PART 5
BAU KHAS TUBUHMU
Pernah suatu ketika aku melihat Gadis memejamkan matanya, tersenyum dan
merasakan hembusan angin di sekililingnya. Semakin angin menggerayap masuk
dalam pori-porinya, memasuki kedua lubang hidungnya, dan menggelitik organ
tubuhnya, Semakin mengembang pula senyumnya.
Aku sungguh penasaran apa yang membuatnya sangat bahagia hanya dengan
deru angin yang bersinggungan dengannya. Akhirnya aku mendekat kearah Gadis,
Memenuhi rasa penasaranku, aku bertanya pada Gadis tentang hal menyenangkan
yang ia rasakan. Gadis mengajakku duduk bersama di sebuah teras dengan
secangkir coklat hangat. Sebenarnya aku mengajaknya untuk masuk kedalam rumah karena
cuaca yang cukup dingin, namun Gadis memilih untuk bercerita di tengah
dinginnya hembusan angin. Saat kutanya mengapa, ia hanya menaikkan kedua
pundaknya seraya tersenyum dan berkata lirih “Bukankah sangat menyenangkan
menikmati hangatnya coklat ditemani angin..?”
Aku tak ingin membalas ucapannya. Aku hanya ingin segera tahu cerita
menarik berikutnya yang mampu membuatnya tersenyum hangat di tengah cuaca yang
cukup dingin. Yang mampu membuatnya bahagia di tengah deru lalu-lalang angin.
Yang mampu membuatnya terlihat sangat damai.
“Aku selalu tahu saat Angin datang dan berada di dekatku..” Ujar Gadis
pelan. Aku tahu semua ini akan kembali lagi pada Angin. Senyum Gadis selalu
memiliki cerita tentang Angin dan selalu tentang Angin. Kali ini aku akan
mendengarkan kisah bahagia lainnya tentang sosok Angin.
“Aku selalu bisa merasakan kehadiran Angin. Saat Angin berjalan mendekat
kearahku dari belakang, aku selalu bisa menebak kehadirannya. Kau tahu kenapa?
Karena bau khas tubuhnya sejak pertama bertemu telah terlafal dalam ingatanku.
Kau tahu bau khas tubuhnya yang paling aku suka saat apa? Saat ia selesai
dengan aktifitas olahraganya. Bau keringatnya adalah favorit buatku” Gadis
terkekeh sejenak, “Angin sempat tak percaya bahwa keringatnya pun berbau istimewa
di indra penciumanku. Mungkin hingga sekarangpun Angin tak akan mempercainya.
Tapi tak ada yang tahu betapa bau itulah yang selalu membuatku merindu. Baunya
sangat khas, ketika ada suara langkah kaki mendekat, aku langsung tahu bahwa
itu Angin. Baunya terlebih dulu menyapa indra-indraku. Pernah aku duduk di sebuah
kursi besar. Aku sibuk memainkan gadgetku. Sepasang langkah berhenti tepat
dibelakangku, diam dan sepertinya sedang memperhatikanku. Namun aku langsung
tahu bahwa itu adalah Angin”
“Apa hingga kini kau masih dapat mengingat bau khasnya?” Tanyaku penasaran
“Tentu saja..“
“Seperti apa sesungguhnya bau khas Angin?”
“Baunya sangat khas, campuran antara aroma Bungah Sepatu, ladang padi,
serta tanah yang basah setelah hujan turun, semakin menyengat dengan campuran aroma
khas musim semi, sangat berbeda dan tak mudah terlupakan. Hingga sekarang angin
yang datang berhembuspun bukannya membawa pergi bau khas tubuhnya tapi seperti
membawa pulang memori dengan semerbak khas tubuh Angin, Anginku” Jawab Gadis
seraya tersenyum.
“Angin saja marah padaku..
Bertanya pada Tuhan,
Kenapa tak dapat menyapu bersih bau khas tubuhmu dari
ingatanku..”