Tiga Belas
Jo tak henti-hentinya tersenyum saat menikmati Sop Iga di
kantin fakultasnya. Entah mengapa ia merasa sangat lega saat membaca
artikel-artikel tentang JunHyung hari ini. kesalah-pahaman yang ada di
pikirannya lenyap sudah. Namun kini timbul perasaan bersalah dalam dirinya
karena tidak mempercayai JunHyung beberapa waktu yang lalu. Tak seharusnya ia
mendengarkan dan percaya dengan perkataan Hara. JunHyung kini hanya menganggap
Hara sebagai temannya, tidak lebih.
“kau begitu senang..?” tanya SoHee pada Jo yang dari tadi
tersenyum menyantap makanannya.
“benar.. kau bahkan tak menyentuh makananmu
kemarin-kemarin..” tambah MinHee
Jo hanya tersenyum lebar menanggapi teman-temannya.
“tapi.. bukankah JunHyung oppa sangat keren di talk show tadi
pagi...” SoJoong kembali memuji tindakan JunHyung, “Jo ya~.. kau tidak boleh
meragukannya lagi.. no jeongmal...” lanjut SoJoong berkata pada Jo diikuti
anggukan SoHee dan MinHee
Mendengar ucapan SoJoong, Jo semakin merasa bersalah pada
JunHyung karena sempat tidak mempercayainya. Ia memutuskan untuk menebus rasa
bersalahnya. Jo pun mengeluarkan ponselnya dan mengirim pesan pada JunHyung.
###
JunHyung masih melihat komentar-komentar tentang talk shownya
pagi itu, ia kini sedang dalam perjalanan kembali menuju agensinya. Talk show
pagi ini ia sengaja memakai mobil agensi dan diantar oleh manajernya menuju ke
lokasi recording. Kini ia harus kembali untuk melakukan beberapa kegiatan
terkait persiapan comeback album solonya.
“apakah komentarnya bagus-bagus..?” tanya sang manajer yang
sedari tadi memperhatikan gerak-gerik JunHyung dari kaca kemudinya.
“hoh..” jawab JunHyung singkat seraya menganggukkan kepalanya
“syukurlah kalau begitu..” balas manajer JunHyung
Mata JunHyung membesar, ia terssenyum lebar saat satu pesan
dari Jo tertera di bagian atas layar ponselnya. Ia pun segera membuka pesan
tersebut.
JunHyung mengirim balasan terakhir seraya tertawa lebar.
“wae.. wae..?” tanya sang manajer penasaran, “apa ada kabar
bagus..?”
“nhe hyung... neomuuuu jo-ha..” balas JunHyung sedikit
berteriak kegirangan.
“michosso.. michosso..” gumam manajer seraya
menggeleng-gelengkan kepalanya melihat tingkah JunHyung.
###
Jo tersenyum melihat balasan dari JunHyung.
“kalian mau ke rumahku..?” tanya Jo pada ketiga sahabatnya
“Jinjja...?” SoHee berteriak merespon ajakan Jo.
MinHee dan SoJoong terbelalak mendengar ajakan Jo. Memang Jo
pernah berjanji untuk mempertemukan tiga sahabatnya tersebut dengan JunHyung.
Namun mereka tidak menyangka akan secepat ini.
“Hoh..” jawab Jo seraya mengangguk mantap, “ayo makan malam
bersama JunHyung oppa..” lanjut Jo
“Jinjja..Jinjja...” SoHee meyakinkan pendengarannya
“jeongmal..jeongmal...?” MinHee ikut memastikan
“nongdam-i aniya..?? jinjjaya..?” SoJoong
menambahkan
“kalau tidak mau ya sudah..” balas Jo dengan mengangkat
sebelah alisnya
“anni anni anni.... jo-ha.. nomu.. jo-ha...” sahut SoHee
cepat diikuti anggukan kedua temannya yang lain.
Sontak Jo mendapat serangan pelukan dari ketiga sahabatnya.
“aku akan pulang cepat untuk menyiapkan makanan, datanglah
pukul 7. Aku akan kirimkan alamat rumahku ke kalian..” Jelas Jo
Ketiga temannya hanya mengangguk-angguk memahami ucapan Jo.
“geun-de..” Jo menegaskan pada ketiga temannya, “jangan
beritahu siapapun alamat rumahku..” lanjut Jo
“arasso..” jawab ketiga sahabatnya tersebut serentak.
###
Sebelum pulang, Jo terlebih dulu mengunjungi super market
yang tak begitu jauh dari apartemennya. Ia membeli beberapa bahan makanan,
buah-buahan, dan beberapa botol minuman rasa. Hari ini ia pulang lebih awal,
selain karena kelasnya memang sudah usai, ia juga tak ada tanggungan untuk
menemani prof. KyuHyun mengajar, tugas-tugasnya juga sudah ia selesaikan.
Dering telefon Jo tiba-tiba berbunyi..
“annyeong haseyo eommoni..” sapa Jo pada orang di sebrang
telfon yang tak lain adalah ibu JunHyung.
“Jo-ya.. eoddi..??” tanya Ibu JunHyung
“aah.. aku dalam perjalanan pulang eommoni.. aku dari super
market..”
“palliwa.. aku ada di depan apartemenmu..” ujar Ibu JunHyung
yang membuat Jo sedikit terkejut. Ia tak menyangka dengan kedatangan ibu
JunHyung yang mendadak.
“ah.. yheee nheee arasso.. eommoni masuklah dulu ke rumah.
akan kukirim sandi apartemennya” ungkap Jo seraya mempercepat langkahnya.
Jo memasuki apartemennya dan didapatinya ibu mertuanya telah
berada di dapur rumah seraya mengeluarkan beberapa kotak makanan dari dalam tas
besar yang dibawanya. Jo bergegas menaruh barang belanjaanya dan membantu Ibu
JunHyung merapikan kotak makanan yang dibawanya ke dalam kulkas.
“eommoni.. kenapa kau repot-repot..?” tanya seraya membantu
Ibu JunHyung
“annieo.. sejak kau pindah kesini aku belum pernah
mengunjungimu..”
“jaljinesso..?” tanya Jo menanyakan kabar Ibu JunHyung
“hoooh..” jawab Ibu JunHyung seraya berjalan menuju sofa
ruang tengah, dan merebahkan tubuhnya . Jo masih membereskan sisa makanan yang
dibawakan oleh Ibu JunHyung. Ia pun mengambil gelas dan sebotol air putih
dingin. Jo membawa minuman tersebut ke arah Ibu JunHyung yang sedang duduk
mengistirahatkan tubuhnya.
“abboji..?” tanya Jo melanjutkan
“dia sedang bekerja..”
“mianheyoo eommoni.. harusnya aku yang mengunjungi kesana.”
Ujar Jo seraya mempersilahkan Ibu JunHyung minum.
“ennieyo.. gwenchana.. geun-de.. junhyung masih bekerja..?”
“nhee... ia sangat sibuk mempersiapkan album barunya..”
“no gwenchana..?” tanya Ibu JunHyung kemudian
“eh..? waeyo eommoni..? gwenchanayo ge-reum..”
Ibu JunHyung meraih tangan Jo dan menggenggam telapak tangan
Jo erat, “pasti kau mengalami waktu yang sulit” ujarnya pelan
“annieyo.. jeongmal gwenchanayo..”
“gomawoo.. kau tetap bertahan di sisi JunHyung”
Jo hampir saja menangis ruah di depan Ibu JunHyung saat
merasakan kasih sayang yang selama ini belum pernah ia dapatkan dari seorang
ibu. Jo mencoba menahan air matanya agar tak jatuh di depan Ibu JunHyung.
“aah.. eommoni.. makan malamlah disini, JunHyung oppa akan
pulang cepat, dan teman dekatku juga akan kesini untuk makan malam bersama..
ibutlah bersama kami..” Ajak Jo kemudian setelah mengingat acaranya dengan
JunHyung malam nanti
“aah.. pantas saja kau belanja begitu banyak..”
“ah yhee..” Jo tersipu malu saat Ibu JunHyung menunjuk ke
arah belanjaanya
“aku sudah bawa banyak makanan, masak saja seperlunya.
Sisanya kau bisa simpan untuk masak besok...”
“ah nhee... kamsa hamnida eommoni..” ujar Jo berterima kasih.
###
Jo membereskan meja makan di rumahnya, ia menyiapkan beberapa
hidangan dibntu oleh Ibu JunHyung. Suara bel apartemennya berbunyi.
“pasti itu teman-temanku..” Ujar Jo seraya tersenyum, “aku
akan bukakan pintu terlebih dulu..” pamit Jo sopa pada Ibu JunHyung.
Jo membuka pintu apartemennya dan menemui ke-tiga temannya
yang kini berdiri tepat di depan pintu apartemennya.
“HEOL...” ujar Jo tak percaya dengan apa yang dilihatnya,
“mwoyaa....” gumamnya pada ketiga temannya yang masih tersenyum lebar di
depannya
“annyeong..” sapa SoHee yang berdiri di tengah MinHee dan
SoJung
“ada apa dengan muka kalian..?” tanya Jo seraya
mempersilahkan mereka masuk, “hapuslah make up kalian, itu sangat berlebihan..”
ujar Jo memberi saran santai.
“eeiii.. ini bentuk usaha kami..” balas SoHee di dukung oleh
anggukan MinHee dan SoJung
“terserah kalian lha..” gumam Jo seraya menuntun temannya
masuk menuju meja makan.
“waahhh.... jadi begini rumah idol..daebaak..” ujar MinHee
seraya melihat sekelilingnya. Padahal menurut Jo rumah ini biasa saja, seperti
apartemen pada umumnya, hanya saja di dindingnya terdapat beberapa foto
JunHyung berukuran A3 yang dibingkai artistik. SoHee dan SoJung juga
mengarahkan pandangannya takjub pada isi apartemen JunHyung.
“benar-benar.. selera design interior JunHyung Oppa sangat
luar biasa..” gumam SoHee diikuti anggukan yang lain.
“perkenalkan.. ini JunHyung-oppa Eomma..” Ujar Jo
memperkenalkan ketiga sahabatnya pada Ibu JunHyung.
“wwah.. wwah... welcome..” sambut Ibu JunHyung ramah. Selama
ini Ibu JunHyung hanya pernah menyambut member Highlight di rumahnya.
Selebihnya JunHyung tak pernah membawa temannya yang lain ke rumah. Baru ini
juga Ibu JunHyung merasakan memiliki seorang anak perempuan yang dapat diajak
masak bersama dan membahas hal menarik lainnya bersama. Berbeda dengan JunHyung
yang sbuk dengan jadwalnya, selama ini JunHyung mengunjungi kedua orang tuanya
hanya untuk sekedar menyapa dan makan bersama. Ia bahkan tak pernah belanja
bersama atau melakukan hal-hal menarik lainnya.
“ah.. anyyeong haseyo eommoni..” sapa ketiga teman Jo
“wahhh.. menyenangkan sekali punya anak perempuan, kalian
duduklah.. “ ujar Ibu JunHyung bersemangat.
“aaah.. gomapsimnida eommoni..” ujar SoHee diikuti anggukan
MinHee dan SoJung
Jo tersenyum dan kembali menemani Ibu JunHyung menyiapkan
beberapa buah segar di atas meja.
“geun-de eommoni.. apa sebelumnya JunHyung oppa tak pernah
membawa teman wanitanya ke rumah..?” tanya SoHee di tengah-tengah obrolan
mereka
“JunHyung-i... eobso.. “ jawab Ibu JunHyung cepat, “dia hanya
membawa anggota lainnya dan beberapa teman dekatnya, mmmm sunggyu infinite,
heechul super junior, mmm” Ibu JunHyung berhenti sejenak dan berpikir, “aahhh..
namja idol” lanjutnya seraya tertawa
“wooo..” terdengar jawaban dari ketiga sahabat Jo.
Beberapa saat kemudian, terdengar pintu apartemen terbuka.
“waah.. itu pasti oppa..” ujar Jo seraya berjalan ke arah
pintu untuk menyambut JunHyung.
...
“aah.. oppa wasso..” sapa Jo saat dijumpainya JunHyung sedang
melepas sepatunya
“ooh..” ujar Junhyung seraya tersenyum lebar. Sejenak ia
terdiam melihat beberapa sepatu yang terasa asing. Ia menggrenyutkan dahinya.
“palli kajja.. semua sudah menunggu..” ajak Jo cepat
“semua..? nugu nugu..?” tanya JunHyung penasaran seraya
mengikuti langkah Jo.
Langkah JunHyung terhenti saat dilihatnya sang ibu dan ketiga
sahabat Jo telah duduk mengelilingi meja makan. Ia terlihat cukup terkejut
“no wasso..” sapa Ibu JunHyung
“wae .. eomma wae wasso..?” tanya JunHyung masih dengan
terkejut
“kenapa..? apa aku tidak boleh datang” jawab Ibunya
“oppa.. kenalkan uri chingu.. SoHee, SoJung, MinHee.., mereka
yang ingin kenalkan pada oppa..” ujar Jo memperkenalkan ketiga sahabatnya.
Bagaikan jumpa fans dengan jarak terdekat dengan idol, bahkan
JunHyung menyalami ketiganya satu persatu, hingga ketignya membeku seketika
ditempat.
“waeyo..?” tanya JunHyung sopan melihat respon ketiga sahabat
Jo
“YA.. ~ sadarkan diri kalian..” ujar Jo menyadarkan kebekuan
ketiga temannya tersebut.
“buropta..” gumam MinHee
“nadoo..” tambah SoJung
“jal saeng-ida..” lanjut SoHee
“huh..?” JunHyung masih belum terbiasa dengan reaksi mendadak
ketiga sahabat Jo. Karena ketiganya merupakan sahabat dekat Jo, JunHyungpun
merasa harus bersikap sopan pada mereka dan tak bisa acuh begitu saja.
“biarkan saja oppa.. mereka itu fans-mu.. ya begitulah..”
ujar Jo santai seraya mempersiapkan semangkuk kecil nasi di atas meja untuk
JunHyung.
“aahh.. gomapsimnida..” ujar JunHyung sopan pada ketiga teman
Jo
“ah.. annieyo.. Jo juga merupkana fans beratmu saat SMA, dia
juga sering bercerita tentang....” belum sempat SoHee menyelesaikan ucapannya,
Jo buru-buru untuk menghentikannya.
“YA.. ~” ujar Jo yang kemudian memotong ucapan SoHee
“ah wae..” protes SoHee
Jo memberikan isyarat pada SoHee dengan bahasa wajahnya untuk
menyembunyikan fakta tersebut pada JunHyung.
“waeyo.. waeyoo..?” JunHyung dibuat semakin penasaran.
“anni.. meogja..” jawab Jo seraya memaksakan senyumannya
JunHyung hanya tersenyum melihat ke arah Jo. Ia mengetahui
bahwa Jo pernah datang ke fansign Beast dulu, namun ia tak menyangka bahwa Jo
adalah fans-nya. Jo hanya bercerita bahwa ia mengantarkan temannya. Mengetahui
kenyataan bahwa Jo merupakan fans-nya membuat JunHyung sangat senang.
Ibu JunHyungpun mengajak semuanya untuk mulai makan. Obrolan
ringan-pun berlangsung cukup seru. Namun terlihat kekecewaan di raut muka
JunHyung. Tentu saja, bagaimana tidak kecewa dirinya saat mengetahui bahwa
acara makan malam ini bukan hanya dirinya dan Jo. Melainkan bersama dengan
ibunya dan ketiga teman Jo. Ia mengira
bahwa Jo akan menyiapkan acara special khusus untuk mereka berdua.
Setelah 2 jam berlangsung, JunHyungpun pamit untuk
mengantarkan ibunya kembali pulang. Sedangkan ketiga teman Jo, membantu Jo untuk membereskan bekas makan
malam mereka.
“wwahhh.. Jo-ya buropta..” ujar SoHee saat mencuci piring
bersama Jo.
“nado Jo ya,,,,” tambah MinHee diikuti anggukan dari SoJung
Jo hanya tersenyum mendengar pujian yang tak henti-hentinya
dari ketiga-sahabatnya tersebut. Bagi Jo menikahi seorang idol bukanlah sesuatu
yang spesial, namun yang membuat pernikahannya spesial adalah karena seorang
JunHyung. Walaupun JunHyung bukanlah idol, ia akan tetap merasa bersyukur dapat
bersamanya.
###
Pagi itu JunHyung memng memiliki schedule siang hari,
sehingga ia dapat menikmati sarapan pagi bersama Jo sebelum Jo berangkat ke
kampus. Namun sejak kepulangannya dari mengantar ibunya JunHyung menjadi begitu
pendiam. Ia terlihat tidak nyaman dan kesal pada Jo. Bahkan saat duduk di meja
makan pagi itu, JunHyung memakan telur gulungnya pelan, dan terlihat tidak
nafsu. Saat Jo mengajaknya bicara ia hanya mengiyahkan pelan. Jo merasa semakin
tidak nyaman dengan keadaan seperti itu.
Di tengah sarapannya, Jo secara mendadak menaruh sendoknya
dan menatap JunHyung lekat “ah oppa.. wae..?” tanya Jo, bagaikan gelas yang
terisi air dan telah tumpah.
JunHyung sedikit terkejut dengan reaksi tiba-tiba Jo
“wae..?” JunHyung bertanya ragu
“mwoga wae.. no waeyo..? kau hanya diam sejak tadi malam...
kalau ada yang mau kau katakan saja..” Jo berkata tegas pada JunHyung
JunHyung menelan ludahnya pelan. Ia berpikir harus mengatakannya
apa tidak pada Jo. Melihat JunHyung yang ragu-ragu membuat Jo semakin geram
“ah waeyo..?” Jo setengah berteriak pada JunHyung
“ke-ge..” JunHyung memulai pembicaraan, namun terhenti lagi
“wae..?” tanya Jo antusias
“ke-ge..” JunHyung kembali mengulang kalimat yang sama
Jo menganggukkan kepalanya menunggu penjelasan JunHyung
“ke-ge..” JunHyung kembali mengulang apa yang sudah ia
katakan
Jo menarik nafas pelan, “aaiii jinjjaa..” gerutu Jo, “ah wae
wae wae .. palli..” Jo semakin tidak sabar.
“kau bilang akan makan berdua, kenapa kau mengundang ibuku
dan teman-temanmu....” Protes JunHyung kemudian
“heoll..” balas Jo terkejut.. “jad karena itu kau bersikap
seperti ini padaku..”
“aku sudah sangat bersemangat karena kupikir kita akan makan
berdua..” protes JunHyung kembali
“kau kan sudah berjanji untuk makan bersama teman-temanku..
aku hanya memberimu kejutan..”
“kau juga mengajak ibuku..”
“yaa ~ apa kalau ibumu bilang dia sudah di depan rumah, kau
akan mengusirnya..??? lagi pula kau sudah lama tidak mengunjungi ibumu..”
JunHyung hanya terdiam mendengar ucapan Jo.
“kau masih marah..?” tanya Jo kemudian
“molla..” jawab JunHyung pelan
“aah.. arasso arasso.. ayo kita jadwalkan lagi makan berdua..”
ujar Jo menenangkan JunHyung
“jinjja..”
“hoh..”
“jinjja.. jinjja..?” JunHyung meyakinkan Jo
“jinjja yo.. yaksok..” balas Jo, “geurenika.. jangan marah
lagi..” lanjut Jo seraya tersenyum tipis pada JunHyung
“assaa... okkeyy..” ujar JunHyung semangat, “kalau begitu..”
JunHyung membuka jadwalnya di ponsel, “aku akan menjemputmu nanti jam 8 malam..
kau tunggu aku di kampusmu..” lanjutnya
“arasso”
“yaksok.. jangan kemana-mana, dan..” JunHyung menghentikan
ucapannya
Jo terdiam menunggu JunHyung yang terlihat ragu-ragu
“dan jangan bersama siapapun.. termasuk profesormu itu..”
lanjut Junhyung pelan
Jo menatap lekat wajah JunHyung, “arasso..” jawab Jo pelan
diikuti senyumannya
###
Entah mengapa hari ini Jo lebih semangat saat menjalani
jam-jam perkuliahannya. Ketiga temannya tak henti-hentinya membahas fenomena
berjumpa JunHyung di meja makan malam kemarin. Jo hanya tersenyum dan sesekali
menggeleng-gelengkan kepalanya saat melihat tingkah gila ketiga temannya yang
masih belum sepenuhnya tersadar dari pesona JunHyung “oppa”. Mereka belum tahu
saja apa yang harus dihadapi gegara makan malam bersama tersebut. Ia harus
meredakan sifat kekanak-kanakan JunHyung.
Malam itu, Jo menyelesaikan dengan cepat tugas yang diberikan
oleh KyuHyun padanya untuk perkuliahan esok. Pukul 7:30 Jo telah merapikan
barang-barangnya dan hendak bergegas menuju lobby fakultas. Ia kembali bertemu
KyuHyun dalam perjalananya.
“kau sudah mau pulang..?” sapa KyuHyun
“ah yhe..” jawab Jo, ia sedikit kurang nyaman mengingat
kejadian yang terjadi antara KyuHyun dan JunHyung tempo hari, “chogiyo..
kyusungnim..” ujar Jo pelan
“hmmm..?” tanya KyuHyun, ia membaca dengan jelas rona
ketidak-nyamanan di wajah Jo
“soal kejadian kemarin..” Jo menghentikan ucapannya dan
menggigit bibir bawahnya.
“sudah lupakan saja, lagi pula aku sudah melupakannya..”
“ah.. nhe.. kamsa hamnida.. keurigu.. jeongmal
jungsuhamnida..” balas Jo diikuti senyum leganya, “ah.. untuk tugas yang ada
kirimkan pada saya kemarin, sudah saya kirim ulang ke-email ada..” lanjut Jo
bersemangat
“baiklah nanti aku check..”
“kalau begitu saya pamit dulu..” pamit Jo seraya bergegas
menuju lobby fakultas.
Jo berdiri di depan lobby fakultasnya, belum dijumpainya
mobil JunHyung. Iapun melirik jam tangannya, “ah.. masih ada 5 menit lagi..”
gumamnya. Jo melihat ke arah langit malam yang terlihat hambar tanpa bintang,
dapat dipastikan bahwa mendung tebal tengah menyelimuti bintang-bintang
tersebut, “aku harap tidak akan hujan malam ini..” gumam Jo kembali.
Waktu tengah menunjukkan pukul 09:15, sudah satu jam lebih Jo
menunggu kedatangan JunHyung yang tuk kunjung muncul. Suara rintik hujan mulai
terdengar dan mengiringi penantian Jo. Sebelumnya Jo juga pernah menunggu
JunHyung, namun saat itu ada KyuHyun yang menemaninya, jadi ia merasa tak
sendirian. Semenjak kejadian antara KyuHyun dan JunHyung, Jo menjadi kurang
nyaman berada di sekitar KyuHyun. Bukan karena KyuHyun, tapi karena
kehidupannya yang membuat profesornya tersebut ikut terseret dan mendengar
perkataan kurang sopa dari JunHyung. Ia tak ingin kembali menorehkan ketidak
sopanan pada KyuHyun. Jo sangat berterima kasih dan berhutang budi pada
KyuHyun, karenanya ia tak akan menyakitinya.
Namun siapa sangka bahwa saat ini KyuHyun tengah tersakiti
melihat Jo menunggu JunHyung dalam keadaan hujan yang semakin deras di luaran
sana. Ingin sekali ia menghampiri dan menemani Jo, atau bahkan segera
mengantarkan Jo pulang agar gadis itu bisa segera beristirahat di rumah dan
menghangatkan dirinya. Namun Kyuhyun dapat membaca dengan jelas bagaimana
perubahan Jo padanya sejak kejadian hari itu. Ia menyesal telah membalas dan
meladeni omongan JunHyung. Harusnya ia cukup diam agar tidak terlihat ikut
campur. Ia mengira bahwa Jo tidak nyaman karena tindakannya.
Di sisi lain, JunHyung mengendarai mobilnya ddengan kecepatan
tinggi di tengah derasnya rintik hujan malam itu. Ia terlihat begitu cemas, dan
berulang kali melirik jam tangannya. Iapun tak segan-segan mengklakson panjang
mobil-mobil yang menghalangi jalannya.....
(to be continue..)
Agen Casino Terbesar di Indonesia !
BalasHapusVAZBET - Agen SBO Casino
Menyediakan Promo tahun baru 2019!
- Untuk new member Deposit minimal 50.000 dapat bonus 20%!
- Sedang kurang hoki? kami berikan cashback sebesar 5% dari total kekalahan mingguan !
(min total kekalahan 500rb)
- Bonus next deposit 5% dengan minimal deposit 50rb !
WA: +855 878 795 20
Website: WWW . VAZBETGAME . COM