Jumat, 01 Juni 2018

[FF] MARRY AN IDOL ~ (14)


Empat Belas
JunHyung masih terlihat kisruh dengan lembaran-lembaran kertas musik yang ada di depannya. Ia tengah menyiapkan album solonya yang berjudul “Goodbye20’s”. Walaupun ia memasukkan beberapa lagu yang telah rilis sebelumnya, namun juga banyak lagu baru yang harus segera ia selesaikan. Beberapa lagu dalam album baru ini juga merupakan lagu duet bersama beberapa penyanyi sepeti 10cm, Heize, dan Baek A Yong. Tak terasa waktu sudah menunjukkan pukul 09:00 malam. JunHyung bahkan melupakan janjinya untuk makan malam berdua bersama Jo.
Kikwang yang baru selesei syuting variety terbarunya “Why Not: The Dancer” memang sengaja singgah terlebih dulu ke agensi untuk berlatih beberaapa koreo. Melihat ruang produksi yang biasa ditempati oleh JunHyung masih menyala, ia memutuskan untuk sekedar menyapa JunHyung.
“Hyung.. kau belum pulang..?” Sapa Kikwang yang membuyarkan konsentrasi JunHyung.
“Ah..” JunHyung terkejut dengan sapaan Kikwang, “wasso..” Lanjut JunHyung.
“Hoo... “ Jawab Kikwang
JunHyung kembali fokus pada musiknya. Kikwang berdiri sejenak melihat-lihat ruangan JunHyung. Suasana hening membuatnya menelan ludah perlahan
“geun-de.. Hyung.. apa kau sudah makan malam..? na-rang meog-ja..” Ajak Kikwang kemudian
JunHyung mengehentikan pekerjaannya. Sontak ia teringat akan janji yang ia buat bersama dengan Jo. JunHyung melihat jam tangannya dan seketika langsung berdiri membuat Kikwang terkejut. JunHyung segera merapikan stuff-nya dan mengambil jacketnya. Melihat tingkah gisruh JunHyung, Kikwang semakin kebingungan.
“wae wae hyung..?” tanya Kikwang
“na ganda...” Ujar JunHyung cepat dan kemudian bergegas meninggalkan Kikwang menuju kampus Jo. Langkahnya terhenti saat dilihatnya hujan deras mengguyur jalanan Seoul malam itu.
“aiiishhh.. jinjja...” keluh JunHyung. Ia segera berlari menuju mobil yang ia parkir depan agensinya.
JunHyung mengendarai mobilnya dengan kecepatan tinggi di tengah derasnya hujan malam itu. Ia terlihat begitu cemas dan berulang kali melirik jam tangannya. Ia juga tak segan-segan mengklakson panjang mobil-mobil yang menghalangi jalannya. Karena cuaca yang lumayan buruk malam itu, jalanan Seoul terlihat semakin macet. Banyak mobil-mobil yang melaju dengan kecepatan rendah di tengah hujan. Waktu 20 menit yang biasa ia habiskan untuk menuju kampus Jo menjadi semakin lama karena kondisi cuaca. Rasa paniknya bahkan membuatnya lupa untuk menghubungi Jo terlebih dulu, yang ia pikirkan hanyalah keadaan Jo yang pasti sedang menunggunya.
###
“aku akan mengantarmu pulang.. kajja..” ujar KyuHyun tiba-tiba.
Sontak Jo terkejut dengan ajakan yuHyun yang tiba-tiba sudah berdiri dibelakangnya.
“ah kyusungnim.. anda belum pulang..?” sapa Jo sopan
“kajja... aku akan mengantarmu pulang” ajak KyuHyun lagi
“ah.. jungsuhamnida.. saya sudah ada janji..”
“nampyeon-eyo..???”
Jo mencoba untuk tersenyum dengan menunjukkan sederetan giginya.
“michosso..?? kau sudah duduk disini menunggunya hampir dua jam..” KyuHyun tak lagi dapat menahan amarahnya. Ia menumpahkan semuanya di depan Jo
“ottoke arassoyo..?” tanya Jo tercengang melihat KyuHyun yang mengetahui hal tersebut.
KyuHyun terdiam sejenak. Ia merasa sedang tertangkap basah telah memperhatikannya dari tadi.
“apakah anda melihatku dari tadi..??” tanya Jo lagi “anda menungguku..?” lanjut Jo bertanya
KyuHyun hanya terdiam mendengar semua pertanyaan Jo. Ia menarik nafas pelan dan kemudian meraih pergelangan tangan Jo
“yang penting sekarang mari kita pergi dulu.. aku akan mengantarmu pulang, cuaca sangat buruk, kau bisa sakit jika terus menunggunya di luar. Kau bisa menghubunginya lagi nanti jika sudah sampai di rumahmu..” Ujar KyuHyun seraya menarik Jo bersamanya dan mengajaknya memasuki mobilnya yang telah berhenti di depan loby fakultas. Petugas valet kampus turun dari mobil KyuHyun dan menyerahkan kunci mobilnya pada KyuHyun. Kyuhyun membukakan pintu mobil untuk Jo dan menyuruh Jo masuk dalam mobilnya.
Jo yang tidak dapat berpikir jernih karena semua hal yang mendadak tersebut pun menuruti permintaan KyuHyun. Ia masuk perlahan ke dalam mobil KyuHyun. Ia masih memikirkan semua ucapan KyuHyun tadi. Apakah benar yang dikatakan oleh teman-temannya bahwa KyuHyun menyukai dirinya? pertanyaan tersebut memenuhi pikiran Jo. Jika benar, maka hal ini akan sangat mengganggu dan membuat Jo tidak  nyaman, dan mungkin juga akan membuat KyuHyun tidak nyaman berada di samping Jo.
KyuHyun menyalahkan mesin mobilnya dan pergi meninggalkan kampus menuju apartemen Jo. Mobilnya melintasi gerbang kampus dan tepat pada saat itu juga mobil dari arah berlawanan menghentikan mobilnya. JunHyung menginjak remnya cepat saat dilihatnya bayangan Jo duduk di dalam mobil KyuHyun bersebelahan dengan KyuHyun. Ia menoleh ke belakang melihat mobil KyuHyun yang melaju semakin jauh meninggalkan kampus. JunHyung memukul kemudianya keras-keras. Ia baru ingat harusnya ia menghubungi Jo terlebih dulu dan menyuruhnya untuk menunggu. JunHyung pun segera mengambil smartphone-nya dan menghubungi nomor Jo.
###
Jo melihat panggilan masuk dari JunHyung. Ia pun segera menekan tombol reject dan mengirim pesan pada JunHyung.
“oppa.. aku menunggumu di rumah” – Sender: Jo
Setelah mengirim pesan pada JunHyung, Jo pun memasukkan kembali ponselnya ke dalam tas ranselnya.
“angkat saja tidak apa-apa..” Ujar KyuHyun saat mengetahui Jo menolak panggilan JunHyung.
Jo hanya terdiam dan tersenyum kecil.
KyuHyun menambah volume penghangat di mobilnya.
Jo hanya terdiam selama berada di mobil KyuHyun, banyak hal yang ia pikirkan. Ia ingin menanyakan pada KyuHyun kenapa dia melakukan hal tersebut. Bukankah sudah sangat berlebihan jika itu dikatakan sebagai perhatian dari seorang profesor pada mahasiswinya?
KyuHyun mengehentikan mobilnya di depan apartemen Jo. Jo membuka sabuk pengamannya pelan.
“ah.. ada payung di bangku belakang, sebentar..” KyuHyun hendak mengambil payung yang ada di bangku belakangnya sampai Jo memanggilnya pelan
“Kyusungnim..” panggil Jo pelan menghentikan gerakan KyuHyun
“nhe..?”
“gwenchanayo.. aku bisa berlari.. lagi pula jaraknya tidak jauh..”
“annieyo... kau tetap bisa basah...”
“waeyo..?” tanya Jo kemudian.
KyuHyun menatap Jo lekat-lekat yang kini terlihat begitu serius di depannya.
“kyusungnim naneun jo-ha e...???” tanya Jo tiba-tiba
KyuHyun merasakan jantungnya berdetak berkali-kali lipat saat ini. Lidahnya keluh untuk menjawab pertanyaan Jo.
“anni... semua temanku berkata seperti itu.... anniji..?” tanya Jo memastikan dengan senyumnya yang dipaksa “bagaimana mungkin kyusungnim menyukaiku.... ini akan sangat tidak nyaman bukan... “ Jo mengakhiri kalimatnya dengan tawa kecilnya.
Mendengar perkataan Jo, KyuHyun dapat menangkap bahwa Jo sedang berkata padanya secara tersirat “kau jangan menyukaiku”, KyuHyun pun tersenyum dan mengambil payungnya. Ia menyodorkan payungnya pada Jo
“anniyo gereum.. aku menyukai semua mahasiswaku. Aku harus memastikan bahwa semua mahasiswa selalu dalam kondisi baik-baik saja, ini ambillah” Ujar KyuHyun seraya memberikan payungnya pada Jo
Jo pun tersenyum lega pada KyuHyun
“kamsa hamnida kyusungnim.. “ Kata Jo seraya mengambil payung dari tangan KyuHyun.
“sampai jumpa besok...” ujar KyuHyun pada Jo yang hanya mengangguk pelan saat sudah berdiri di luar mobilnya. KyuHyun pun melaju kembali menuju rumahnya.
Jo berjalan perlahan menuju apartemennya. Ia memasuki apartemennya yang masih gelap gulita.
“ah.. rupanya oppa belum pulang, dia pasti sibuk...” gumam Jo seraya berjalan menuju kamar ganti untuk mengganti bajunya yang sedikit basah.
Jo membersihkan dirinya dan merebahkan tubuhnya di sofa ruang tengah. Ia merasakan tenaganya telah terkuras habis malam ini. Ia bahkan beberapa kali bersin dan merasakan kepalanya serasa ingin meledak, wajahnya terlihat sangat merah, bahkan matanya pun terlihat sangat merah dan berat. Jo pun mengambil selimut besarnya dan menyelimuti tubuhnya. Ia merebahkan tubuhnya di Sofa seraya bergumam pelan, “aku akan tidur dulu 15 menit dan menyiapkan makan malam untuk oppa nanti”, dan iapun terlelap.
###
JunHyung menerima pesan yang dikirimkan Jo padanya. Ia tak menyangka bahwa Jo akan menolak panggilannya. Jo sendiri belum mengetahui bahwa JunHyung melihatnya pulang bersama dengan KyuHyun. Setelah membaca pesan Jo, JunHyung segera mengendarai mobilnya menuju apartemennya.
“bagaimana mungkin dia menolak panggilanku saat bersama dengan pria itu..” gumam JunHyung seraya mengendalikan kemudia mobilnya. Ia terlihat cukup kesal, “dia sudah berjanji akan menunggu di kampus dan tidak lag bersama pria itu..” lanjut JunHyung kesal. Namun disisi lain, ia juga menyalahkan dirinya sendiri karena lupa dengan jadwal yang ia buat bersama Jo, ia malah sibuk dengan persiapan album barunya. Ia menaikkan kecepatan kendaranya.
JunHyung memarkir mobilnya di parkiran basement apartemennya. Ia bergegas menaiki elevator menuju nomor apartemennya.
“Jo ya ~..” ia memanggil nama Jo begitu masuk ke dalam apartemennya, “kurasa kita harus bicara..” lanjutnya
Suasana hening dan tak ada jawaban dari Jo. JunHyung menengok kedalam rumahnya. Lampu apartemennya sudah menyala, dan ia yakin bahwa Jo telah sampai di rumah terlebih dulu. Namun, ia tak menjumpai sosok Jo.
“apakah dia pergi lagi dengan pria itu...” gumam JunHyung menggerutu.
JunHyung menuju kamarnya, tak ditemui sosok Jo. Ia menuju kamar mandi, namun tak juga ditemui sosok Jo. Ia pun berjalan menuju ruang tengah. Tubuh Jo tak terlihat oleh JunHyung karena tertutup oleh sofa yang cukup besar. Begitu JunHyung hendak melangkah ke dapur, ia melewati sofa ruang tengah dan melihat sebongkah manusia yang terbalut selimut putih tebal.
“kamchagiya...” ujar JunHyung kaget, ia mengamati balutan selimut putih besar yang terdampar di atas sofa tersebut. JunHyung perlahan mengulurkan tangannya dan menggoyangkan pelan balutan putih besar tersebut. ia menyadari bahwa yang ia pegang barusan adalah kaki manusia, “Jo...” panggilnya pelan. Namun tak ada sahutan. JunHyung kembali memegang pelan bongkahan berbalut selimut tersebut, dan menggoyang-goyangkan pelan layaknya sedang membangunkan orang yang tertidur, “Jo matchi...??? Jo khunna... ~ palli irona.. “ Ujar JunHyung setelah memastika bahwa ada manusia di dalam selimut tersebut, “Ya~... ironawa...” Ujar JunHyung kembali. Ia menyuruh Jo untuk segera bangun.
Jo yang tengah pulas, dapat mendengar suara JunHyung dan mulai membuka tabir selimut yang menutup mukanya. Ia mendongak pelan saat dijumpainya wajah JunHyung. Ia mencoba untuk bangun namun tubuhnya tak mendengarkannya. Ia bahkan mulai kehilangan kesadaran untuk melihat JunHyung. Wajah JunHyung mulai memudar,
“Oppa...” Ujar Jo pelan yang kemudian tak sadarkan diri. \
Melihat wajah Jo yang kemerahan serta cara Jo memanggil dirinya, JunHyung langsung menyadari bahwa ada yang tidak beres dengan Jo. Ia segera meraih kepala Jo seraya duduk di samping Jo
“Ya ~ No waegere...??” tanya JunHyung panik. Ia semakin panik saat merasakan bahwa suhu tubuh Jo begitu panas. Menyadari Jo yang sudah tak sadarkan diri, JunHyung segera membopong tubuh Jo dan memindahkannya ke kamar tidur. Ia merebahkan tubuh Jo perlahan dan menutupinya sebelah dengan selimut.
JunHyung mengambil termometer yang ada di laci mejanya, kemudian mengukur suhu tubuh Jo. Tanpa banyak bicara, ia segera berlari ke dapur, mengambil handuk dan beberapa es batu kotak kecil yang dimasukkan ke dalam handuk, mengikat handuknya rapat dan menaruhnya ke dalam baskom kecil. Ia membawa baskom tersebut ke kamar dan kemudian memijat pelan dahi Jo menggunakan handuk yang sudah terisi penuh dengan es batu. Satu tangannya yang lain menggenggam erat tangan Jo.
“waegere..??, jalmotesso... mianhe.. “ Ujar JunHyung seraya merawat Jo pelan-pelan.
JunHyung pun mengkompres dahi Jo dengan handuk basah dan menjaganya semalaman. Ia sengaja mengambil sebuah kursi dan diletakkan di samping ranjang tempat Jo tertidur untuknya duduk dan menjaga Jo. JunHyung memantau Jo dengan sesekali mengecek suhu tubuh Jo. Ia bahkan tertidur dengan posisi duduk di damping Jo.
###
Pagi itu, mentari pagi menyusup di sela jendela kamar apartemen JunHyung dan Jo. Jo membuka matanya perlahan. Ia mendapati handuk basah yang telah mengering tergeletak di atas dahinya. Jo mengedipkan matanya perlahan. Ia mulai tersadar dan mengingat bahwa tubuhnya dalam kondisi yang kurang baik semalam. Ia melihat sekelilingnya. Matanya terhenti pada sosok JunHyung yang masih tertidur pulas di samping ranjang tempat ia terbaring. Ia memandang lekat wajah JunHyung. Ini kali kedua Jo memandang ekat wajah JunHyung yang tengah tertidur pulas. Ia menghembuskan nafas dalam dan tersenyum kecil melihat JunHyung dengan berbagai peralatan medis yang ala-kadarnya disampingnya. Ia bersyukur memiliki JunHyung disisinya.
JunHyung membuka matanya perlahan. Didapatinya Jo tengah terjaga dan duduk di atas ranjang seraya memandanginya tertidur.
“ah.. kau sudah bangun rupanya...gwenchana..?” Ujar JunHyung seraya memegang dahi Jo untuk memastikan
“na gwenchana.. minahe oppa....”
“mwoga mianhe..”
“kemarin aku pulang terlebih dulu...dan juga gomawoo untuk semuanya..”
“na mianhesso.. aku datang terlambat saat sudah ada janji denganmu...”
Jo tersenyum, “na jeongmal gwenchana.., ah.. jam berapa sekarang”
“07:30, wae..??”
“mwo...???? aku akan terlambat.. aku harus siap-siap..” Ujar Jo panik seraya mencoba turun dari tempat tidur.
JunHyung meraih pergelangan tangan Jo seraya bertanya “eoddii ga..??”
“aku haru ke kampus.. aku ada jadwal asisten...”
“anniya... kau tidak bisa berangkat”
“ah wae..??”
“kau masih belum sembuh”
“mwoga... na jeongmal gwenchana...”
“anni..” Ujar JunHyung singkat seraya menyuruh Jo tetap berada di tempat tidur
“keun-de...”
“dengarkan aku.... kau hari ini harus istirahat di rumah...”
“keun-de.....”
“aku akan bicara pada profesormu...” JunHyung meraih ponsel Jo yang tergeletak di atas meja kamar. Ia mencari kontak KyuHyun di ponsel Jo dan menghubunginya.
Jo tak dapat mengelak selain menuruti keinginan JunHyung. Ia berharap semua akan baik-baik saja.
###
KyuHyun mendengar dering ponselnya, ia melihat ke arah layar ponselnya dan mendapati nama Jo tertera di sana. KyuHyun segera menerima panggilan dari Jo
“Ah Jo.. waeyo..???” tanya KyuHyun pada Jo dari balik telfon
“naya... JunHyung” terdengar suara JunHyung dari balik telfon.
“ah.. JunHyung-ssi” jawab KyuHyun pelan
“aku mau mengabarkan kalau hari ini Jo tidak dapat berangkat karena tidak enak badan, aku harap kau bisa memaklumi” jelas JunHyung
“ah... keroguna... arasso... “ balas KyuHyun
Mendengar jawaban KyuHyun, JunHyung hendak mematikan ponselnya, namun KyuHyun menyelanya,
“geun-de JunHyung-ssi...” ujar KyuHyun sebelum JunHyung menutup telfonnya “aku ingin bicara denganmu, bagaimana kalau kita bertemu. Aku akan menunggumu malam nanti di XXXXXXXXXXXXX” Ujar KyuHyun memberikan alamat sebuah cafe di Seoul.
Mendengar hal tersebut, ingin rasanya JunHyung langsung bertanya dan meminta KyuHyun bicara langsung hal yang ingin diungkapkannya. Namun JunHyung sedang bicara di telfon dengan KyuHyun dan ada Jo yang tengah duduk seraya melihatnya.
“arasso...” ujar JunHyung mengiyahkan cepat.
JunHyung pun menutup telfonnya.
“ottoke oppa..?” tanya Jo setelah JunHyung menutup panggilannya
“gwenchana... kau harus istirahat saja hari ini di rumah..” jawab JunHyung seraya tersenyum pelan.
Ia mengalihkan pandangannya dari Jo dan perlahan senyumnya menghilang, ia mengetahui dengan jelas apa yang akan dibicarakan KyuHyun padanya.
~