Sayur-mayur
merupakan sumber vitamin seperti fiolat, vitamin A, vitamin K, vitamin B6, dan
masih banyak vitamin lainnya yang dibutuhkan oleh tubuh manusia. Banyak sekali manfaat
yang bisa didapatkan dari konsumsi sayur-sayuran seperti sebagai antioksidan,
sumber serat, anti kanker, kaya mineral, sumber protein dan asam amino, hingga dapat
membantu menjaga kesehatan kulit tubuh dan membantu mengurangi berat badan
berlebih. Sayur-mayur juga bukan merupakan barang tersier, sehingga dapat dibeli
tanpa harus merogoh kocek yang besar. Dengan keterjangkauan harga, manusia
dapat dengan sering mengkonsumsi sayuran untuk kesehatan tubuhnya. Namun realita
yang terjadi saat ini adalah, banyak masyarakat khususnya kalangan remaja yang
tidak suka bahkan tidak mau mengkonsumsi sayur-mayur. Kesadaran akan pentingnya
sayuran bagi tubuh rupanya semakin tahun semakin menurun. Para remaja lebih
suka mengkonsumsi junk food atau
makanan-makanan instan lainnya yang tidak mengandung unsur sayur-mayur karena
dirasa lebih enak dibandingkan dengan sayuran.
Hal
tersebut juga terjadi pada saya. Saya merupakan salah satu remaja yang tidak
suka mengkonsumsi sayur-mayur sejak duduk di bangku Sekolah Dasar. Jangankan
mengkonsumsinya, melihat atau mencium aromanya saja saya tidak suka. Bagi saya
tumbuh-tumbuhan bukan untuk dimakan melainkan untuk ditanam dan dirawat di
kebun belaka. Saya melihat sayuran terutama sayur hijau seperti melihat
dedaunan mentah yang kemudian sangat menjijikkan kalau dimakan. Berulang kali
orang tua saya mencoba untuk menyodori saya dengan berbagai macam sayuran yang
diolah secara kreatif agar saya mengkonsumsinya, namun hasilnya adalah saya
tidak menyentuh makanan apapun yang ada di meja makan. Bahkan daging kambing
yang merupakan makanan favorit saya juga akhirnya tidak tersentuh karena
bercampur dengan beberapa macam sayur.
Tanpa
mengkonsumsi sayur-mayur, saya merasa bahwa tubuh saya baik-baik saja.
Karenanya saya selalu berpikir bahwa sayur-mayur tidak terlalu penting untuk
tubuh saya. Saya lebih suka mengkonsumsi vitamin tablet untuk memenuhi asupan
vitamin yang dibutuhkan oleh tubuh saya. Hingga saat saya masuk dunia perkuliahan.
Saya merupakan mahasiswi rantau yang tinggal jauh dari orang tua. Walaupun dari
dulu saya tidak menyukai sayuran, namun saat masih tinggal bersama orang tua
saya sehingga mereka sering memberi saya asupan jus, buah-buahan, bahkan olahan
wortel yang dicampur dengan berbagai macam buah, sayur, dan susu segar agar
saya meminumnya. Ketika saya sudah tinggal jauh dari orang tua saya, sudah
tidak ada lagi yang melakukan hal tersebut pada saya. Awal perkuliahan saya,
makanan yang masuk ke tubuh saya hampir semuanya makanan instan seperti mie
instan, mie ayam, bakso, ayam goreng, dam masih banyak lainnya. Tubuh saya
hampir tidak tersentuh dengan sayuran sama sekali. Beberapa bulan pertama saya masih baik-baik
saja, namun setelahnya saya mulai merasa sulit buang air besar. Dapat dikatakan
saya buang air besar satu minggu sekali, bahkan pernah hampir dua minggu saya
tidak buang air besar. Perut saya mulai sering sakit-sakitan. Teman-teman saya
merekomendasikan obat pelancar BAB, namun hanya berhasil sekali setelah saya
minum. Beberapa hari kemudian saya kembali lagi ke tahapan dimana saya
kesulitan buang air besar.
Akhirnya
saya memutuskan untuk berobat ke poli klinik terdekat. Hal yang pertama
ditanyakan oleh dokter yang menangani saya adalah “Adik gak suka makan sayur..?”.
Percakapan saya dengan sang dokter pun berlanjut panjang, dengan sabar sang
dokter menjelaskan tentang kondisi perut saya dan tubuh saya yang mulai berontak
karena konsumsi saya yang tidak sehat. Dokter menyarankan saya agar mulai
belajar untuk mengkonsumsi sayuran dan buah-buahan jika tidak ingin kondisi
saya semakin parah. Sejak saat itu,
perlahan-lahan saya mulai membiasakan diri untuk mengkonsumsi sayur-sayuran dan
buah-buahan. Dimulai dari rutinnya konsumsi jus wortel dan makan buah pepaya,
diikuti dengan keterbukaan saya perlahan-lahan terhadap sayuran. Saya jadi
mulai mengkonsumsi tumis kangkung, kecambah, terong, dll. Sedikit demi sedikit
mulailah saya mencicipi sayur sop, sayur asem, sayur bayam, dan masih banyak
lainnya. Perlahan saya mencoba untuk membenarkan pola makan saya sesuai dengan
anjuran hidup sehat yang ada.
Pengalaman
saya tersebut merupakan sebuah pembelajaran berharga bagi saya pribadi, bagi
remaja dan semua masyarakat Indonesia yang belum membiasakan diri menjaga pola
makan sehat sehari-hari dengan mengkonsumsi sayur-mayur minimal sekali sehari. Saya
berharap dengan tulisan saya ini dan juga campaign-campaign
healthy life lainnya dapat meningkatkan kesadaran masyarakat Indonesia akan
pentingnya menjaga pola makan dan pentingnya mengkonsumsi sayur-mayur. Masyarakat
Indonesia harus memperhatikan Gaya Hidup
Sehat mulai dari sekarang, karena keadaan kita di masa datang ditentukan
oleh apa yang kita lakukan sekarang. Mari
Sembuhkan Indonesia dimulai dari diri kita sendiri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar