Empat
Belas
JunHyung masih terlihat kisruh dengan
lembaran-lembaran kertas musik yang ada di depannya. Ia tengah menyiapkan album
solonya yang berjudul “Goodbye20’s”. Walaupun ia memasukkan beberapa lagu yang
telah rilis sebelumnya, namun juga banyak lagu baru yang harus segera ia
selesaikan. Beberapa lagu dalam album baru ini juga merupakan lagu duet bersama
beberapa penyanyi sepeti 10cm, Heize, dan Baek A Yong. Tak terasa waktu sudah
menunjukkan pukul 09:00 malam. JunHyung bahkan melupakan janjinya untuk makan
malam berdua bersama Jo.
Kikwang yang baru selesei syuting variety
terbarunya “Why Not: The Dancer” memang sengaja singgah terlebih dulu ke agensi
untuk berlatih beberaapa koreo. Melihat ruang produksi yang biasa ditempati
oleh JunHyung masih menyala, ia memutuskan untuk sekedar menyapa JunHyung.
“Hyung.. kau belum pulang..?” Sapa Kikwang
yang membuyarkan konsentrasi JunHyung.
“Ah..” JunHyung terkejut dengan sapaan
Kikwang, “wasso..” Lanjut JunHyung.
“Hoo... “ Jawab Kikwang
JunHyung kembali fokus pada musiknya.
Kikwang berdiri sejenak melihat-lihat ruangan JunHyung. Suasana hening
membuatnya menelan ludah perlahan
“geun-de.. Hyung.. apa kau sudah makan
malam..? na-rang meog-ja..” Ajak Kikwang kemudian
JunHyung mengehentikan pekerjaannya. Sontak
ia teringat akan janji yang ia buat bersama dengan Jo. JunHyung melihat jam
tangannya dan seketika langsung berdiri membuat Kikwang terkejut. JunHyung
segera merapikan stuff-nya dan mengambil jacketnya. Melihat tingkah gisruh
JunHyung, Kikwang semakin kebingungan.
“wae wae hyung..?” tanya Kikwang
“na ganda...” Ujar JunHyung cepat dan
kemudian bergegas meninggalkan Kikwang menuju kampus Jo. Langkahnya terhenti
saat dilihatnya hujan deras mengguyur jalanan Seoul malam itu.
“aiiishhh.. jinjja...” keluh JunHyung. Ia
segera berlari menuju mobil yang ia parkir depan agensinya.
JunHyung mengendarai mobilnya dengan
kecepatan tinggi di tengah derasnya hujan malam itu. Ia terlihat begitu cemas dan
berulang kali melirik jam tangannya. Ia juga tak segan-segan mengklakson
panjang mobil-mobil yang menghalangi jalannya. Karena cuaca yang lumayan buruk
malam itu, jalanan Seoul terlihat semakin macet. Banyak mobil-mobil yang melaju
dengan kecepatan rendah di tengah hujan. Waktu 20 menit yang biasa ia habiskan
untuk menuju kampus Jo menjadi semakin lama karena kondisi cuaca. Rasa paniknya
bahkan membuatnya lupa untuk menghubungi Jo terlebih dulu, yang ia pikirkan
hanyalah keadaan Jo yang pasti sedang menunggunya.
###
“aku akan mengantarmu pulang.. kajja..”
ujar KyuHyun tiba-tiba.
Sontak Jo terkejut dengan ajakan yuHyun
yang tiba-tiba sudah berdiri dibelakangnya.
“ah kyusungnim.. anda belum pulang..?” sapa
Jo sopan
“kajja... aku akan mengantarmu pulang” ajak
KyuHyun lagi
“ah.. jungsuhamnida.. saya sudah ada
janji..”
“nampyeon-eyo..???”
Jo mencoba untuk tersenyum dengan
menunjukkan sederetan giginya.
“michosso..?? kau sudah duduk disini
menunggunya hampir dua jam..” KyuHyun tak lagi dapat menahan amarahnya. Ia
menumpahkan semuanya di depan Jo
“ottoke arassoyo..?” tanya Jo tercengang
melihat KyuHyun yang mengetahui hal tersebut.
KyuHyun terdiam sejenak. Ia merasa sedang
tertangkap basah telah memperhatikannya dari tadi.
“apakah anda melihatku dari tadi..??” tanya
Jo lagi “anda menungguku..?” lanjut Jo bertanya
KyuHyun hanya terdiam mendengar semua
pertanyaan Jo. Ia menarik nafas pelan dan kemudian meraih pergelangan tangan Jo
“yang penting sekarang mari kita pergi
dulu.. aku akan mengantarmu pulang, cuaca sangat buruk, kau bisa sakit jika
terus menunggunya di luar. Kau bisa menghubunginya lagi nanti jika sudah sampai
di rumahmu..” Ujar KyuHyun seraya menarik Jo bersamanya dan mengajaknya
memasuki mobilnya yang telah berhenti di depan loby fakultas. Petugas valet
kampus turun dari mobil KyuHyun dan menyerahkan kunci mobilnya pada KyuHyun.
Kyuhyun membukakan pintu mobil untuk Jo dan menyuruh Jo masuk dalam mobilnya.
Jo yang tidak dapat berpikir jernih karena
semua hal yang mendadak tersebut pun menuruti permintaan KyuHyun. Ia masuk
perlahan ke dalam mobil KyuHyun. Ia masih memikirkan semua ucapan KyuHyun tadi.
Apakah benar yang dikatakan oleh teman-temannya bahwa KyuHyun menyukai dirinya?
pertanyaan tersebut memenuhi pikiran Jo. Jika benar, maka hal ini akan sangat
mengganggu dan membuat Jo tidak nyaman,
dan mungkin juga akan membuat KyuHyun tidak nyaman berada di samping Jo.
KyuHyun menyalahkan mesin mobilnya dan
pergi meninggalkan kampus menuju apartemen Jo. Mobilnya melintasi gerbang
kampus dan tepat pada saat itu juga mobil dari arah berlawanan menghentikan
mobilnya. JunHyung menginjak remnya cepat saat dilihatnya bayangan Jo duduk di
dalam mobil KyuHyun bersebelahan dengan KyuHyun. Ia menoleh ke belakang melihat
mobil KyuHyun yang melaju semakin jauh meninggalkan kampus. JunHyung memukul
kemudianya keras-keras. Ia baru ingat harusnya ia menghubungi Jo terlebih dulu
dan menyuruhnya untuk menunggu. JunHyung pun segera mengambil smartphone-nya
dan menghubungi nomor Jo.
###
Jo melihat panggilan masuk dari JunHyung.
Ia pun segera menekan tombol reject dan mengirim pesan pada JunHyung.
“oppa.. aku menunggumu di rumah” – Sender: Jo
Setelah mengirim pesan pada JunHyung, Jo
pun memasukkan kembali ponselnya ke dalam tas ranselnya.
“angkat saja tidak apa-apa..” Ujar KyuHyun
saat mengetahui Jo menolak panggilan JunHyung.
Jo hanya terdiam dan tersenyum kecil.
KyuHyun menambah volume penghangat di
mobilnya.
Jo hanya terdiam selama berada di mobil
KyuHyun, banyak hal yang ia pikirkan. Ia ingin menanyakan pada KyuHyun kenapa
dia melakukan hal tersebut. Bukankah sudah sangat berlebihan jika itu dikatakan
sebagai perhatian dari seorang profesor pada mahasiswinya?
KyuHyun mengehentikan mobilnya di depan
apartemen Jo. Jo membuka sabuk pengamannya pelan.
“ah.. ada payung di bangku belakang,
sebentar..” KyuHyun hendak mengambil payung yang ada di bangku belakangnya
sampai Jo memanggilnya pelan
“Kyusungnim..” panggil Jo pelan
menghentikan gerakan KyuHyun
“nhe..?”
“gwenchanayo.. aku bisa berlari.. lagi pula
jaraknya tidak jauh..”
“annieyo... kau tetap bisa basah...”
“waeyo..?” tanya Jo kemudian.
KyuHyun menatap Jo lekat-lekat yang kini
terlihat begitu serius di depannya.
“kyusungnim naneun jo-ha e...???” tanya Jo
tiba-tiba
KyuHyun merasakan jantungnya berdetak
berkali-kali lipat saat ini. Lidahnya keluh untuk menjawab pertanyaan Jo.
“anni... semua temanku berkata seperti
itu.... anniji..?” tanya Jo memastikan dengan senyumnya yang dipaksa “bagaimana
mungkin kyusungnim menyukaiku.... ini akan sangat tidak nyaman bukan... “ Jo
mengakhiri kalimatnya dengan tawa kecilnya.
Mendengar perkataan Jo, KyuHyun dapat
menangkap bahwa Jo sedang berkata padanya secara tersirat “kau jangan menyukaiku”, KyuHyun pun tersenyum dan mengambil
payungnya. Ia menyodorkan payungnya pada Jo
“anniyo gereum.. aku menyukai semua
mahasiswaku. Aku harus memastikan bahwa semua mahasiswa selalu dalam kondisi
baik-baik saja, ini ambillah” Ujar KyuHyun seraya memberikan payungnya pada Jo
Jo pun tersenyum lega pada KyuHyun
“kamsa hamnida kyusungnim.. “ Kata Jo
seraya mengambil payung dari tangan KyuHyun.
“sampai jumpa besok...” ujar KyuHyun pada
Jo yang hanya mengangguk pelan saat sudah berdiri di luar mobilnya. KyuHyun pun
melaju kembali menuju rumahnya.
Jo berjalan perlahan menuju apartemennya.
Ia memasuki apartemennya yang masih gelap gulita.
“ah.. rupanya oppa belum pulang, dia pasti
sibuk...” gumam Jo seraya berjalan menuju kamar ganti untuk mengganti bajunya
yang sedikit basah.
Jo membersihkan dirinya dan merebahkan
tubuhnya di sofa ruang tengah. Ia merasakan tenaganya telah terkuras habis
malam ini. Ia bahkan beberapa kali bersin dan merasakan kepalanya serasa ingin
meledak, wajahnya terlihat sangat merah, bahkan matanya pun terlihat sangat
merah dan berat. Jo pun mengambil selimut besarnya dan menyelimuti tubuhnya. Ia
merebahkan tubuhnya di Sofa seraya bergumam pelan, “aku akan tidur dulu 15
menit dan menyiapkan makan malam untuk oppa nanti”, dan iapun terlelap.
###
JunHyung menerima pesan yang dikirimkan Jo
padanya. Ia tak menyangka bahwa Jo akan menolak panggilannya. Jo sendiri belum
mengetahui bahwa JunHyung melihatnya pulang bersama dengan KyuHyun. Setelah
membaca pesan Jo, JunHyung segera mengendarai mobilnya menuju apartemennya.
“bagaimana mungkin dia menolak panggilanku
saat bersama dengan pria itu..” gumam JunHyung seraya mengendalikan kemudia
mobilnya. Ia terlihat cukup kesal, “dia sudah berjanji akan menunggu di kampus
dan tidak lag bersama pria itu..” lanjut JunHyung kesal. Namun disisi lain, ia
juga menyalahkan dirinya sendiri karena lupa dengan jadwal yang ia buat bersama
Jo, ia malah sibuk dengan persiapan album barunya. Ia menaikkan kecepatan
kendaranya.
JunHyung memarkir mobilnya di parkiran
basement apartemennya. Ia bergegas menaiki elevator menuju nomor apartemennya.
“Jo ya ~..” ia memanggil nama Jo begitu
masuk ke dalam apartemennya, “kurasa kita harus bicara..” lanjutnya
Suasana hening dan tak ada jawaban dari Jo.
JunHyung menengok kedalam rumahnya. Lampu apartemennya sudah menyala, dan ia
yakin bahwa Jo telah sampai di rumah terlebih dulu. Namun, ia tak menjumpai
sosok Jo.
“apakah dia pergi lagi dengan pria itu...”
gumam JunHyung menggerutu.
JunHyung menuju kamarnya, tak ditemui sosok
Jo. Ia menuju kamar mandi, namun tak juga ditemui sosok Jo. Ia pun berjalan
menuju ruang tengah. Tubuh Jo tak terlihat oleh JunHyung karena tertutup oleh
sofa yang cukup besar. Begitu JunHyung hendak melangkah ke dapur, ia melewati
sofa ruang tengah dan melihat sebongkah manusia yang terbalut selimut putih
tebal.
“kamchagiya...” ujar JunHyung kaget, ia
mengamati balutan selimut putih besar yang terdampar di atas sofa tersebut.
JunHyung perlahan mengulurkan tangannya dan menggoyangkan pelan balutan putih
besar tersebut. ia menyadari bahwa yang ia pegang barusan adalah kaki manusia,
“Jo...” panggilnya pelan. Namun tak ada sahutan. JunHyung kembali memegang
pelan bongkahan berbalut selimut tersebut, dan menggoyang-goyangkan pelan
layaknya sedang membangunkan orang yang tertidur, “Jo matchi...??? Jo khunna...
~ palli irona.. “ Ujar JunHyung setelah memastika bahwa ada manusia di dalam
selimut tersebut, “Ya~... ironawa...” Ujar JunHyung kembali. Ia menyuruh Jo
untuk segera bangun.
Jo yang tengah pulas, dapat mendengar suara
JunHyung dan mulai membuka tabir selimut yang menutup mukanya. Ia mendongak
pelan saat dijumpainya wajah JunHyung. Ia mencoba untuk bangun namun tubuhnya
tak mendengarkannya. Ia bahkan mulai kehilangan kesadaran untuk melihat
JunHyung. Wajah JunHyung mulai memudar,
“Oppa...” Ujar Jo pelan yang kemudian tak
sadarkan diri. \
Melihat wajah Jo yang kemerahan serta cara
Jo memanggil dirinya, JunHyung langsung menyadari bahwa ada yang tidak beres
dengan Jo. Ia segera meraih kepala Jo seraya duduk di samping Jo
“Ya ~ No waegere...??” tanya JunHyung
panik. Ia semakin panik saat merasakan bahwa suhu tubuh Jo begitu panas.
Menyadari Jo yang sudah tak sadarkan diri, JunHyung segera membopong tubuh Jo
dan memindahkannya ke kamar tidur. Ia merebahkan tubuh Jo perlahan dan
menutupinya sebelah dengan selimut.
JunHyung mengambil termometer yang ada di
laci mejanya, kemudian mengukur suhu tubuh Jo. Tanpa banyak bicara, ia segera
berlari ke dapur, mengambil handuk dan beberapa es batu kotak kecil yang
dimasukkan ke dalam handuk, mengikat handuknya rapat dan menaruhnya ke dalam
baskom kecil. Ia membawa baskom tersebut ke kamar dan kemudian memijat pelan
dahi Jo menggunakan handuk yang sudah terisi penuh dengan es batu. Satu
tangannya yang lain menggenggam erat tangan Jo.
“waegere..??, jalmotesso... mianhe.. “ Ujar
JunHyung seraya merawat Jo pelan-pelan.
JunHyung pun mengkompres dahi Jo dengan
handuk basah dan menjaganya semalaman. Ia sengaja mengambil sebuah kursi dan
diletakkan di samping ranjang tempat Jo tertidur untuknya duduk dan menjaga Jo.
JunHyung memantau Jo dengan sesekali mengecek suhu tubuh Jo. Ia bahkan tertidur
dengan posisi duduk di damping Jo.
###
Pagi itu, mentari pagi menyusup di sela
jendela kamar apartemen JunHyung dan Jo. Jo membuka matanya perlahan. Ia
mendapati handuk basah yang telah mengering tergeletak di atas dahinya. Jo
mengedipkan matanya perlahan. Ia mulai tersadar dan mengingat bahwa tubuhnya
dalam kondisi yang kurang baik semalam. Ia melihat sekelilingnya. Matanya
terhenti pada sosok JunHyung yang masih tertidur pulas di samping ranjang
tempat ia terbaring. Ia memandang lekat wajah JunHyung. Ini kali kedua Jo
memandang ekat wajah JunHyung yang tengah tertidur pulas. Ia menghembuskan
nafas dalam dan tersenyum kecil melihat JunHyung dengan berbagai peralatan
medis yang ala-kadarnya disampingnya. Ia bersyukur memiliki JunHyung disisinya.
JunHyung membuka matanya perlahan. Didapatinya
Jo tengah terjaga dan duduk di atas ranjang seraya memandanginya tertidur.
“ah.. kau sudah bangun rupanya...gwenchana..?”
Ujar JunHyung seraya memegang dahi Jo untuk memastikan
“na gwenchana.. minahe oppa....”
“mwoga mianhe..”
“kemarin aku pulang terlebih dulu...dan
juga gomawoo untuk semuanya..”
“na mianhesso.. aku datang terlambat saat
sudah ada janji denganmu...”
Jo tersenyum, “na jeongmal gwenchana..,
ah.. jam berapa sekarang”
“07:30, wae..??”
“mwo...???? aku akan terlambat.. aku harus
siap-siap..” Ujar Jo panik seraya mencoba turun dari tempat tidur.
JunHyung meraih pergelangan tangan Jo
seraya bertanya “eoddii ga..??”
“aku haru ke kampus.. aku ada jadwal
asisten...”
“anniya... kau tidak bisa berangkat”
“ah wae..??”
“kau masih belum sembuh”
“mwoga... na jeongmal gwenchana...”
“anni..” Ujar JunHyung singkat seraya
menyuruh Jo tetap berada di tempat tidur
“keun-de...”
“dengarkan aku.... kau hari ini harus
istirahat di rumah...”
“keun-de.....”
“aku akan bicara pada profesormu...”
JunHyung meraih ponsel Jo yang tergeletak di atas meja kamar. Ia mencari kontak
KyuHyun di ponsel Jo dan menghubunginya.
Jo tak dapat mengelak selain menuruti
keinginan JunHyung. Ia berharap semua akan baik-baik saja.
###
KyuHyun mendengar dering ponselnya, ia
melihat ke arah layar ponselnya dan mendapati nama Jo tertera di sana. KyuHyun
segera menerima panggilan dari Jo
“Ah Jo.. waeyo..???” tanya KyuHyun pada Jo
dari balik telfon
“naya... JunHyung” terdengar suara JunHyung
dari balik telfon.
“ah.. JunHyung-ssi” jawab KyuHyun pelan
“aku mau mengabarkan kalau hari ini Jo
tidak dapat berangkat karena tidak enak badan, aku harap kau bisa memaklumi”
jelas JunHyung
“ah... keroguna... arasso... “ balas
KyuHyun
Mendengar jawaban KyuHyun, JunHyung hendak
mematikan ponselnya, namun KyuHyun menyelanya,
“geun-de JunHyung-ssi...” ujar KyuHyun
sebelum JunHyung menutup telfonnya “aku ingin bicara denganmu, bagaimana kalau
kita bertemu. Aku akan menunggumu malam nanti di XXXXXXXXXXXXX” Ujar KyuHyun
memberikan alamat sebuah cafe di Seoul.
Mendengar hal tersebut, ingin rasanya
JunHyung langsung bertanya dan meminta KyuHyun bicara langsung hal yang ingin
diungkapkannya. Namun JunHyung sedang bicara di telfon dengan KyuHyun dan ada
Jo yang tengah duduk seraya melihatnya.
“arasso...” ujar JunHyung mengiyahkan
cepat.
JunHyung pun menutup telfonnya.
“ottoke oppa..?” tanya Jo setelah JunHyung
menutup panggilannya
“gwenchana... kau harus istirahat saja hari
ini di rumah..” jawab JunHyung seraya tersenyum pelan.
Ia mengalihkan pandangannya dari Jo dan
perlahan senyumnya menghilang, ia mengetahui dengan jelas apa yang akan dibicarakan
KyuHyun padanya.
~