau begitu kau boleh pergi, kau masih ada kelas kan..”
ujar Kyuhyun kemudian
“nhe..” jawab Jo seraya tersenyum dan memberikan hormat kecil
sebelum akhirnya berdiri dari tempat duduknya dan berjalan pelan keluar.
“ah.. Jo ya..” panggil Kyuhyun pelan sebelum Jo membuka pintu
ruangannya
Sontak Jo menoleh ke arah suara profesornya, “nhe kyusungnim
??” jawab Jo dengan wajah pensaran perihal panggilan tersebut.
“kyoreun.. chukkae..” ujar Kyuhyun sedikit ragu, namun tetap
diikuti dengan senyum kecilnya.
Jo membalas senyum profesornya dengan senyum tulusnya, “nhe..
kamsahamnida..” jawab Jo pelan sebelum akhirnya ia meninggalkan ruangan
profesornya tersebut.
Sepeninggal Jo, Kyuhyun berdiri dari tempat duduknya dan
menatap lurus keluar jendela. Entah perasaan macam apa yang membuat tatapanya
terlihat begitu sendu.
###
Jo benar-benar berhasil membuat keributan besar dikelasnya.
Pasalnya berita kembalinya Jo ke kampus sangat cepat menyebar. Sekarang tak
hanya Jo yang merasa tak nyaman, bahkan ketiga sahabatnya juga turut tak nyaman
akibat banyaknya mata yang memandang ke arah Jo yang sedang duduk di kelas
bersama ketiga sahabatnya menunggu datangnya profesor untuk kelas berikutnya.
Tak hanya mahasiswi dari kelasnya yang bertanya pada Jo tentang berita tersebut
atau bahkan mengucapkan selamat dengan sinis pada Jo. Namun mahasiswi dari
jurusan lain, bahkan fakultas lain juga berjejer di jendela kelas dengan tujuan
sekedar hanya ingin tahu wajah Jo dan bahkan untuk mencerca Jo yang dianggap
perebut ‘oppa’ mereka. Jo tak habis pikir, apakah sebegitu bersalahkah dirinya
menikahi seorang idol seperti JunHyung. Ia hampir geram karena masalah ini,
kalau sekedar cercaan Jo tak terlalu memusingkan hal tersebut, namun lokernya
kini mulai dipenuhi oleh kerta-kertas sampah yang bertuliskan kebencian atas
nama dirinya.
“yaa.. cepat ceritakan pada kami.. bagaimana bisa terjadi..
kau dan JunHyung oppa..?” tanya SoHee menggebu-nggebu
“ya... kau benar-benar beruntung..” SoJung bahkan menggoda Jo
dengan berpura-pura menangis karena merasa iri padanya.
“ya.. begitulah..” jawab Jo singkat, ia memang belum
menceritakan kejadiannya secara detail pada ketiga sahabatnya itu.
“YA ~” Min Hee berteriak ke arah Jo yang membuat Jo, SoHee,
dan Soojung terkejut bukan main.
“kamchagiya...” ujar Jo tersentak karean suara teriakan
MinHee
MinHee memasang muka merengek pada Jo, “ayolah ceritakan pada
kamii..” ujarnya memohon.
“aiishh.. ge-nyang-mo... terjadi begitu cepat dan begitu
saja..” ujar Jo
“jadi benar bahwa kau teman kecilnya JunHyung oppa, ??” tanya
SoHee kemudia
“ah mat-da.. JunHyung oppa menyebutkannya dalam konferensi
pers “ tambah MinHee
“aku kan sudah bilang ke kalian dari dulu, kalian saja yang
tak mempercayaiku..” jawab Jo
“iiissshhh... kau benar-benar beruntung.. “ balas MinHee
“aku dan oppa tidak ada rencana untuk menikah, hanya saja
kesehatan nenek oppa sangat menurun, akhirnya oppa menyetujui permintaan
neneknya.” Jelas Jo singkat “ tapi aku benar-benar menolaknya diawal “ lanjut
Jo seraya menyilangkan kedua tangannya didepan wajahnya.
“lalu kenapa kau akhirnya setuju ?” tanya SoHee diikuti wajah
penasaran ketiga sahabatnya
“oppa ga...” Jo terdiam sejenak, ia mengingat saat JunHyung
meyakinkan dirinya dengan tatapan tajam yang saat itu benar-benar membuat Jo
menggantungkan kepercayaan pada JunHyung, “dia memohon padaku.. mungkin karena
aku tambah cantik..” Jo meneruskan perkataanya dengan nada bercanda seraya
menaruh kedua jari telunjuknya di kedua lesung pipi yang diikuti oleh tawa
lebarnya.
“YA....” SoJung memukul punggung Jo, diikuti oleh pukulan
daro SoHee dan MinHee
“kalian kan sudah mendengarnya dari oppa sendiri di
konferesni pers, dia menyatakan yang sesungguhnya.. “ ujar Jo melakukan
pembelaan.
“berarti kapan-kapan kami boleh main ke tempatmu... bukankah
kau berbohog waktu bilang tinggal di rumah kerabat, kau tinggl dirumah JunHyung
Oppa kan..” ujar SoHee menggoda Jo, SoJung dan MinHee yang mendengar candaan
SoHee sontak menggenggam erat lengan Jo
“jebaall...” ujar MinHee seraya tersenyum lebar dan
mengedip-ngedipkan kedua matanya memohon pada Jo
“aiisshh.. “ Jo merontah melepaskan genggaman ketiga
sahabatnya
“ya.... ayolah.. kami hanya ingin melihat rumah barumu..”
tambah Sojung diikuti senyum jahilnya.
“andwae..” jawab Jo singkat
Namun ketiga sahabatnya tak menyerah begitu saja, mereka terus
memohon sambil menggoda Jo.
###
JunHyung memutar beberapa lagu highlight di ruang produksi
agensinya. Ia menikmati setiap lirik yang ia dengarkan dengan santai, lebih
santai dari hari-hari kemarin. Walaupun skandal pernikahannya masih hangat
diperbincangkan di media sosial, namun jumlah reporter yang datang ke gedung
agensi untuk meminta beberapa statementnya telah berkurang. Halaman gedung
agensi Highlight terlihat tak se-crowded hari-hari kemarin. Beban di wajah
JunHyung juga terlihat sudah berkurang. Sejak konferensi pers berlalu, Hyuna
belum terlihat menghubungi JunHyung, bahkan mengirim pean lewat chatting
pribadi saja tidak. JunHyung sendiri tak terlalu memusingkan hal tersebut, yang
jelas dirinya telah berusaha untuk tetap menjalin pertemanan dengan Hyuna.
Namun, kali ini JunHyung diributkan oleh puluhan SMS dan
panggilan dari sahabat-sahabat dekatnya seperti Heechul Super Junior, Sunggyu
Infinite, hingga mantannya yang kini berlanjut menjadi teman baiknya GoHara dari
KARA. Mereka mengucapkan ucapan semalat serta memberi dukungan penuh atas
pernikahan JunHyung, mereka juga mengirimkan do’a agar kehidupan JunHyung dan
Jo selalu dalam kebahagiaan. Beberapa diantaranya juga mengajak JunHyung makan
malam bersama bersama Jo, mereka ingin bertemu serta mengenal istri JunHyung
yang sedang hangat menjadi perbincangan umum.
Sesekali JunHyung tersenyum membaca beberapa pesan yang
dikirim oleh sahabat-sahabatnya tersebut. Mereka yang notabennya sama berasal
dari dunia entertaiment tentu mengerti rasanya jika menjadi trending topik
ditengah netizen, apalagi tentang skandal yang melibatkan pasangan. Salah satu
sahabat yang dekat dengan JunHyung adalah Heechul Super Junior, ia mengirimkan
beberapa pesan untuk JunHyung,
“hey..
kau sudah menikah ?”
“kenapa
tak bilang padaku ?”
“apa
aku ini benar sahabatmu ?”
“kenapa
kau tak mengundangku ?”
“waahhh..
selamat untuk pernikahanmu..”
“kau
.. !! jangan karena sudah punya istri jadi melupakanku..”
“kau
tidak mau mengenalkan istrimu padaku..?”
“kapak-kapan
ayo kita jadwalkan makan malam bersama.. kenalkan aku pada saudara iparku.. “
“Himneseyo..”
“saranghae
chinguya..”
Sender
– Heechul
Beberapa pesan dari Heechul membuat JunHyung tersenyum dan
segera mengirimkan balasan untuknya
“arasso...
aku akan atur jadwalnya, gomawo hyung..” – Sender JunHyung
Setelah mengirimkan pesan pada Heechul, Junhyung terbelalak
bahagia melihat satu pesan dari Jo di layar ponselnya.
“mianhe..
aku ada tugas tambahan dari profesor jadi aku akan lembur di kampus sampai
malam.. kalau kau mau pulang terlebih dulu tidak apa-apa..” – Sender Jo
JunHyung tak langsung membalas pesan Jo akan tetapi memencet
tombol call dan menghubungi Jo.
“Jo ya.. naya...” sapa JunHyung saat Jo mengangkat
panggilannya.
“ah oppa.. nhe.. mianhe.. aku ada tugas tambahan dari profesorku..
aku harus menyelesaikannya malam ini. Kau tidak perlu menjemputku.. kau bisa
pulang terlebih dulu..”
“aahh... anniya gwenchana.. aku juga ada urusan yang harus
aku selesaikan disini. Jadi aku juga akan pulang lebih malam. Kau tunggu saja
di kampus, aku akan menjemputmu nanti..” balas JunHyung mencoba mencari alasan
agar tetap dapat pulang bersama Jo
“ah jinjja ?” tanya Jo menahan senyumnya
“tentu saja.. “
“baiklah kalau begitu.. sampai jumpa nanti malam.. ken-no...
“ ujar Jo seraya menutup panggilannya.
JunHyung tersenyum senang tanpa menyadari kehadiran member
highlight yang sudah berada di belakangnya seraya melihat tingkah JunHyung yang
kegirangan. JunHyung memutar kursi goyangnya kebelakang saat disadarinya bahwa
beberapa pasang mata telah menatapnya seraya menahan tawa melihat tingkahnya.
“kamcagiya..” ujar JunHyung sedikit terkejut
“mwoyaa.... sepertinya ada yang sedang bahagia..” ujar DoJoon
menggoda JunHyung
“bukankah kau sudah tidak ada schedule hari ini, kenapa kau
masih disini hyung..?” tanya DongWoon ikut menggoda JunHyung.
Tak bisa mengelak, JunHyungpun menjadi bahan ledekan para
member Highlight lainnya.
###
Setelah berbicara di telefon dengan JunHyung, Jo segera
memasukkan ponselnya dalam tas dan bergegas menuju perpustakaan fakultas untuk
mengerjakan hukuman yang diberikan oleh profesornya. Dia bersyukur ketiga
temannya sedang tidak berada disampingnya saat ia bicara dengan JunHyung, jika
hal tersebut terjadi, ia bisa menjadi bahan ledekan selama beberapa minggu
kedepan. Jo ingin segera menyelesaikan tugas-tugasnya sebelum JunHyung tiba
dikampusnya.
Sesampainya di perpustakaan fakultas, Jo segera mencari
beberapa buku yang akan ia gunakan sebagai bahan acuan untuk menganalisis kasus
yang sedang diberikan padanya. Sesekali ia melirik jam tangannya untuk
memastikan waktu yang telah ia habiskan. Ia tak ingin saat JunHyung tiba di
kampusnya, ia belum menyelesaikan tugas-tugasnya dan membuat JunHyung
menunggunya terlalu lama. Jo yang duduk tepat di sebelah jendela perpustakaan
dapat melihat pergantian warna senja yang mulai menghitam dan kemudian menjadi
gemerlap akan bintang-bintang, semakin terang bintang-bintang tersebut
menunjukkan bahwa Jo telah cukup lama menghabiskan waktunya dalam mengerjakan
tugas tersebut.
Pukul 20:45 malam, Jo meregangkan otot-otot punggunya, ia
tersenyum melihat tugasnya yang telah selesai, ia siap mengirim tugas tersebut
ke e-mail sang profesor, dan tak sabar untuk pulang bersama JunHyung. Ia membereskan
tumpukan buku yang ada didepannya dan kemudian bersiap untuk turun menuju lobby
depan fakultas. Sebelum ia turun, Jo membuka ponselnya untuk mengecek apakah
ada pesan dari JunHyung padanya, namun ia kembali menekuk bibirnya saat hanya
ditemuinya beberapa pesan spam di ponselnya. Tak ada satupun pesan maupun
panggilan masuk yang tak terjawab dari JunHyung.
“apa dia sudah menunggu di bawah ..?” gumam Jo seraya
memasuki lift fakultas dan segera menuju lobby. Ditengoknya kanan kiri halaman
fakultas, namun tak dijumpainya mobil JunHyung. Jo pun memilih untuk tetap
berpikir positif, mungkin JunHyung masih harus menyelesaikan beberapa pekerjaan
lagi. Jo memutuskan untuk duduk di teras lobby seraya menunggu JunHyung. Sebenarnya
Jo masih bisa menaiki bus terakhir yang beroperasi pukul 21:30, namun ia tidak
ingin mengecewakan JunHyung dan memutuskan untuk menunggunya. Ia percaya bahwa
JunHyung pasti akan datang menjemputnya.
Beberpa kali Jo memainkan ponselnya berusaha menghubungi
nomor JunHyung, namun tak ada balasan. Ia melihat batterai smartphone-nya yang
menunjukkan presentase 5 %, yang berarti sebentar lagi dayanya-pun akan segera
habis. Akhirnya Jo memutuskan untuk mengirimkan pesan terakhir pada JunHyung
sebelum daya batterainya benar-benar off.
“Oppa..
aku sudah selesai, aku menunggumu didepan gedung fakultasku. Mian, batteraiku
akan segera habis, jika sudah selesai langsung saja kemari” – sender Jo.
Jo mengirim pesan tersebut diakhiri dengan senyum manisnya. Iapun
memasukkan smartphone-nya didalam ransel, dan mendekap erat kedua kakinya. Sesekali
ia menggosokkan kedua telapak tangannya seraya meniupnya pelan untuk
mendapatkan kehangatan di malam yang dingin tersebut.
###
JunHyung terlihat sangat gusar. ia bahkan tak dapat
menghubungi Jo karena meninggalkan ponselnya di ruang produksi, dan sekarang ia
terjebak di ruang meeting darurat bersama dengan manajernya dan beberapa
stakeholder agensinya. Member Highlight yang lain juga dapat merasakan
kegusaran di muka JunHyung. Mereka juga tak menyangka bahwa para stakeholder
datang dan mengadakan rapat dadakan di jam-jam malam seperti ini. berkali-kali
JunHyung melirik jam dindingnya. Ia khawatir bahwa Jo sudah menyelesaikan
tugasnya dan masih menunggunya di kampus. Ia bahkan tak dapat mengabari Jo
karena terpisah dari smartphonenya.
“ya.. gwenchana..?” tanya DoJoon berbisik pada JunHyung
“anniya.. bagaimana jika Jo masih menungguku..” JunHyung berbagi
kekhawatirannya pada DoJoon yang telah mengetahui rencana JunHyung dan Jo
sebelumnya.
“aku yakin dia pasti sudah pulang terlebih dulu, ini sudah
cukup malam... dia pasti tahu bahwa kau masih ada pekerjaan..” DoJoon mencoba
menenangkan JunHyung, karena tak dapat dipungkiri bahwa rapat internal dengan
para stakeholder merupakan agenda yang cukup penting.
“gere-yo..?.. semoga saja..” balas JunHyung.
DoJoon menepuk pundak JunHyung pelan dan kembali fokus pada
meeting tersebut. JunHyung hanya
tersenyum pada DoJoon. Ia mencoba kembali fokus pada konten meeting kali ini.
Bagaimanapun juga meeting ini diperuntukkan untuk kelangsungan Highlight yang
sempat terkena skandal akibat pernikahan JunHyung. JunHyung merasa memiliki
tanggung jawab dalam hal ini. Para stakeholder internal didampingi oleh divisi
marketing dan public relations menunjukkan data yang memperlihatkan penurunan
terhadap hasil promosi album terbaru Highlight pasca skandal JunHyung. Untuk menangani
hal tersebut, mereka menyusun startegi pemasaran yang baru, termasuk dengan
menyetujui permintaan variety show atau talk show yang sebenarnya ditujukan
para media untuk menguak lebih dalam tentang JunHyung. Hal ini akan
dimanfaatkan perusahaan untuk mengembalikan citra dan mengembalikan track
promosi album baru Highlight.
Pukul 22:00 akhirnya meeting-pun berakhir. JunHyung mengela
nafas panjang lega, ia bersyukur bahwa agensi mendukungnya dan berkerja sama
dalam membantu mengembalikan imge dirinya dan highlight. JunHyung beserta
member yang lain berjalan pelan menuju ruang produksi untuk merapikan barangnya
dan bergegas pulang. Sepanjang koridor, mereka meregangkan otot mereka yang
sedari tadi duduk tegang didalam ruang meeting.
JunHyung mengambil ponselnya dan membaca sebuah pesan dari
Jo, ia terbelalak dan segera bergegas menuju kampus Jo.
“waeyo..?” tanya DoJoon yang melihat kepanikan JunHyung
“aku pergi dulu..” pamit JunHyung singkat diikuti langkah
super cepatnya meninggalkan gedung tersebut
“hati-hati..” teriak Kikwang yang tak dihiraukan oleh
JunHyung
###
“kau menunggu seseorang..?” sapa KyuHyun yang baru turun dari
kantornya dan melihat Jo duduk kedinginan di teras lobby fakultas. Kyuhyun
perlahan duduk disamping Jo.
“ah kyusungnim..” ujar Jo terkejut melihat kehadiran
profesornya tersebut
“kau belum pulang..?” tanya KyuHyun lagi
“ah.. nhee.. aku baru selesai mengerjakan hukuman yang anda
berikan..” jawab Jo seraya tersenyum.
“lalu..?”
“eh..?” Jo tak mengerti dengan pertanyaan KyuHyun
“kau sudah selesai mengerjakannya, aku bahkan sudah
menerimanya di email-ku sejak tadi, lalu kenapa masih disini..?” tanya KyuHyun
memperjelas pertanyaanya
“ah.. aku sedang menunggu seseorang..” jawab Jo masih dengan
senyum polosnya
“no nampyeon..?”
Jo hanya tersenyum seraya mengangguk pelan, “anda bisa
kembali terlebih dulu.. “ ujar Jo mempersilahkan KyuHyun
“aku sedang tidak ada kerjaan di rumah, aku bisa menemanimu
menunggu suamimu.. sambil menikmati udara malam ini..” jawab KyuHyun.
Jo tersenyum ke arah profesornya. Bagi Jo, KyuHyun merupakan
sosok yang sangat baik, hangat, dan bijaksana. Ia sangat mengagumi KyuHyun
sebagai profesornya, ia merasa sangat berterima kasih karena semua hal yang
dilakukan KyuHyun untuknya.
Sinar lampu depan mobil menyinari Jo dan KyuHyun yang sedang
berbagi cerita dan tertawa bersama. Jo dan KyuHyun serentak mencoba menutupi mata
mereka dengan tangan kanan masing-masing. Sinar itu semakin terang mendekat dan
kemudian redup, sosok JunHyung turun dari mobil yang telah berhenti tepat
didepan tempat KyuHyun dan Jo duduk bersama. Melihat sosok JunHyung, Jo dan
Kyuhyun pun segera berdiri. KyuHyun menatap tajam kearah JunHyung yang kini tengah
berdiri didepannya dan dengan tajam juga memandang lekat ke arah tatapan
KyuHyun.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar