Senin, 07 Mei 2018

VEGETABLES FOR HEALTHY LIFE



Sayur-mayur merupakan sumber vitamin seperti fiolat, vitamin A, vitamin K, vitamin B6, dan masih banyak vitamin lainnya yang dibutuhkan oleh tubuh manusia. Banyak sekali manfaat yang bisa didapatkan dari konsumsi sayur-sayuran seperti sebagai antioksidan, sumber serat, anti kanker, kaya mineral, sumber protein dan asam amino, hingga dapat membantu menjaga kesehatan kulit tubuh dan membantu mengurangi berat badan berlebih. Sayur-mayur juga bukan merupakan barang tersier, sehingga dapat dibeli tanpa harus merogoh kocek yang besar. Dengan keterjangkauan harga, manusia dapat dengan sering mengkonsumsi sayuran untuk kesehatan tubuhnya. Namun realita yang terjadi saat ini adalah, banyak masyarakat khususnya kalangan remaja yang tidak suka bahkan tidak mau mengkonsumsi sayur-mayur. Kesadaran akan pentingnya sayuran bagi tubuh rupanya semakin tahun semakin menurun. Para remaja lebih suka mengkonsumsi junk food atau makanan-makanan instan lainnya yang tidak mengandung unsur sayur-mayur karena dirasa lebih enak dibandingkan dengan sayuran.
Hal tersebut juga terjadi pada saya. Saya merupakan salah satu remaja yang tidak suka mengkonsumsi sayur-mayur sejak duduk di bangku Sekolah Dasar. Jangankan mengkonsumsinya, melihat atau mencium aromanya saja saya tidak suka. Bagi saya tumbuh-tumbuhan bukan untuk dimakan melainkan untuk ditanam dan dirawat di kebun belaka. Saya melihat sayuran terutama sayur hijau seperti melihat dedaunan mentah yang kemudian sangat menjijikkan kalau dimakan. Berulang kali orang tua saya mencoba untuk menyodori saya dengan berbagai macam sayuran yang diolah secara kreatif agar saya mengkonsumsinya, namun hasilnya adalah saya tidak menyentuh makanan apapun yang ada di meja makan. Bahkan daging kambing yang merupakan makanan favorit saya juga akhirnya tidak tersentuh karena bercampur dengan beberapa macam sayur.
Tanpa mengkonsumsi sayur-mayur, saya merasa bahwa tubuh saya baik-baik saja. Karenanya saya selalu berpikir bahwa sayur-mayur tidak terlalu penting untuk tubuh saya. Saya lebih suka mengkonsumsi vitamin tablet untuk memenuhi asupan vitamin yang dibutuhkan oleh tubuh saya. Hingga saat saya masuk dunia perkuliahan. Saya merupakan mahasiswi rantau yang tinggal jauh dari orang tua. Walaupun dari dulu saya tidak menyukai sayuran, namun saat masih tinggal bersama orang tua saya sehingga mereka sering memberi saya asupan jus, buah-buahan, bahkan olahan wortel yang dicampur dengan berbagai macam buah, sayur, dan susu segar agar saya meminumnya. Ketika saya sudah tinggal jauh dari orang tua saya, sudah tidak ada lagi yang melakukan hal tersebut pada saya. Awal perkuliahan saya, makanan yang masuk ke tubuh saya hampir semuanya makanan instan seperti mie instan, mie ayam, bakso, ayam goreng, dam masih banyak lainnya. Tubuh saya hampir tidak tersentuh dengan sayuran sama sekali.  Beberapa bulan pertama saya masih baik-baik saja, namun setelahnya saya mulai merasa sulit buang air besar. Dapat dikatakan saya buang air besar satu minggu sekali, bahkan pernah hampir dua minggu saya tidak buang air besar. Perut saya mulai sering sakit-sakitan. Teman-teman saya merekomendasikan obat pelancar BAB, namun hanya berhasil sekali setelah saya minum. Beberapa hari kemudian saya kembali lagi ke tahapan dimana saya kesulitan buang air besar.
Akhirnya saya memutuskan untuk berobat ke poli klinik terdekat. Hal yang pertama ditanyakan oleh dokter yang menangani saya adalah “Adik gak suka makan sayur..?”. Percakapan saya dengan sang dokter pun berlanjut panjang, dengan sabar sang dokter menjelaskan tentang kondisi perut saya dan tubuh saya yang mulai berontak karena konsumsi saya yang tidak sehat. Dokter menyarankan saya agar mulai belajar untuk mengkonsumsi sayuran dan buah-buahan jika tidak ingin kondisi saya semakin parah.  Sejak saat itu, perlahan-lahan saya mulai membiasakan diri untuk mengkonsumsi sayur-sayuran dan buah-buahan. Dimulai dari rutinnya konsumsi jus wortel dan makan buah pepaya, diikuti dengan keterbukaan saya perlahan-lahan terhadap sayuran. Saya jadi mulai mengkonsumsi tumis kangkung, kecambah, terong, dll. Sedikit demi sedikit mulailah saya mencicipi sayur sop, sayur asem, sayur bayam, dan masih banyak lainnya. Perlahan saya mencoba untuk membenarkan pola makan saya sesuai dengan anjuran hidup sehat yang ada.
Pengalaman saya tersebut merupakan sebuah pembelajaran berharga bagi saya pribadi, bagi remaja dan semua masyarakat Indonesia yang belum membiasakan diri menjaga pola makan sehat sehari-hari dengan mengkonsumsi sayur-mayur minimal sekali sehari. Saya berharap dengan tulisan saya ini dan juga campaign-campaign healthy life lainnya dapat meningkatkan kesadaran masyarakat Indonesia akan pentingnya menjaga pola makan dan pentingnya mengkonsumsi sayur-mayur. Masyarakat Indonesia harus memperhatikan Gaya Hidup Sehat mulai dari sekarang, karena keadaan kita di masa datang ditentukan oleh apa yang kita lakukan sekarang. Mari Sembuhkan Indonesia dimulai dari diri kita sendiri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar